Warga Klaten Diimbau Waspada Fase Kritis DBD

Warga Klaten Diimbau Waspada Fase Kritis DBD

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Selasa, 02 Jul 2024 18:34 WIB
Kepala Dinkes Klaten, Anggit Budiarto
Kepala Dinkes Klaten, Anggit Budiarto (Foto: detikJateng/Arina Zulfa Ul Haq)
Klaten -

Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten masih mengalami peningkatan meski tak setinggi sebelumnya. Warga diimbau untuk tetap waspada dengan gejala DBD, khususnya fase kritis DBD.

Kepala Dinkes Klaten, Anggit Budiarto mengungkapkan tercatat ada 868 kasus DBD pada minggu ke-25. Ada kenaikan kasus sebanyak 26 orang dibandingkan minggu lalu. Sementara kasus kematian akibat DBD bertambah 1 orang.

"Untuk DBD kabupaten Klaten sampai minggu ke-25 itu total kasusnya adalah 868, dengan kematian 30. Memang masih ada kenaikan tapi tidak sebanyak di minggu yang sebelumnya," kata Anggit kepada awak media di Pendapa Setda Klaten, dikutip Selasa (2/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski dirasa kasus DBD sudah mulai bisa ditekan, pihaknya akan terus melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan 0 kasus DBD di Kabupaten Klaten. Mulai dari melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), sosialisasi, hingga menyebar juru pemantau jentik (jumantik) di rumah-rumah warga.

Selain itu, kata Anggit, Dinkes Klaten juga telah berupaya meningkatkan penanganan DBD di fasilitas kesehatan (faskes) di Kabupaten Klaten. Seperti di klinik, puskesmas, ataupun rumah sakit. Dengan begitu para pasien DBD bisa segera tertangani, sehingga mencegah adanya kasus kematian akibat DBD.

ADVERTISEMENT

"Kematian itu terjadi di saat penatalaksanaannya kurang sesuai harapan. Bisa dari proses membawa ke rumah sakit, proses rujukannya, atau proses penanganan di rumah sakitnya," jelasnya.

"Namun kami melakukan evaluasi, kasus untuk situasi terakhir ini memang rumah sakit sudah melaksanakan penatalaksanaan sesuai dengan kompetensinya," imbuh dia.

Ia pun mengimbau masyarakat untuk terus waspada dengan fase kritis DBD. Apabila sudah mengalami gejala seperti demam, seorang pasien diimbau untuk terus waspada hingga hari kelima demam.

"Biasanya dikira sudah sembuh, sehingga aktivitasnya berlebihan. Infeksi virus itu kan berhubungan dengan daya tahan tubuh," tuturnya.

"Nah ini yang perlu kita sampaikan kepada masyarakat pokoknya terkait dengan DBD harus betul-betul serius. Bila perlu walaupun panas sudah turun itu masih dilakukan cek laboratorium," tegasnya.

Anggit menegaskan apabila trombosit masih kurang dari 100, seorang pasien DBD harus tetap istirahat dan meningkatkan imun tubuh. Jangan sampai beraktivitas secara berlebihan hingga hari kelima demam, karena masih dalam fase kritis DBD.

"Kalau dulu gejala panas dua hari sudah harus ke Puskesmas, sekarang juga perlu waspada dengan hari keempat dan kelima," tandasnya.




(ncm/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads