Bupati Demak, Eisti'anah menunjukkan komitmen kuatnya dalam menangani permasalahan sampah terutama sampah plastik. Melalui program literasi inklusi berbasis sosial yang digagas oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dinperpusar) Kabupaten Demak, Eisti'anah mendorong masyarakat untuk mengurangi sampah plastik dengan cara yang kreatif dan inovatif.
Ia menjelaskan program ini tidak hanya menawarkan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, tetapi juga memberikan pelatihan yang bermanfaat bagi warga. Pada program kali ini, masyarakat Desa Tlogopandogan mendapatkan pelatihan mengolah limbah plastik menjadi kerajinan bunga.
"Ini merupakan salah satu program unggulan kami untuk tidak hanya bacaan saja yang menyesuaikan tempat wilayah tersebut, tetapi juga memberikan pelatihan pada masyarakat," ujar Eisti'anah di Balai Desa Tlogopandogan, Kecamatan Gajah, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelatihan tersebut melibatkan puluhan ibu-ibu PKK desa setempat, yaitu dengan pemateri dari pemilik Lutfia Flower yang merupakan perajin dari sampah plastik asal Desa Megonten, Kebonagung, bernama Jumiatun.
Eisti menjelaskan pelatihan ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat desa agar memiliki keterampilan baru yang bisa menjadi tambahan pendapatan. Hal ini sejalan dengan visinya yang menekankan pengurangan sampah di tingkat desa.
"Kalau bisa sampah itu benar-benar habis di desa, sehingga tempat pembuangan akhir (TPA) itu kosong," terangnya.
Eisti'anah berharap inisiatif ini dapat menginspirasi desa-desa lain untuk mengembangkan program serupa. Dengan begitu, pengurangan sampah plastik dapat terjadi secara masif dan berdampak positif pada lingkungan.
Program literasi inklusi berbasis sosial ini menjadi salah satu program unggulan Kabupaten Demak yang diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat. Dengan mengedepankan kreativitas dan pemberdayaan, diharapkan sampah plastik dapat diolah menjadi produk yang bermanfaat sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Ini sebagai upaya memberdayakan masyarakat juga, punya ketrampilan dan mungkin bisa sebagai tambahan income untuk masyarakat desa Tlogopandogan," tegas Eisti'anah.
Pemateri pelatihan, Jumiatun, berbagi pengalamannya dalam mengolah limbah plastik sejak tahun 2018. Ia menjelaskan sampah plastik yang sulit diuraikan bisa diubah menjadi berbagai produk kreatif, seperti bunga, batako, dan bonsai.
"Alhamdulillah, ini bisa menjadi cuan untuk saya," ujar Jumiatun.
Dengan latar belakang suami yang berkecimpung di bidang elektronik, Jumiatun berhasil berkolaborasi dan memasarkan produknya secara online. Produk-produk kreatif dari limbah plastik tersebut kini sudah tersebar di berbagai pasar, termasuk Pasar Gajah, Pasar Dempet dan sebagainya di bawah merek Lutfia Flower.
Kepala Dinperpusar Demak, Agung Hidayanto mengatakan kali ini program ini menyasar pada kalangan ibu-ibu. Selain memberikan wawasan bahayanya sampah plastik juga memberikan pelatihan ketrampilan.
"Sebelumnya kita juga memberikan pelatihan anak sekolah terkait penulisan berita, cerpen, dan sebagainya," ujar Agung.
Program ini tidak hanya sekadar pelatihan, tetapi menjadi upaya nyata dalam memberdayakan masyarakat agar memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam mengolah sampah plastik. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya berperan sebagai konsumen tetapi juga produsen yang dapat memanfaatkan limbah menjadi barang bernilai ekonomis.
Program ini menjadi bukti literasi tidak hanya sebatas membaca, tetapi juga mencakup tindakan nyata untuk perubahan sosial yang lebih baik.
(ncm/ega)