Konsep Eco Friendly Jadi Cara 'Jatuh Hati' Atasi Masalah Sampah Cimahi

Konsep Eco Friendly Jadi Cara 'Jatuh Hati' Atasi Masalah Sampah Cimahi

Whisnu Pradana - detikJabar
Jumat, 25 Apr 2025 05:00 WIB
Pelanggan membuang sampah ke wadah yang tersedia sesuai jenisnya
Pelanggan membuang sampah ke wadah yang tersedia sesuai jenisnya (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar).
Cimahi -

Kota Cimahi sedang dihadapkan pada permasalahan sampah yang tak kunjung ada solusi jangka panjangnya. Sampai akhirnya, pemerintah menerapkan status 'darurat sampah' sejak 21 April lalu.

Timbulan sampah di Kota Cimahi per harinya amat banyak, mencapai 230 ton. Sementara sampah yang bisa dibuang ke TPA Sarimukti hanya sedikit, mengingat cuma diberikan jatah 17 ritase per harinya.

Pemerintah melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi kemudian melakukan berbagai upaya, salah satu yang selalu digembar-gemborkan, yakni pemilahan sampah sejak dari rumah tangga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konsep pemilahan sampah itu ternyata sudah diterapkan oleh Jatuh Hati, sebuah kafe bernuansa rustic yang lokasinya nyempil di dalam sebuah gang di Jalan Usman Dhomiri, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi.

Muhammad Irfan Kamil, pemilik Jatuh Hati kafe menyebut, kalau ia mengusung konsep eco friendly untuk tempat nongkrong yang lahir pada tahun 2022 silam.

ADVERTISEMENT

"Jadi kalau konsep kafenya itu memang rustic, kita menggunakan barang bekas. Kemudian untuk pengelolaan sampahnya, kita mengusung konsep eco friendly," kata Irfan saat berbincang dengan detikJabar, Kamis (24/4/2025).

Sama seperti kafe lain yang menyediakan tempat sampah, namun bedanya Jatuh Hati menyediakan empat tempat sampah untuk menampung sampah dari pelanggan sesuai dengan jenisnya.

"Kita sediakan tempat sampah sesuai jenisnya, ada yang sampah kaleng, plastik keras, tempat sampah khusus kertas, kemudian botol beling atau kaca. Sebisa mungkin kita edukasi pelanggan itu membuang sampahnya sesuai dengan jenis ke wadah yang tersedia," kata Irfan.

Tak cuma demi keuntungan pribadinya saja, kebiasaan dari edukasi itu bakal membentuk karakter masyarakat yang disiplin dalam mengelola sampah di tengah permasalahan sampah se-Bandung Raya.

Sampah yang sudah terkumpul sesuai jenisnya itu, kemudian akan dimasukkan ke dalam kantong plastik besar lalu disetorkan ke Bank Sampah Unit (BSU) yang kebetulan berada hanya beberapa ratus meter dari Jatuh Hati kafe.

"Sampah yang sudah terpilah itu kemudian kita setorkan ke bank sampah, kebetulan kita kerjasama juga dengan bank sampah yang ada di sebelah kafe kita. Jadi kita ini sudah sangat minim buang sampah ke TPS," kata Irfan.

Sementara untuk sampah organik dari sisa makanan dan bahan masakan, dikelola secara mandiri dengan komposting dan maggotisasi. Proses komposting.sampah organik dilakukan di belakang kafe tersebut.

"Jadi kita juga menerapkan komposting dan maggot. Sebisa mungkin memang semua sampah dari Jatuh Hati ini sudah selesai di kitanya, kita bisa dibilang sudah ikut arahan pemerintah untuk mengurangi sampah," ucap Irfan.




(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads