Bupati Demak Eisti'anah, mengungkapkan pesan ulama dan umara jelang Pilkada Serentak 2024 di tingkat Kecamatan Karangawen. Ia menyebut warga setempat cukup dewasa menyikapi dinamika politik dalam pemilihan umum (pemilu) yang terjadi secara berturut-turut sehingga wilayah tersebut tetap kondusif.
"Alhamdulillah kita tadi menyampaikan untuk sama-sama menjaga wilayah tetap kondusif, karena ini kan hampir berturut-turut ya. Pilkades, Pemilu, Pemilu-Kada. Dan tadi disampaikan para romo, kiai, dari salah satu ulama, kiai menyampaikan; ini kita sudah dewasa nggih, untuk menghadapi hal tersebut," kata Eisti'anah usai menghadiri Forum Ulama dan Umara di Balai Desa Brambang, Senin (15/7/2024).
Dalam pertemuan tersebut, hadir pula Forkopimcam, 12 Kades, dan tokoh masyarakat setempat yaitu Ketua IPHI Karangawen, Ketua Syuriah MWC NU, Ketua Fatayat NU, Ketua Muslimat NU, Ketua MUI, dan lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menitipkan pesan kepada para romo, kiai, dan pimpinan tingkat kecamatan tersebut untuk memberikan pengertian yang baik menjelang Pilkada ini. Apalagi terkait menjaga situasi agar tetap aman dan kondusif.
"Tentunya kita minta tolong kepada para romo, kiai, para tokoh agama, para tokoh masyarakat, untuk sama-sama menjaga kondisi tersebut, memberikan pengertian yang baik pada masyarakat agar nanti saat pelaksanaan Pemilu-Kada (Pilkada) itu bisa berjalan aman, sukses, dan tentunya kondusif," tuturnya.
Selain itu, ia menerangkan forum antar ulama dan pemimpin tersebut merupakan salah satu program unggulan Pemkab Demak. Forus itu digelar untuk membahas berbagai persoalan di tingkatan tertentu.
"Pada kesempatan kali ini kita, memang salah satu program unggulan kita yaitu adanya forum komunikasi ulama-umara. Yaitu sama-sama kita menjalin sinergi dan suatu forum atau suatu tempat dan kegiatan yang mana para ulama dan umara itu sama-sama duduk bersama, menjaga wilayah tetap kondusif, dan sama-sama apapun program kebijakan kita bisa tersampaikan dan tersukseskan di masyarakat, sehingga saling mendukung antara ulama dan umara," terang Eisti'anah.
Selain itu, ia menerangkan permasalahan sosial di wilayah Kecamatan Karangawen saat ini terkait adanya penjualan minuman es moni. Diketahui, es moni merupakan minuman kemasan bercampur alkohol dengan kemasan murah.
Ia mengungkap satu titik di wilayah tersebut marak adanya penjualan minuman kemasan bercampur alkohol itu. Biasanya, penjualan menggunakan plastik atau cup plastik dengan sedotan. Bahkan, minuman tersebut kini populer di kalangan anak muda di Jawa Tengah.
"Tadi lebih ke permasalahan di Kecamatan Karangawen, terkhusus berkaitan dengan peredaran alkohol dalam wujud, tadi ada peredaran es moni yang sangat marak. Ini tadi masukan dari salah satu romo kiai juga menyampaikan untuk bisa berkolaborasi antara polsek, koramil, dan banser," ujarnya.
"Dari NU sendiri sama-sama menjaga atau mengoperasi, atau biar es moni tersebut tidak beredar di masyarakat. Tadi ada di satu titik saja disampaikan," sambungnya.
Atas masukan tersebut, lanjutnya, ia mengingatkan untuk berkoordinasi lintas sektor. Yakni baik melalui forum pimpinan kecamatan (Forkopimcam) atau dengan Satpol PP terkait penindakan kasus tersebut.
"Dan tadi kami menyampaikan jika ada peredaran di tempat lain bisa koordinasi dengan kecamatan untuk nanti, baik dari rekan-rekan Forkopimcam maupun dari Satpol PP kami untuk sama-sama menindaklanjuti," lanjutnya.
![]() |
Senada, Camat Karangawen, Ali Mahbub, mengatakan pihaknya bersama-sama menindaklanjuti informasi peredaran jenis minuman keras tersebut. Ia mengungkap penjualan tersebut sudah ditindaklanjuti oleh Polsek Karangawen di Desa Telogorejo.
"Kami bersama Forkopimcam barusan, termasuk di tingkat desa kami akan koordinasikan. Karena sebagaimana informasi satu titik itu di desa Telogorejo perbatasan dengan Wonosekar itu ada satu. Dan kemarin sudah ditindaklanjuti terkait dengan peredaran itu, penjualan es moni itu oleh Polsek sesuai arahan dengan Pak Kapolres," ujar Ali.
Selain itu, pihaknya juga menitipkan pesan kepada para kiai yang hadir untuk bisa lebih memperhatikan para generasi muda agar tidak terdampak peredaran es moni tersebut.
"Dan setelah acara ini selesai, kami koordinasikan kembali berkaitan dengan peredaran es moni itu ya. Semoga peredaran es moni di Kecamatan Karangawen ini bisa kita hilangkan. Termasuk juga perlu kerjasama dengan para ulama. Jadi kami turut berpesan untuk perbaikan akhlak ke depan bagi generasi penerus kita," tuturnya.
(cln/ahr)