Pilih Pilah Sampah-ASN Jadi Model, Bupati Bantul: 80% Masalah karena Dicampur

Pilih Pilah Sampah-ASN Jadi Model, Bupati Bantul: 80% Masalah karena Dicampur

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Senin, 07 Agu 2023 14:56 WIB
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih saat memberikan keterangan di Kompleks Parasamya Pemkab Bantul, Senin (7/8/2023).
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih saat memberikan keterangan di Kompleks Parasamya Pemkab Bantul, Senin (7/8/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
Bantul - Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengungkapkan alasannya lebih mengutamakan pemilahan sampah dan menjadikan aparatur sipil negara (ASN) Pemkab Bantul sebagai role model.

Halim awalnya menyinggung soal TPST berteknologi sanitary landfill.

"Jadi kalau kita hanya menyediakan TPST seperti Tamanmartani (Sleman), dan itu juga masih menggunakan teknologi lama sanitary landfill, ditumpuk kemudian ditaburi tanah dan ditumpuk lagi, itu kita tidak," kata Halim di Kompleks Parasamya Pemkab Bantul, Senin (7/8/2023).

Sanitary landfill adalah sistem pengelolaan atau pemusnahan sampah dengan cara membuang dan menumpuk sampah di lokasi yang cekung, memadatkannya, dan kemudian menimbunnya dengan tanah. Menurut Halim, hal itu hanya akan berujung pada memperluas lahan atau mencari lahan baru untuk TPS.

"Karena itu kita lebih kepada pemilahan sampah, itu menjadi solusi utama yang kita budayakan di Bantul," ucapnya.

Oleh sebab itu, Halim memastikan bahwa TPST yang bakal dibangun di Modalan, Kapanewon Banguntapan dan Murtigading, Kapanewon Sanden tidak menerapkan sistem sanitary landfill.

"Kita siapkan TPST di Modalan, Murtigading, bukan sanitary landfill karena hanya berujung cari lahan lagi kalau seperti itu terus. Dan ini lebih menjamin kebersihan daerah dari sampah dalam jangka panjang, karena itu insyaallah tahun 2025 Bantul bebas sampah," ucapnya.

Halim menilai bahwa dengan menerapkan pemilahan sampah di tingkat rumah tangga bisa menyelesaikan masalah sampah di Bantul.

"Kalau pemilahan ini selesai di rumah tangga itu ya selesai. Karena 80 persen masalah sampah kita itu karena dicampur, jika sampah tidak dicampur itu tidak masalah," ujarnya.

Apalagi, lanjutnya, sampah non organik memiliki nilai jual yang sebenarnya bisa mendongkrak perekonomian masyarakat. Halim pun meminta masyarakat membuat jugangan untuk membuang sampah organik.

"Padahal kalau dipilah sampah non organik memiliki nilai jual. Hanya organik saja yang tidak bisa dikelola. Maka kita menyerukan membuat jugangan meski saya dikritik aktivis lingkungan, tapi karena ini kan masa darurat," imbuhnya.

Sebelumnya, Halim meminta ASN di Bantul menjadi role model pemilahan sampah baik di OPD maupun lingkungan tempat tinggal.

Halim menginstruksikan ASN di Bantul untuk melakukan pemilahan sampah sejak dari tingkat rumah tangga. Jika pemilahan sampah dari tingkat rumah tangga menjadi budaya, lanjutnya, masalah sampah di Bantul selesai.

"Bahkan ini sedang kita godok peraturannya itu jadi syarat kenaikan pangkat dan golongan. Karena ASN ini kan agent of change (agen perubahan) dan harus jadi role model masyarakat," ujarnya.


(rih/ahr)

Hide Ads