Bupati Eisti'anah Dorong 'Bocil Gemoy' Jadi Pionir Cegah DBD di Demak

Bupati Eisti'anah Dorong 'Bocil Gemoy' Jadi Pionir Cegah DBD di Demak

Mochamad Saifudin - detikJateng
Selasa, 06 Agu 2024 14:58 WIB
Bupati Demak Eistianah menghadiri launching Bocil Gemoy untuk jadi pionir cegah demam berdarah di SDN Batursari 7, Mranggen, Demak, Selasa (6/8/2024).
Bupati Demak Eisti'anah menghadiri launching Bocil Gemoy untuk jadi pionir cegah demam berdarah di SDN Batursari 7, Mranggen, Demak, Selasa (6/8/2024). Foto: Mochamad Saifudin/detikJateng
Demak - Bupati Demak Eisti'anah mendorong Bocil Gemoy untuk menjadi pionir dalam pencegahan kasus demam berdarah. Lantas apa itu Bocil Gemoy?

Bocil Gemoy merupakan akronim dan Bocah Cilik Bergerak Memonitoring Jentik Nyamuk. Program tersebut merupakan upaya pencegahan kasus demam berdarah melalui kebiasaan menjaga kebersihan dan kesehatan sejak usia dini.

Eisti'anah menjelaskan Program Bocil Gemoy tersebut diprakarsai oleh Puskesmas Mranggen III. Yakni menjadikan siswa sekolah dasar kelas 4, 5, dan 6 untuk menjadi pionir kebersihan atau dokter kecil, baik di lingkungan sekolah dan rumahnya masing-masing.

"Iya, ini inovasi dari Puskesmas Mranggen III dan tentunya sebagai kepala Puskesmas mengajak tidak hanya kegiatan kita di posyandu saja," kata Eisti'anah di SDN Batursari 7 Mranggen, Selasa (6/8/2024).

"Apalagi kultur budaya yang ada di daerah Mranggen ini mungkin lebih jarang, karena berbatasan dengan wilayah Semarang, wilayah perkotaan, lebih jarang ke posyandu sehingga untuk melebarkan sayap lagi untuk melibatkan anak lingkungan sekolah," sambungnya.

Ia menjelaskan pihaknya meluncurkan program tersebut melalui Upaya Kesehatan Sekolah dan Madrasah Integrasi Layanan Primer dan Bocah Cilik Bergerak Memonitoring Jentik Nyamuk (UKS-M ILP dan Bocil Gemoy). Program tersebut merupakan pengembangan dari program grab jentik atau membersihkan sarang nyamuk sebelumnya.

"Pada kesempatan kali ini kita me-launching UKS-M ILP dan Bocil Gemoy. Ini yang tentunya untuk menyandarkan di lingkungan sekolah, dan otomatis kalau lingkungan sekolahnya sudah bersih bisa mengajak lingkungan yang ada di rumah," terangnya.

Bupati Demak Eisti'anah menghadiri launching Bocil Gemoy untuk jadi pionir cegah demam berdarah di SDN Batursari 7, Mranggen, Demak, Selasa (6/8/2024).Bupati Demak Eisti'anah menghadiri launching Bocil Gemoy untuk jadi pionir cegah demam berdarah di SDN Batursari 7, Mranggen, Demak, Selasa (6/8/2024). Foto: Mochamad Saifudin/detikJateng

"Ini sudah dilakukan. Kalau kita dulu dari Dinkes kan ada grab jentik ya, kita lakukan pembersihan, pemberantasan sarang nyamuk setiap Jumat. Itu dilakukan oleh setiap orang dewasa. Yaitu di tingkat kecamatan dan kolaborasi di tingkat desa. Sekarang ini dikembangkan lagi di lingkungan sekolah, sehingga anak-anak ini juga bisa, tadi disampikan dr Bymo, punya catatan tersendiri per-siswanya. Sudah menemukan jentiknya seberapa, kemudian bagaimana antisipasinya," imbuhnya.

