Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali memperpanjang masa penutupan pasar hewan di wilayahnya. Kebijakan ini untuk membatasi lalu lintas hewan ternak guna menekan penyebaran kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
"Ya, penutupan untuk seluruh pasar hewan di Boyolali dari tanggal 27 Mei sampai 10 Juni, ini diperpanjang sampai tanggal 20 Juni 2022," kata Kepala UPT Pasar Hewan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Boyolali, Sapto Hadi Darmono, kepada detikJateng, Kamis (9/6/2022).
Sebelumnya, Pemkab Boyolali telah menutup seluruh pasar hewan selama 15 hari, mulai dari tanggal 27 Mei hingga 10 Juni 2022. Kini, Pemkab kembali memperpanjang penutukan pasar hewan itu hingga 20 Juni 2022 mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Sapto, perpanjangan penutupan sementara pasar hewan itu dengan sejumlah pertimbangan. Yaitu mengurangi mobilitas ternak yang sakit dan atau terpapar virus PMK, walaupun belum bergejala. Kemudian mengurangi penyebaran virus PMK melalui media manusia yang berkunjung ke pasar hewan.
"Terus (dengan penutupan sementara pasar hewan), teman-teman Puskeswan bisa fokus menangani hewan-hewan (di masyarakat) yang terkena PMK," ujar Sapto.
Perpanjangan penutupan sementara pasar hewan ini dilakukan, lanjut dia, karena pelaksanaan penutupan sebelumnya telah berdampak positif terhadap upaya pengendalian dan penanganan PMK di Boyolali.
"Data dari Disnakan, setelah penutupan tingkat kesembuhan ternak yang diobati meningkat 104 persen dibandingkan sebelum penutupan pasar hewan," jelas dia.
Sapto mengatakan, pihaknya selalu berkoordinasi dan tetap melakukan pengamanan ternak yang mau masuk ke pasar.
"Kita selalu mengimbau kepada para pedagang agar selalu mengawasi ternaknya. Kalau ada gejala-gejala segera laporkan ke dokter hewan terdekat agar dapat segera diobati," imbuhnya.
Pihaknya juga mengaku dampak pembatasan lalu lintas hewan ternak dan penutupan sementara pasar hewan ini mengurangi stok hewan, termasuk untuk kebutuhan hewan kurban.
"Tentu saja ada pengurangan. Ketersediaan hewan kurban berkurang, karena kemarin (tahun lalu) waktu kurban ada (sapi) yang dari Bali, Jawa Timur. Karena lalu lintas ternak dibatasi, otomatis ada pengurangan untuk hewan kurban," pungkasnya.
(rih/ams)