Trauma masih dirasakan puluhan warga terdampak tanah gerak di Desa Petungsinarang, Kecamatan Bandar, Pacitan. Mereka bertahan di tenda pengungsian sembari menunggu upaya lebih lanjut.
"Sudah seminggu berada di sini (tenda pengungsian). Ndak berani kembali ke rumah karena tanahnya gerak terus," kata Boiman, Ketua RT 03 RW 12 Dusun Weruteklok kepada wartawan, Rabu (8/3/2023).
Memang, awalnya sempat terlintas keinginan kembali ke rumah yang sudah ditinggali sejak puluhan tahun. Hanya saja, niat itu terpaksa diurungkan. Sebab risiko yang mesti dihadapi sangat besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga saat ini, pergerakan masih terus terjadi. Buktinya, retakan yang muncul dari tembok dan lantai rumah warga tampak kian melebar. Celah yang sebelumnya berukuran kecil lambat laun makin menganga.
Boiman menambahkan, warga terdampak tanah gerak sudah satu suara terkait masa depan mereka. Seluruhnya berharap direlokasi ke tempat aman. Usulan itu sudah dilaporkan ke pemangku kepentingan.
"Alhamdulillah, bantuan dari pemerintah sudah ada. Berupa tenda darurat dan juga bahan makanan yaitu dari Dinas Sosial, BPBD, dan pihak desa," ucap Boiman.
"Namun ke depannya kami berharap relokasi karena tempat ini memang sudah tidak aman," jelasnya saat berada di bawah tenda yang ujungnya dikaitkan dengan teras masjid.
Kabar soal keinginan warga pindah hunian sudah sampai di pemkab. Namun hingga saat ini, lahan relokasi masih belum disepakati. Pasalnya, lokasi calon hunian baru berada di desa tetangga, yaitu Desa Mujing, Kecamatan Nawangan.
(hil/fat)