Ia menyebut masifnya gerakan tersebut membuat kasus demam berdarah di Demak turun di dua semester ini. Selain itu, ia juga berencana akan menerapkan inovasi tersebut di 26 puskesmas di Demak.

"Turun, tentunya dengan adanya inovasi gerakan yang kita lakukan ini," terangnya.

Sementara itu Kepala Puskesmas Mranggen III, dr Bymo Sunyoto, mengatakan program tersebut muncul lantaran meningkatnya kasus demam berdarah pada Maret hingga Mei 2024 di wilayahnya. Ia menyebut dua kasus meninggal di antaranya merupakan anak usia sekolah.

"Ya kita melihat kasus di tahun awal kita, ini di bulan Maret saja dibandingkan tahun sebelumnya itu ada peningkatan. Jadi sampai Bulan Mei itu luar biasa kasusnya meningkat, angka kematiannya juga ada di usia sekolah," ujar Bymo.

"Ini kita berharap, dengan kebiasaan anak berperilaku bersih dan sehat, dengan menjaga dirinya agar tetap sehat, menjaga lingkungannya agar tetap bersih, melalui gerakan ini sebagai implementasi atau penerapan kegiatan grab jentik kita libatkan sekolah dan anak-anak sebagai agent perubahan atau sebagai pionir terdepan untuk masa depannya," imbuhnya.

Ia menerangkan program tersebut sudah berjalan di empat sekolah di wilayahnya sejak bulan Juni 2024. Ia menyebut kasus demam berdarah cenderung turun hingga Juli 2024 ini.

"Jadi harapan kami dengan menggerakkan bocil gemoy, yaitu bocah cilik bergerak bersama mpnitoring jentik nyamuk ini harapannya menjadi ikon baru, bagi kegiatan UKS kita dalam ranah kita menjalankan UKS-M atau upaya kesehatan sekolah atau madrasah intergtasi layanan primer yang merupakan suatu integrasi program melibatkan pihak sekolah dan juga dari dinas pendidikan, kementerian agama, dan juga dinas kesehatan, khusunya di puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan," terangnya.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Kesehatan, kasus demam berdarah di Demak per 24 Juli 2024 sejumlah 272 kasus. Yaitu tiga di antaranya meninggal dunia.

"Jadi harapannya ini upaya preventif dan promotif untuk menekan angka DBD, dan alhamdulillah beberapa bulan ini kasusnya sudah menurun dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya," sambungnya.

Ia menambahkan dokter kecil dalam program Bocil Gemoy tersebut bertugas memantau jentik nyamuk. Apabila menemukan jentik nyamuk, siswa tersebut segera menguras dan mendaur ulang air di suatu tempat tersebut. Tugas tersebut juga masuk dalam sebuah tugas sekolah.

"Ya ini sebenarnya satu rumah satu jentik, ini berbasis tugas sekolah. Jadi anak-anak itu bisa dibentuk karakternya. Harapannya nanti kalau dia sudah terbiasa melakukan pemantauan jentik berkala di rumahnya setiap hari Jumat itu nanti akan menjadi kebiasaan masa depannya. Jadi kalau kita merubah pola, dimulai dari anak-anak kebiasaan mereka untuk membersihkan lingkungannya. Agar lingkungannya bersih, sekolahnya bersih. Yaitu untuk anak-anak kelas 4, 5, dan 6," terangnya.

Ia menambahkan wilayahnya merupakan masyarakat yang padat. Yaitu meliputi Batursari, Banyumeneng, dan Kebunbatur.

"Role model ini nanti di empat sekolah dulu, nanti setelah launching ini semua sekolah yang ada di lingkungan kita akan kita lakukan gerakan yang sama," imbuhnya.

Dalam kegiatan launching tersebut dihadiri sejumlah wali kelas dari 25 sekolah dasar dan MI di Kecamatan Mranggen. Para siswa juga menampilkan sebuah drama berisi imbauan untuk membersihkan lingkungan agar terhindar dari gigitan nyamuk.


(apu/aku)


Hide Ads