Renungan Harian Katolik Hari Ini, Senin 15 Januari 2024: Hakikat Berpuasa

Renungan Harian Katolik Hari Ini, Senin 15 Januari 2024: Hakikat Berpuasa

Santo - detikJogja
Senin, 15 Jan 2024 05:00 WIB
Malam Misa Natal di Gereja Katolik Kristus Raja Surabaya
Ilustrasi renungan Katolik. Foto: Praditya Fauzi Rahman
Jogja -

Bagi umat Katolik, renungan harian adalah cara untuk memperdalam hubungannya dengan Tuhan. Berikut bacaan dan renungan harian Katolik hari ini.

Berdasarkan Kalender Liturgi, hari ini, Senin 15 Januari 2024 merupakan hari biasa, Tahun Liturgi BII; Peringatan fakultatif Beato Arnold Janssen, Imam. Santo Maurus dan Plasidus dkk, Martir. Santo Paulus, Pertapa. Santo Makarius, Pertapa; dengan warna Liturgi hijau.

Mengangkat tema tentang hakikat berpuasa, mari simak renungan harian Katolik berikut ini yang dihimpun dari buku Setahun Bersama Tuhan oleh Rm. Yohanes S. Lon, dkk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Renungan Harian Katolik Hari Ini 15 Januari 2024

Bacaan 1Sam. 15:16-23;

  • Lalu berkatalah Samuel kepada Saul: "Sudahlah! Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang difirmankan TUHAN kepadaku tadi malam." Kata Saul kepadanya: "Katakanlah."
  • Sesudah itu berkatalah Samuel: "Bukankah engkau, walaupun engkau kecil pada pemandanganmu sendiri, telah menjadi kepala atas suku-suku Israel? Dan bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel?
  • TUHAN telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka.
  • Mengapa engkau tidak mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?"
  • Lalu kata Saul kepada Samuel: "Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah ku tumpas.
  • Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di Gilgal."
  • Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.
  • Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."

Bacaan Mrk. 2:18-22

  • Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus: "Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?"
  • Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa.
  • Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
  • Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya.
  • Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula."

Renungan

Orang Farisi membandingkan murid-murid Yesus dengan murid-murid Yohanes dalam hal berpuasa. Murid-murid Yohanes selalu berpuasa, tidak dengan murid-murid Yesus yang makan saat orang berpuasa.

Yesus berkata kepada orang Farisi, ada saatnya murid-muridKu berpuasa, yaitu setelah aku pergi. Perumpamaan lain Yesus katakan, tidak mungkin orang menambal kain lama dengan kain baru. Maka nantinya akan mengoyakkan keduanya.

ADVERTISEMENT

Maksud dari perkataan Yesus adalah, setelah Ia diangkat ke surga, ia akan mengutus seorang penolong yaitu Roh Kudus. Roh kudus akan membaharui diri para murid menjadi manusia baru. Supaya dengan menjadi manusia baru, rahmat yang baru pun dapat bersemayam dalam diri mereka.

Kebaruan itu akan menghasilkan buah-buah yang enak untuk dinikmati. Dalam Roh Kudus mereka akan hidup sebagai manusia baru. Para murid harus meninggalkan manusia lama mereka dan mengenakan manusia baru.

Roh Allah akan berkarya melalui orang-orang yang disucikannya dalam kebaruan. Roh Allah tidak akan bersemayam dalam diri mereka yang menolak untuk dibarui, karena jika hal itu terjadi pasti misi Allah tidak akan berlanjut.

Berpuasa adalah juga penting, tetapi berpuasa hanya untuk dilihat banyak orang apa maknanya. Hakikat puasa itu hilang bersama niat yang menyimpang. Berpuasa juga bukan karena sebuah aturan yang sudah sistematis.

Orang hanya melihat puasa sebagai aturan bukan suatu keharusan bagi pembaruan diri seseorang. Apakah kita menjalani puasa hanya karena aturan? Atau karena puasa itu sangat penting untuk kebaruan iman kita oleh Roh Kudus?

Ya Allah, ajarkan kami untuk lebih bisa memahami makna puasa yang sesungguhnya. Berkatilah kami Tuhan supaya kami memiliki semangat untuk lebih dekat kepada-Mu. Khususnya dalam berpuasa. Semoga ketika kami tulus saat menjalankan ibadah padaMu.

Demikian renungan harian umat Katolik hari ini, Senin, 15 Januari 2024. Semoga berkat Tuhan menyertai kegiatan kita hari ini. Amin.




(apl/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads