Penjualan sapi untuk kurban hari raya Idhul Adha di Klaten masih sepi. Sepinya penjualan diyakini pedagang karena maraknya penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Sepi, belum ada yang melihat sapi di kandang. Padahal biasanya hari begini sudah ramai lihat-lihat," ungkap pedagang sapi asal Desa Sudimoro, Kecamatan Tulung, Klaten, Manto (65) saat ditemui detikJateng di pasar hewan Jatinom, Kamis (9/6/2022).
Manto menyatakan di kandang ada empat ekor sapi yang sejak ada PMK belum laku. Padahal tahun-tahun sebelumnya, mendekati hari raya kurban sudah ramai pembeli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mestinya ini sudah ramai, sebelum ada begini (PMK) kalau 10 ekor sudah laku. Ini yang mau beli juga takut kondisi masih begini, banyak sapi sakit," jelasnya.
Pedagang, ucap Manto, hanya bisa pasrah karena penutupan pasar hewan itu kebijakan pemerintah. Pedagang pun mau tak mau harus mengeluarkan biaya lebih banyak untuk merawat ternak.
"Pedagang nombok parah, untuk bren (campuran pakan) satu sak Rp 250 ribu, ya caranya diirit-irit. Kami berharap ada bantuan apalah dari pemerintah, pakan atau vaksin," imbuhnya.
Pedagang lainnya, Rusdi warga Desa Kayu Mas, Kecamatan Jatinom menyatakan hal yang sama. Pedagang susah menjual ternak karena kebijakan penutupan pasar hewan yang diperpanjang.
"Di kandang sepi, pasar daerah lain juga tutup. Sementara biaya pakan harus ada, nanti dibuka pun pasar jelas tidak langsung normal," ungkap Rusdi.
Pantauan detikJateng di pasar sapi Jatinom, belasan pedagang datang ke pasar sejak pukul 08.00 WIB. Mereka melihat pasar, ada yang pulang dan ada yang berbincang di lokasi.
Pasar dijaga petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkab Klaten serta Polsek. Tidak ada satu pun pedagang yang membawa sapinya.
Sementara itu, Koordinator Pos Keswan Kecamatan Jatinom, drh Dwi Puji menjelaskan pedagang sempat datang ke pasar tetapi tidak membawa sapi. Ada grup untuk menyebarkan informasi penutupan pasar.
"Di sini ada asosiasi. Untuk Jatinom saja ada 152 ekor yang suspek (PMK), tapi kondisinya sudah recovery," ungkap Dwi kepada detikJateng.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pemkab Klaten memutuskan memperpanjang penutupan pasar hewan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak.
"Mempertimbangkan angka kenaikan kasus yang masih tinggi diputuskan penutupan pasar hewan diperpanjang. Perpanjangan selama 14 hari ke depan," jelas Pj Sekda Klaten Jajang Prihono, Selasa (7/6).
(rih/ahr)