Begini Kondisi Makam Kyai Kromo Ijoyo di Tengah Proyek Tol Jogja-Solo

Begini Kondisi Makam Kyai Kromo Ijoyo di Tengah Proyek Tol Jogja-Solo

Tim detikJogja - detikJogja
Selasa, 17 Okt 2023 22:25 WIB
Makam Kyai Kromo Ijoyo di Padukuhan Ketingan, Tirtoadi, Mlati, Sleman, yang masih berdiri di tengah pembangunan tol Jogja-Solo, Senin (16/10/2023).
Makam Kyai Kromo Ijoyo di Padukuhan Ketingan, Tirtoadi, Mlati, Sleman, yang masih berdiri di tengah pembangunan tol Jogja-Solo, Senin (16/10/2023). Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja
Sleman -

Makam Kyai Kromo Ijoyo masih berdiri di tengah pembangunan tol Jogja-Solo, Kabupaten Sleman. Begini kondisi makam tua tersebut.

Kondisi Makam

Pantauan detikJogja, lokasi makam berada di Padukuhan Ketingan, Tirtoadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman. Letaknya di tengah perkampungan dan di sekitar persawahan.

Kanan kiri lokasi makam itu kini telah dimulai proses konstruksi jalan tol. Akses menuju makam masih cukup bagus. Sebelum sampai gapura makam ada jalan cor beton sepanjang sekitar 50 meter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setiba di makam, di samping kanan kiri sudah dimulai pembangunan jalan tol. Di sisi barat makam, lahan sudah dibersihkan dan tampak alat-alat berat. Sedangkan kondisi makam masih belum tersentuh pembangunan. Hanya ada satu patok kuning yang menandakan sebagai poros jalan tol.

Di dalam kompleks makam, terdapat pagar besi yang mengelilingi satu nisan yang merupakan makam Kyai Kromo Ijoyo. Di sampingnya ada satu makam kecil. Kondisi makam itu tergolong masih terawat.

ADVERTISEMENT
Makam Kyai Kromo Ijoyo yang berdiri di tengah proyek Tol Jogja-Solo. Foto diunggah Senin (16/10/2023).Makam Kyai Kromo Ijoyo yang berdiri di tengah proyek Tol Jogja-Solo, Sleman. Foto diunggah Senin (16/10/2023). Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja

Viral di Medsos

Sebelumnya, Makam Kyai Kromo Ijoyo viral di media sosial. Dinarasikan sebuah makam tua masih berdiri kokoh di tengah pembangunan tol Jogja-Solo. Makam itu berada di Padukuhan Ketingan, Tirtoadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman.

Dalam postingan di media sosial dinarasikan pembangunan tol Jogja-Solo terhalang makam. Lokasi itu merupakan Makam Kyai Kromo Ijoyo (Mbah Celeng) yang dikeramatkan oleh warga.

Cerita Ahli Waris

Lurah Tirtoadi, Mardiharto menceritakan sejarah tentang makam dan Kyai Kromo. Dia mengaku sebagai salah ahli waris atau trah dari Kyai Kromo. Dari cerita turun-temurun yang dia ketahui, Kyai Kromo atau Mbah Kromo merupakan salah satu pendiri kampung Ketingan. Dia hidup pada masa penjajahan Belanda.

"Kalau dari cerita itu Mbah Kromo itu masanya dari Sultan HB VII, kalau katanya masih ada hubungan darah dari Kasultanan," kata Mardiharto saat ditemui di kantor Kalurahan Tirtoadi, Senin (16/10/2023).

Selengkapnya di halaman selanjutnya

Menurut cerita yang beredar di masyarakat dan sudah diturunkan dari generasi ke generasi, Mbah Kromo dikisahkan mengungsi dan keluar dari Keraton Jogja dan sampai ke Ketingan. Mbah Kromo dipercaya sebagai penduduk pertama dan pendiri Ketingan. Selain sebagai tetua kampung, dia juga disebut sebagai salah satu prajurit Pangeran Diponegoro.

Mardiharto melanjutkan dengan berbagai kisah itu makam Mbah Kromo kemudian banyak dikunjungi peziarah di hari-hari tertentu. Banyak juga pengunjung yang bersemedi di makam itu.

Menurutnya, hal itu yang kemudian menimbulkan kesan keramat di makam tersebut. Tapi, dia kembali menegaskan jika hal itu kembali ke kepercayaan masing-masing.

Kini dengan adanya pembangunan tol Jogja-Solo, makam Mbah Kromo harus dipindah. Sebagai salah satu ahli waris, Mardiharto ingin agar makam itu dipindah ke lokasi yang lebih baik dan dibuatkan bangunan baru yang lebih baik.

"Ya nunggu aja. Itu kan nanti mesti ada (lokasi pengganti). Tapi yang jelas itu ya kalau dari saya ingin penginnya dipindah di gumuk, artinya tanah yang munthuk tapi di situ kan nggak ada. Paling nanti ya makamnya akan kita naikkan, tapi itu kan nanti kesepakatan warga. Iya (bangunnya) lebih baik," ujarnya.

"Ini yang belum kita (bahas), wong tolnya belum jelas jadi masih nanti mau dipindah di mana. Tapi itu kan gampang kan cuma satu. Kalau banyak repot," imbuh Mardiharto.

Dia bilang, salah satu solusi yang bisa ditawarkan yakni makam bisa dibongkar dan untuk sementara disemayamkan di lokasi tertentu. Namun hal ini tentu juga harus lewat kesepakatan bersama warga.

Meski demikian, sebagai salah satu trah Kyai Kromo Ijoyo, Mardiharto ingin agar nantinya makam dibuat lebih baik. Namun, dia menegaskan untuk saat ini pihaknya masih menunggu sembari terus berdiskusi dengan warga.

Halaman 2 dari 2
(rih/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads