Kidung Suluk Linglung Sunan Kalijaga Dibacakan Perdana

Kidung Suluk Linglung Sunan Kalijaga Dibacakan Perdana

Mochamad Saifudin - detikJateng
Sabtu, 09 Jul 2022 07:40 WIB
Pembacaan kidung Suluk Linglung di Kadilangu, Jumat (8/7/2022)
Pembacaan kidung Suluk Linglung di Kadilangu, Jumat (8/7/2022) Foto: Mochamad Saifudin/detikJateng
Demak -

Ahli waris Sunan Kalijaga atau pengurus Yayasan Sunan Kalidjogo Kadilangu, Demak, Jawa Tengah melaksanakan pembacaan Suluk Linglung. Pembacaan tersebut perdana dilakukan di depan gedung kasunanan dan menjadi perhatian masyarakat.

"Malam ini Malam Jumat Kliwon dalam acara rangkaian upacara penjamasan, ada acara yang namanya bacaan waosan Suluk Linglung," kata Juru Kunci Makam Sunan Kalijaga, Raden Edi Mursalien di Kadilangu, Jumat (8/7/2022) dini hari.

"Acara ini baru pertama kali kita adakan. Oleh karena itu, banyak masyarakat yang melihat. Jadi ini akan kita langsungkan setiap tahun menjelang acara penjamasan," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Edi menjelaskan sebelumnya bacaan Suluk Linglung biasa dilakukan masyarakat adat Kadilangu di dalam gedung kasunanan. Untuk diketahui, Suluk Linglung adalah kitab yang berisi ajaran sekaligus perjalanan hidup Sunan Kalijaga.

"Kita tahu bahwa Suluk Linglung itu sebuah kitab ajaran sekaligus menceritakan perjalanan hidup Kanjeng Sunan Kalijaga Raden Sahid," terangnya.

ADVERTISEMENT
Pembacaan kidung Suluk Linglung di Kadilangu, Jumat (8/7/2022)Pembacaan kidung Suluk Linglung di Kadilangu, Jumat (8/7/2022) Foto: Mochamad Saifudin/detikJateng

Adapun ubarampe dalam acara tersebut di antaranya bunga kenanga, 7 sekoteng, dua kendi, dua gunungan, mawar merah dan putih, serta tumpeng berisi dua ingkung. Pembacaan tersebut turut diiringi musik tradisional rebab, gender, dan seruling. Acara tersebut dimulai pukul 21.00 WIB hingga tengah malam.

Edi menerangkan pembacaan kidung Suluk Linglung untuk mengenang dan menjadikan ajaran Sunan Kalijaga sebagai tradisi. Adapaun yang dibacakan ada 6 pupuh atau bab dan 198 bait.

"Di sini malam hari ini kita bacakan, satu untuk mengenang, kemudian untuk meneruskan, mentradisikan ajaran beliau Kanjeng Sunan Kalijaga Raden Sahid," terangnya.

Edi menambahkan setiap bab dalam kitab Suluk Linglung berbeda-beda dalam cara melantunkan. Yaitu metrum Dandanggulo, Durmo, Asmorodono, dan Kinanti.

"Ini berupa tembang, berupa macapat, ada beberapa tadi sudah dibacakan, ada beberapa pupuh dan bergantian. Karena ini memang memerlukan keahlian seniman yang bisa melakukan seperti ini," imbuhnya.

Sementara itu, perwakilan rombongan peziarah dari Blora, Maryono (85), mengaku sudah familier saat mendengar kidung tersebut. Dia beserta rombongan turut bergabung dalam majelis mendengarkan bacaan Suluk Linglung.

"Begitu mendengar, saya sudah hafal. Bacaan Suluk Linglung ini ada setiap besar (bulan Dzulhijjah)," ujarnya.

Maryono yang akrab dengan sebutan Kiai Orong-orong Blora tersebut menyampaikan dirinya rutin ziarah ke Makam Sunan Kalijaga setiap Jumat Kliwon. Jumlah rombongannya malam ini sekitar 40 orang dalam 1 bus.

"Saya sejak 1967 rutin ziarah ke Makam Sunan Kalijaga. Awalnya saya sendiri ke sini, kemudian semakin bertambah. Siapa saja yang mau," tuturnya.




(ams/ams)


Hide Ads