Kawasan Pogung yang berada di utara Universitas Gadjah Mada (UGM) sering disebut bak labirin gegara banyak bikin orang kesasar. Hal ini karena Pogung merupakan permukiman padat yang dikelilingi kafe hingga indekos sehingga ada banyak jalan yang diportal pada malam hari. Apa sebabnya?
Ketua RT 18 RW 52 di Pogung Baru, Kelurahan Sinduadi, Sleman, Rudi (59) menjelaskan penutupan portal saat malam merupakan kesepakatan dari warga setempat. Selain karena jumlah warga yang banyak, mayoritas orang yang tinggal di Pogung adalah pendatang atau mahasiswa dari luar sehingga keamanannya menjadi rentan.
"Akhirnya untuk mengantisipasi, kami-kami yang warga lama juga harus mengurangi kebisingan kalau malam. Kalau tidak nanti orang keluar masuk. Dengan adanya penutupan itu kan kontrol keamanan lebih mudah dilakukan oleh sekuriti," jelas Rudi kepada detikJogja, saat ditemui di rumahnya, Selasa (19/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rudi menceritakan sebelum dipasang portal, tingkat keamanan di Pogung rawan kejahatan. Rudi menceritakan dulu sering terjadi pencurian hingga pelecehan terhadap perempuan.
"Dulu sebelum ada kayak gitu (portal) sini itu rentan sekali, nggak ada yang berani naruh motor di luar. Bahkan pagi-pagi biasa itu ada pelecehan. Ibu-ibu jalan dilecehkan, terus juga perampasan sebelum diportal. Alhamdulillah sekarang sudah nggak," terang wanita yang sudah menjadi ketua RT selama 10 tahun itu.
Sebagai warga Pogung, Rudi menyebut tak ada alasan untuk tersesat di wilayahnya. Sebab, kawasan itu sudah terbagi menjadi blok yang runut.
"Kalau dari sana semakin ke utara huruf alfabetnya makin menua. A, B, C, D, E, dan itu runtut. Kecuali beberapa ada seperti blok A ini ada A1, A2,A3. Tapi kan ke sana sudah jalan buntu. Sebetulnya nggak ada alasan untuk tersesat gitu ya," ujar Rudi.
Selengkapnya di halaman berikut.
Tersesat di Labirin Pogung
Sebagai informasi, jalan masuk kawasan Pogung biasanya ditutup portal setiap pukul 21.30 WIB. Akibatnya, banyak orang yang hendak keluar masuk terpaksa mencari alternatif jalan lain dan berakhir tersesat.
Hal itu juga dialami salah satu mahasiswa UGM, Luna (20) yang mengaku pernah kesasar bersama temannya saat hendak pulang ke kosnya di daerah Kentungan. Meski akhirnya menemukan jalan keluar, dia mengaku sempat berputar-putar di daerah Pogung.
"Aku habis rapat di kafe daerah Pandega Marta, pulangnya malam di atas jam 22.00 WIB. Itu udah ditutup portalnya. Lewat gang ini ditutup, gang sana juga ditutup. Terus ada mas-mas berdua. Aku mikir buat ngikutin mas itu aja. Ternyata masnya mau pulang ke kosnya di Pogung, kecele kita. Kita muter-muter dan akhirnya ketemu jalan. Tapi dari kosku jadi jauh banget," ujar Luna.
Hal yang sama juga dialami oleh Elsa (20). Saat itu, ia mengandalkan Google Maps sebagai penunjuk arah jalan pulang. Namun, hasilnya sama saja zonk.
"Pogung itu labirin, soalnya nggak tahu ya kalau udah masuk Pogung tu kaya masuk ke banyak gang. Terus kalau mau keluar susah karena kebanyakan belokan. Masalahnya itu portal. Dulu pernah sekitar jam 21.00 WIB, diarahin maps suruh lewat situ tapi ternyata udah di portal. Jadinya muter-muter, tapi akhirnya bisa keluar juga," cerita Elsa.
Artikel ini ditulis oleh Iis Sulistiani dan Jihan Nisrina Khairani Peserta program magang bersertifikat kampus merdeka di detikcom.
Simak Video "Video: Tampang 'Mas-mas Pelayaran' yang Bentak Driver di Godean"
[Gambas:Video 20detik]
(/ams)
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa