Pogung merupakan sebuah daerah yang berlokasi di utara Universitas Gadjah Mada (UGM) dan masuk ke Kelurahan Sinduadi, Sleman. Kawasan ini memiliki kesan yang menarik khususnya bagi para mahasiswa gegara sering bikin tersesat. Seperti apa kisahnya?
Selain menjadi rumah bagi beragam kafe, Pogung juga menjadi kawasan indekos karena dekat dengan kampus UGM. Daerah ini merupakan kawasan permukiman yang padat dan banyak gang kecil di antara rumah-rumah. Pogung pun mendapat julukan sebagai 'labirin' Kota Jogja.
Sebab, banyak orang yang mengaku tersesat ketika melintasi daerah ini. Kawasan yang padat dan dipenuhi kos-kosan menjadi salah satu penyebabnya. Selain itu, ada banyak portal yang ditutup saat malam hari makin menambah bingung siapa saja yang melewatinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan pantauan detikJogja pada Selasa (19/9/2023), banyak perempatan gang-gang kecil di kawasan Pogung. Selain itu, ada beberapa portal di titik tertentu yang sudah ditutup meskipun masih sore hari.
Sebagai informasi, jalan masuk kawasan Pogung biasanya ditutup portal setiap pukul 21.30 WIB. Akibatnya, banyak orang yang hendak keluar masuk terpaksa mencari alternatif jalan lain dan berakhir tersesat.
Hal itu juga dialami salah satu mahasiswa UGM, Luna (20) yang mengaku pernah kesasar bersama temannya saat hendak pulang ke kosnya di daerah Kentungan. Meskipun akhirnya menemukan jalan keluar, dia mengaku sempat berputar-putar di daerah Pogung.
"Aku habis rapat di kafe daerah Pandega Marta, pulangnya malam di atas jam 22.00 WIB. Itu udah ditutup portalnya. Lewat gang ini ditutup, gang sana juga ditutup. Terus ada mas-mas berdua. Aku mikir buat ngikutin mas itu aja. Ternyata masnya mau pulang ke kosnya di Pogung, kecele kita. Kita muter-muter dan akhirnya ketemu jalan. Tapi dari kosku jadi jauh banget," ujar Luna.
![]() |
Hal yang sama juga dialami oleh Elsa (20). Saat itu, ia mengandalkan Google Maps sebagai penunjuk arah jalan pulang. Namun, hasilnya sama saja zonk.
"Pogung itu labirin, soalnya nggak tahu ya kalau udah masuk Pogung tu kayak masuk ke banyak gang. Terus kalau mau keluar susah karena kebanyakan belokan. Masalahnya itu portal. Dulu pernah sekitar jam 21.00 WIB, diarahin maps suruh lewat situ tapi ternyata udah di portal. Jadinya muter-muter, tapi akhirnya bisa keluar juga," cerita Elsa.
Kisah kesasar di Pogung ternyata juga dialami mahasiswa yang indekos di daerah tersebut. Anan (21) mengaku sempat bingung saat pertama kali indekos di Pogung.
"Dulu waktu awal ngekos tahun 2021 masih belum hafal jalan dan pagar yang ditutup. Jadinya sering nyasar. Mau nggak mau puter balik. Dulu juga sering jalan pagi keliling Pogung biar makin tahu jalanannya biar nggak tersesat," cerita Anan.
Dia menuturkan banyak teman-temannya yang juga kesasar saat main ke kosnya. Oleh karena itu, Anan mengaku harus menjemput temannya di dekat pintu gerbang. Selain itu, karena kosnya di daerah 'labirin', orderannya pun sering ditolak oleh ojol.
"Pernah juga pesan ojol malah ditolak sampai abangnya marah karena jalannya ditutup. Padahal itu mau ke stasiun buat naik kereta. Untung ada yang ambil setelah di-cancel," tuturnya.
Meski begitu, Anan merasa senang dan nyaman selama tinggal di kawasan tersebut, terutama karena lingkungannya yang ramah mahasiswa, seperti banyak kafe untuk sekadar tempat nugas.
"Enak sih ngekos di sini. Selalu ada satpam juga yang muter kalau malam. Jadi lebih aman. Dekat tempat makan dan kafe juga. Emang cocok buat mahasiswa," terangnya.
Artikel ini ditulis oleh Iis Sulistiani dan Jihan Nisrina Khairani Peserta program magang bersertifikat kampus merdeka di detikcom.
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM