Round-Up

Sederet Kejanggalan Kasus Aipda Robig Tembak Gamma Menurut Keluarga

Tim detikJateng - detikJateng
Rabu, 04 Des 2024 07:20 WIB
Paman Gamma, Agung (49) saat ditemui awak media di Kota Semarang, Selasa (3/12/2024). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Solo -

Kasus tewasnya Gamma, siswa SMKN 4 Semarang yang ditembak anggota Satresnarkoba Polrestabes Semarang Aipda Robiq, terus bergulir. Berikut sederet kejanggalan kasus tersebut menurut versi keluarga korban.

Motif Aipda Robig Tembak Gamma

Kabid Propam Polda Jateng Kombes Aris Supriyono mengatakan motif Aipda Robig Zaenudin menembak siswa SMKN 4 Semarang itu bukan karena tawuran, tapi karena motornya dipepet. Hal itu disampaikan dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi III DPR RI, Jakarta, kemarin.

"Penembakan yang dilakukan terduga pelanggar tidak terkait dengan pembubaran tawuran yang sebelumnya terjadi," kata Aris dalam RDP melalui YouTube DPR RI, Selasa (3/11/2024).

Dia menyebut penembakan itu terjadi karena Aipda Robig dipepet oleh salah satu kendaraan yang hendak tawuran. Setelah dipepet, dia kemudian berhenti dan menunggu tiga motor yang sebelumnya menyalip motornya.

"Memang anggota ini benar-benar pulang dari kantor dia bertemu dengan satu kendaraan yang dikejar 3 kendaraan yang tadi dijelaskan Pak Kapolrestabes," ujar Aris.

"Kemudian motif penembakan yang dilakukan terduga pelanggar dikarenakan pada saat perjalanan pulang ini mendapati satu kendaraan yang dikejar kemudian memakan satu jalannya terduga pelanggar, jadi kena pepet, hingga terduga pelanggar menunggu 3 orang ini putar balik sehingga dilakukanlah penembakan," sambungnya.

Dari RDP itu juga diketahui Aipda Robig mengeluarkan 4 tembakan. Satu disebut tembakan peringatan, 1 dikeluarkan tanpa ada korban, 1 mengenai dua korban luka, dan 1 mengenai G (17) yang akhirnya meninggal.

Diberitakan sebelumnya, G meninggal usai ditembak Aipda Robig pada Minggu (24/11) dini hari. Kepolisian menyebut Aipda Robig hendak melerai tawuran antargeng.

Dua tembakan yang dilepas mengenai tiga siswa SMKN 4 Semarang yaitu G, A, dan S. G meninggal dunia setelah tertembak di pinggang. Sedangkan A terserempet peluru di dada yang kemudian mengenai tangan kiri S yang saat itu berada di pundak A.

Kemudian, Aipda Robig dinilai melakukan tindakan berlebihan (excessive action). Kini dia ditangani secara internal dan diawasi. Dia juga ditahan dengan status terperiksa dalam kasus kode etik Bid Propam Polda Jateng. Pihak keluarga G sudah melapor secara resmi terkait kematian remaja anggota Paskibra itu.

Kecewa Keluarga Gamma Batal Dilibatkan di RDP

Keluarga Gamma (G, 17) siswa SMKN 4 Semarang yang tewas usai ditembak anggota Satresnarkoba Polrestabes Semarang merasa kecewa batal dilibatkan di Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III DPR RI dengan Kapolrestabes Semarang hingga Kadiv Propam Polda Jawa Tengah (Jateng).

Juru bicara keluarga Gamma, Subambang, mengatakan awalnya pihak keluarga sempat diajak mengikuti RDP tersebut.

Subambang, juru bicara keluarga Gamma siswa SMKN 4 Semarang yang tewas ditembak polisi, saat ditemui awak media di Kota Semarang, Selasa (3/12/2024). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng

"Sebetulnya kemarin sudah ada ajakan RDP. Tapi, melalui Zoom. Jam 9.15. Tapi linknya ketika dibuka tidak terbuka. Lalu dikatakan dari pihak sekretariat untuk keluarga tidak ikut Zoom," kata Subambang kepada wartawan di Kota Semarang, Selasa (3/12/2024).

"Berarti DPR itu bohong, kami kecewa terus terang. Semua apa yang sudah kami siapkan ternyata tidak jadi. Apa pun semuanya sudah disiapkan, Zoom dan lain-lain tapi ternyata dibatalkan. Alasan pembatalan kami tidak dikasih tahu," sambungnya.

Subambang selaku kakek Gamma itu mengatakan, pihak keluarga telah membuat surat permohonan untuk mengikuti RDP Komisi III DPR RI.

"Mudah-mudahan dengan surat kami, di kesempatan berikutnya bisa RDP, biar seimbang," tuturnya.

Subambang menilai, RDP Komisi III DPR RI itu masih belum seimbang sebab keluarga belum berkesempatan memberikan pandangan. Maka itu pihak keluarga meminta agar RDP selanjutnya bisa melibatkan pihak keluarga.

"Yang ingin disampaikan kejanggalan, antara perkelahian dengan penembakan tempatnya beda. Tabes juga memojokkan korban. Seolah-olah divonis pelakunya," bebernya.

"Siapa yang ajak? (Jawabannya) Gamma. Siapa yang beli senjata? Gamma. Kayak disetel lah. Ini yang perlu kami perjelas dengan harapan bisa meluruskan berita itu," sambungnya.

Subambang mengatakan, surat permohonan RDP telah dikirimkan pada Senin (2/12). Pelaporan ke Polda Jateng juga telah disampaikan pada Selasa (26/11).

"Kompolnas dan Komnas HAM juga sudah turun. Kami minta keadilan saja, kebenaran itu diungkap, bukan direkayasa. Kami tidak menyerang polisi hanya meminta kasus dibuka secara terang dengan fakta yang ada dan tidak direkayasa," terang Subambang.

Sempat Diminta Polisi Bikin Video Pernyataan

Paman Gamma, Agung (49) mengungkap ada permintaan dari Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar saat mendatangi rumah korban. Agung menyebut, Kapolrestabes meminta keluarga mengikhlaskan korban dan pernyataan itu disampaikan melalui sebuah video.

Agung mengungkapkan, Kapolrestabes Semarang mendatangi rumah Gamma bersama jajaran anggota Polrestabes Semarang dan seorang wartawan, Senin (25/11).

Ada empat orang yang hadir malam itu. Irwan hanya memperkenalkan Kasat Narkoba, Kasat Reskrim, dan dirinya. Ia tak memperkenalkan seorang wartawan yang ikut hadir, sehingga keluarga hanya mengira ia merupakan humas Polrestabes Semarang.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.




(dil/rih)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork