Nikah Dini Rawan Kanker Mulut Rahim, BKKBN: Pelajaran Seks Penting!

Nikah Dini Rawan Kanker Mulut Rahim, BKKBN: Pelajaran Seks Penting!

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Jumat, 11 Mar 2022 15:56 WIB
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo. (Foto: dok 20detik)
Bantul -

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan, dari 1.000 orang, 20 di antaranya menikah dini pada 2021. Untuk itu, BKKBN menilai pentingnya pelajaran tentang seks agar para remaja tahu risikonya sebelum berujung ke pernikahan dini.

"Selama pandemi kalau nikah dininya itu kita mencerminkan dari orang yang hamil usia 15-19 tahun. Sekarang ini angkanya 20 per 1.000, setiap 1.000 orang ada 20 orang yang menikah dini. Jadi riilnya seperti itu, itu data terkini 2021," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo kepada wartawan di Pendopo Parasamya, Bantul, Jumat (11/3/2022).

Hasto mengatakan, jumlah tersebut masih sama dengan tahun 2020 (sebelum pandemi). Sehingga isu soal pandemi COVID-19 mempengaruhi maraknya pernikahan dini menurut dia tidak benar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak meningkat ya. Kalau tadi (2021) angkanya 20/1000, yang sebelumnya (2020) juga segitu. Jadi tidak meningkat," kata Hasto.

"Memang di masa pandemi ada banyak isu menikah dini kelahiran bertambah, tapi itu nggak (karena COVID-19)," lanjut Hasto.

ADVERTISEMENT

Mengenai cara mengurangi angka pernikahan dini, Hasto menilai pentingnya pelajaran tentang hubungan seks untuk remaja. Masalahnya, saat ini masih banyak orang menganggap tabu dan salah persepsi tentang pelajaran reproduksi.

"Sebenarnya ada pendidikan soal kesehatan reproduksi itu bagus, dan bagaimana lebih terbuka, serta jangan didiskreditkan seharusnya," ujar Hasto.

Menurut Hasto, pelajaran tentang seks berbeda dengan pelajaran tentang hubungan seks. "Pelajaran tentang teks itu penting. Kita ingin memberikan pelajaran tentang seks (tapi) disangka ingin memberikan pelajaran tentang hubungan seks," imbuh Hasto.

Padahal, Hasto berujar, pelajaran tentang hubungan seks dapat menyadarkan para remaja akan dampak berhubungan intim sejak dini. "Ini yang perlu disebarluaskan biar mereka itu takut untuk kawin dini," ujarnya.

Hasto menambahkan, kurangnya pelajaran tentang hubungan seks berdampak pada tingginya angka kanker mulut rahim di Indonesia. Maka itu Hasto berharap para remaja menyadari hal tersebut.

"Lha kanker mulut rahim di Indonesia nomor dua, di negara maju tidak ada nomornya. Kenapa tinggi? Karena mereka banyak yang kawin (berhubungan intim) di usia dini. Toh kalau nikah tidak dini, tapi kawin sejak dini, dia tidak mengerti risikonya," pungkas Hasto.




(dil/sip)


Hide Ads