Temuan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi di Tulungagung mengalami peningkatan selama sebulan terakhir. Untuk meminimalisir potensi penyebarannya pemerintah setempat menutup sementara operasional pasar hewan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Tulungagung Tri Hariadi mengatakan penutupan pasar hewan dilakukan mulai pekan ini hingga 14 hari ke depan. Keputusan penutupan ini justru berasal dari para pedagang sapi dan kambing.
"Kami melihat perkembangan PMK dalam beberapa pekan terakhir memang mulai banyak ya. Akhirnya dari pedagang menyampaikan usulan ke Disperindag untuk menutup sementara. Kami menilai teman-teman peternak maupun pedagang sudah sadar, sehingga menginisiasi ini," kata Tri, Senin (6/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Upaya penutupan perdagangan sapi dan kambing tersebut diharapkan mampu memutus mata rantai penyebaran PMK di Tulungagung. Sebab dari 77 kasus yang ditemukan mayoritas merupakan sapi potong yang diperjualbelikan di pasar hewan.
"Lalu lintas perdagangan ini menjadi salah satu pemicu meningkatnya PMK. Maka dengan usulan pedagang itu ya kami sambut baik," ujarnya.
Dijelaskan penutupan sejumlah pasar hewan di Tulungagung hanya bersifat sementara. Pemerintah akan melakukan evaluasi berkala guna melihat perkembangan kasus yang terjadi di lapangan.
"Ini hanya sementara, nanti dievaluasi, kalau menang sudah bisa bula ya akan dibuka lagi," jelasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Peternakan Tulungagung Mulyanto membenarkan adanya penutupan itu. Pihaknya berharap pengendalian lalu lintas perdagangan hewan ini berdampak banyak terhadap penanganan kasus PMK.
"Sebagai upaya penanggulangan, kami juga melakukan surveilans dan KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) terhadap para peternak," kata Mulyanto.
Terhadap sapi yang ditemukan terinfeksi PMK akan langsung dilakukan penanganan dengan pemberian obat-obatan. Upaya terapi obat juga dilakukan secara kontinu sehingga kondisi sapi kembali pulih.
"Kalau untuk sapi perah yang ada di Sendang dan Pagerwojo, Alhamdulillah relatif aman, karena mayoritas berada di dalam kandang dan tidak ke mana-mana. Sapinya juga sudah banyak yang divaksin" jelasnya.
(dpe/iwd)