Bawaslu Kabupaten Blitar Petakan 20 TPS Rawan Geografis

Bawaslu Kabupaten Blitar Petakan 20 TPS Rawan Geografis

Erliana Riady - detikJatim
Senin, 18 Des 2023 11:22 WIB
Bawaslu Kabupaten Blitar Petakan 30 TPS Rawan Geografis
Salah satu TPS di Kab Blitar (Foto: Erliana Riady/detikJatim)
Blitar -

Bawaslu Kabupaten Blitar Petakan sebanyak 20 TPS rawan geografis. Skema pengamanan mulai dikoordinasikan karena diprediksi pada bulan Februari waktu pelaksanaan Pemilu 2024, curah hujan sedang tinggi.

Kerawanan TPS dalam Pemilu terbagi menjadi empat kategori. Yakni ada rawan geografi, rawan soal penyelenggara ada netralitas penyelenggara. Rawan konteks politik soal keamanan hak pilih. Dan rawan kontestasi politik persaingan antar caleg, seperti orang bisa dipilih atau ditolak masyarakat karena gender atau suku.

Kordiv Pencegahan, Parmas dan Humas Bawaslu Kabupaten Blitar, Jaka Wandira memaparkan, saat ini yang sudah terpetakan dengan jelas adalah TPS yang rawan geografis. Dari sebanyak 3.536 TPS yang tersebar di 22 kecamatan, ada 20 TPS yang rawan geografis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"20 TPS ini diklasifikasikan rawan geografis karena lokasinya terpinggir atau terpencil. Jauh dari hamparan permukiman desa induk," kata Jaka kepada detikJatim, Senin (18/12/2023).

Lokasi ke 20 TPS itu berada di Kecamatan Gandusari, Bakung, Panggungrejo, Nglegok, Doko, Srengat, Kesamben dan Wlingi. Dimana Kecamatan Wlingi, tepatnya di Desa Ngadirenggo, ada tiga TPS rawan geografis berada di Sirah Kencong, Wiji Ombo dan Sengon.

ADVERTISEMENT

"Dengan TPS yang lokasinya terpencil dari desa induk ini, kendalanya adalah distribusi logistik dan akses menuju TPS. Karena melewati areal kebun yang sangat luas bahkan harus memutar desa lain. Seperti di Sukoanyar, Kesamben itu harus putar dulu di Pohgajih Malang untuk menuju TPSnya," ungkapnya.

Menurut Jaka, TPS terpencil dan jauh dari desa induk ini tidak mungkin dipindahkan. Apalagi kalau lokasinya berjarak antara 1-1,5 KM dari desa induk. Karena jika dipindahkan, akan berpotensi mengurangi tingkat partisipasi pemilih.

"Kecuali panitia penyelenggara melakukan penjemputan. Itupun masih terkendala dengan aktifitas masyarakat di lokasi tersebut kalau pagi harus mencari pakan ternak, ke ladang dan lain-lain. Tapi untuk opsi penjemputan, belum kami bicarakan," tambah Jaka.

Sementara untuk TPS yang rawan bencana terpetakan di wilayah Blitar Selatan. Seperti di Desa Kalitengah, Panggungrejo. Kecamatan Binangun dan Sutojayan yang menjadi wilayah langganan banjir tiap tahunnya. Karena pelaksanaan Pemilu 2024 pada bulan Februari, diprediksi curah hujan sedang tinggi.

"Kalau pada hari H pemilu TPS kebanjiran, ya harus dipindah lokasinya. Termasuk kami harus pikirkan keamanan logistik ketika didistribusikan sampai pada masa pencoblosan agar tidak rusak terkena air hujan," imbuhnya.

Saat ini, Bawaslu Kabupaten Blitar sedang menyusun formulasi untuk memaksimalkan kinerja PTPS. Karena mereka menerima gaji dari negara untuk bekerja selama sebulan, namun banyak yang beranggapan, mereka hanya bekerja saat hari H pencoblosan.

"Ya seharusnya PTPS ini secara kontinyu mengawasi dan memantau TPS paling tidak setiap pekan. Kami sedang formulasikan PTPS melaporkan secara berkala perkembangan kondisi TPS di wilayah masing-masing melalui aplikasi pesan di grup," tandasnya.

Menanggapi potensi rawan geografis ini, Ketua KPU Kabupaten Blitar, Hadi Santoso mengatakan 8 kecamatan di Kabupaten Blitar topografinya pegunungan. Jalur transportasi logistiknya harus ditempuh dengan sepeda motor menuju lokasi.

"TPS yang rawan bencana , distribusi logistik kami dahulukan. Pertama wilayah jauh, pemilih banyak, lokasi sulit kami dahulukan dari KPU Kab ke kecamatan. Artinya logistik dipastikan sudah datang duluan sampai ke desa," pungkasnya.




(hil/fat)


Hide Ads