Keluarga Gamma (17), siswa SMKN 4 Semarang yang tewas usai ditembak polisi, melaporkan kasus tersebut ke Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Keluarga minta kasus diusut tuntas tanpa ada rekayasa.
Diketahui, Gamma tewas Minggu (24/11) usai ditembak anggota Satresnarkoba Polrestabes Semarang, Aipda Robig Zaenudin. Gamma disebut tewas saat hendak tawuran di Semarang Barat, dekat kawasan Paramount.
Keluarga korban tak terima Gamma disebut gangster dan menuntut agar bukti yang menunjukkan Gamma mengikuti tawuran bisa diperlihatkan secara terbuka. Mereka pun melaporkan kasus itu ke Komnas HAM dan Kompolnas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kompolnas dan Komnas HAM juga sudah turun. (Kenapa lapor ke Kompolnas dan Komnas HAM?) Kami minta keadilan saja, kebenaran itu diungkap, bukan direkayasa," kata juru bicara keluarga Gamma, Subambang, di Kota Semarang, Selasa (3/12/204).
"Kami tidak menyerang polisi hanya meminta kasus dibuka secara terang, dengan fakta yang ada dan tidak direkayasa," sambungnya.
Ia mengatakan pihak keluarga Gamma juga telah melaporkan kasus penembakan oleh Aipda Robig Zaenudin ke Polda Jateng pada Selasa (26/11). Kemudian pada Kamis (29/11), pihak keluarga telah dipanggil untuk memberikan keterangan sebagai saksi.
"Kemudian Senin (2/12) pro justitia, dinyatakan seperti itu. (Aipda Robig) Diperiksa di Propam, kalau sidangnya nanti terbuka, kami akan ikuti. Sidang etik tuntutan keluarga maksimal, harus bisa di-PTDH (Pemberhentian Tidak Dengan Hormat)," tegasnya.
Ia menegaskan pihak keluarga menuntut agar kasus tak direkayasa. Sebab, ada beberapa kejanggalan yang ditemukan pihak keluarga, salah satunya dari Gamma yang sejak awal dituding sebagai anggota gangster, padahal keluarga meyakini korban adalah anak baik yang tak pernah mengikuti kegiatan gangster.
"Ada kejanggalan, antara perkelahian dengan penembakan, tempatnya beda. Tabes juga memojokkan korban, seolah-olah divonis pelakunya," bebernya.
"Siapa yang ajak? (Jawabannya) Gamma. Siapa yang beli senjata? Gamma. Kayak disetel lah. Ini yang perlu kami perjelas dengan harapan bisa meluruskan berita itu," sambungnya.
Begitu pula dari CCTV minimarket yang memperlihatkan kejadian penembakan. Keluarga meyakini tak ada senjata tajam (sajam) yang dibawa Gamma dan kedua temannya yang juga terkena tembak, S dan A.
"Pada waktu naik motor itu kan naik motor cepat, tidak ketakutan, cepat-cepat semua, kami juga ada videonya. Tidak ada yang bawa sajam, atau mungkin karena cepat nggak kelihatan," jelasnya.
Terpisah, Kabid Humas Polda Jawa Tengah (Jateng), Kombes Artanto mengatakan pihak kepolisian telah memiliki CCTV yang juga telah ditampilkan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III DPR RI pagi hingga siang tadi.
"Pihak kepolisian memiliki barang bukti CCTV tersebut yang akan digunakan sebagai bukti saat proses peradilan dan akan diuji di labfor (laboratorium forensik) kepolisian," kata Artanto saat dihubungi detikJateng.
(rih/ams)