Warga Ponorogo Pilih Mengungsi saat Tanah Gerak Kembali Mengancam

Warga Ponorogo Pilih Mengungsi saat Tanah Gerak Kembali Mengancam

Charolin Pebrianti - detikJatim
Rabu, 24 Mei 2023 21:31 WIB
Keretakan rumah warga akibat tanah gerak di ponorogo
Tanah gerak di Ponorogo (Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim)
Ponorogo -

Ancaman tanah gerak masih menghantui warga Dukuh Nguncup, Desa Bekiring, Kecamatan Pulung, Ponorogo. Mereka pun memilih mengungsi. Sebab, warga takut tertimpa bangunan rumah saat tanah gerak terjadi.

Salah satu pengungsi, Suparmi mengatakan sudah dua bulan terakhir memilih tidur di tenda pengungsian. Pasalnya, dia takut tertimpa bangunan rumah.

"Sudah 2 bulan mengungsi karena tanah gerak, rumah saya hampir habis. Tembok itu sudah retak," tutur Suparmi kepada wartawan, Rabu (24/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suparmi menerangkan meski saat ini sudah musim kemarau, tiap hari suara gemuruh tanah gerak selalu terjadi. Dia bersama 36 warga lain pun memilih mengungsi.

"Nggak berani di rumah, karena setiap hari ada suara gemuruh. Takut kalau tembok rumah roboh," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Suparmi pun mengaku selama di pengungsian ini dia membutuhkan makanan sebagai kebutuhan utama. Selain itu juga kasur, selimut, baju dan perlengkapan mandi.

"Kebutuhan terutama makanan, karena kan nggak berani pulang. Sama harapan utamanya dibikinkan tempat atau relokasi ke tempat yang aman untuk pulang," tandas Suparmi.

Sementara, Kalaksa BPBD Ponorogo, Sapto Djatmiko menambahkan retakan di rumah warga sejak 23 Maret 2023 lalu itu semakin melebar. Tiap minggu rekahan tanah melebar 10 hingga 20 centimeter.

"Dari sebelumnya satu rumah rusak berat kini meluas menjadi empat rumah rusak berat pada bagian dinding," ujar Sapto.

Sapto pun segera mengumpulkan Bupati dan dinas terkait untuk menentukan langkah selanjutnya. Terutama untuk relokasi warga. Sebab, butuh legal standing sebelum lahan relokasi ditempati.

"Ini nanti penetapan status dulu, tanggap darurat oleh SK Bupati baru bisa kita koordinasi dengan Perhutani, Pemprov maupun PVMBG untuk saran relokasi seperti apa," kata Sapto.

Menurut Sapto, lahan relokasi ada dua, milik Perhutani dan tanah bengkok. Namun pihaknya masih menunggu rekomendasi PVMBG pemetaan lahan mana yang aman untuk relokasi warga.

"Kita harus membuat status dulu baru bisa bergerak. Karena butuh kejelasan terkait bencana di Bekiring ini," pungkasnya.




(abq/fat)


Hide Ads