Kades Siapkan Tanah, Warga Sedusun Terdampak Tol di Magelang Akan Pindah Bareng

Kades Siapkan Tanah, Warga Sedusun Terdampak Tol di Magelang Akan Pindah Bareng

Eko Susanto - detikJateng
Jumat, 27 Des 2024 20:18 WIB
Lokasi bakal untuk relokasi 70 KK warga Dusun Karangtengah, Desa Karangkajen, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.
Penampakan lahan yang disiapkan Kades di Secang Magelang untuk warga terdampak tol. (Foto: Eko Susanto/detikJateng)
Magelang -

Proyek tol Jogja-Bawen melintasi Desa Karangkajen, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Di desa ini ada satu dusun semuanya terkena dan warga bakal direlokasi.

Warga setempat menyebutnya kampung Diwak, Dusun Karangtengah, Desa Karangkajen. Di kampung Diwak ini ada sekitar 70-an KK dengan 200-an jiwa yang terdampak tol Jogja-Bawen.

Dari 70-an KK tersebut baru sekitar 12-an orang yang sudah menerima uang ganti rugi (UGR) pada tahap pertama, Selasa (24/12). Sedangkan yang lainnya masih menunggu giliran pencairan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga Diwak pun sepakat bakal mengikuti berpindahnya lokasi atau relokasi bersama Kepala Desa Karangkajen As'ari yang juga terkena tol. Kemudian rencananya relokasi atau perpindahan dari lokasi Diwak hanya berjarak sekitar 200-an meter atau 300-an meter yang masih berada di wilayah Desa Karangkajen.

Pantauan detikJateng, rencana untuk relokasi warga terdampak tol Kampung Diwak, Dusun Karangtengah tersebut sekarang proses meratakan belum selesai. Jalan masuk menuju lokasi relokasi tersebut sudah diaspal, kemudian lokasi masih belum rata dan masih ditumbuhi rerumputan.

ADVERTISEMENT

"Untuk sampai saat ini proses yang dari pihak tol (BPN dan PPK) itu sudah mulai pembayaran yang tahap 1 dilaksanakan hari Selasa (24/12). Tanggal 24 itu sudah sebagian ada yang dibayarkan," kata Irfandi, salah satu tokoh masyarakat saat dihubungi detikJateng, Jumat (28/12/2024).

Terkait rencana warga Diwak, Dusun Karangtengah yang bakal direlokasi, kata Irfandi, beberapa hari yang lalu pihaknya berkomunikasi dengan As'ari. Lokasi relokasi belum siap untuk meratakan tempat belum selesai.

"Kalau kemarin-kemarin mau dikebut kan juga butuh biaya cukup besar. Tapi, mungkin ini sekarang yang termasuk sebagian sudah menerima itu (UGR). Terus yang untuk kagungane (kepunyaan) Pak Ari sendiri juga sudah beberapa bidang sudah terbayar. Kemungkinan nanti dipercepat untuk menyelesaikan lahan itu (diratakan) di bulan Januari," sambung Irfandi.

"Insyaallah awal tahun nanti dikebut untuk meratakan lokasi dan juga mungkin kalau selesai nanti langsung ke pemetaan untuk masing masing rumah," ujar dia.

Menyinggung perihal As'ari yang menghibahkan lahan seluas 40.000 meter persegi untuk relokasi 70 KK, kata Irfandi, aspirasi yang sempat didengar menghendaki untuk tetap jual beli.

"Terus sempat akhirnya Pak Ari, kelihatannya ya sudahlah kalau begitu (jual beli), tapi belum sampai ke harga dan sebagainya. Tapi, kelihatannya nanti Pak Ari mengikuti keinginan warga mudah-mudahan begitu sehingga warga juga menempatinya ada kepuasan tersendiri," tegas Irfandi.

"Istilahnya hibah ya, bukan wakaf. Itu Pak Ari juga dulu awal-awal juga kalau memang kersa di sana sudah silakan dipakai. Nanti kita pecah sampai menjadi sertifikat masing-masing orang. Tapi, masyarakat juga keinginannya itu tetap ya jual beli," tambah Irfandi.

Irfandi mengatakan, rumah yang ditempati sekarang juga terkena proyek tol Jogja-Bawen. Kemudian untuk UGR, pihaknya belum menerimanya.

"Saya hanya hanya rumah saja yang saya tempati. Luas tanahnya 188, itu hasil verifikasinya," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Dusun Karangtengah, Budi Haryanto menambahkan, yang terdampak sekitar 70-an KK dengan jiwanya hampir 200-an.

"Mayoritas kena, satu dusun itu semuanya kena. Hampir satu dusun meliputi ada pemukiman, juga ada persawahan dan perkebunan juga kena," kata Budi.

"Rencana ini mau direlokasi sama pak kades. Untuk tempat relokasi ya tidak begitu jauh jaraknya sekitar 200 meter," sambungnya.

Pihaknya membenarkan jika warga dulunya pernah melakukan kerja bakti bersama-sama di lokasi relokasi tersebut. Kerja bakti tersebut dilakukan sekitar tahun awal tahun 2022.

"Ini sementara belum (kerja bakti). Nanti menunggu musyawarah dusun dulu. Soalnya kita belum ada musyawarah lagi untuk selanjutnya. Soalnya ya nunggu situasinya, untuk tempatnya juga belum (diratakan). Ini baru dibersihkan dari pohon-pohon, diratakan juga belum," ujarnya.

Saat penerimaan, Selasa (24/12), katanya, baru sekitar 12-an warga yang menerima. Dari 12 orang tersebut, termasuk pihaknya yang juga telah menerima UGR.

"Saya cuma satu bidang sekitar 500 meteran. Kemarin saya terima Rp 1,7 miliar," kata dia.

Perihal tanah lahan relokasi yang dihibahkan oleh Kepala Desa Karangkajen As'ari, kata Budi, perihal hal tersebut belum ada pertemuan selanjutnya.

"Kita juga belum tahu nanti warga itu mau gimana. Terus Pak Kades tetap seperti yang dulu atau gimana, kita juga belum ada ini lagi. Kalau warga sih ya maunya yang entah itu sedikit banyak, maunya ya tetap ada nominal lah (membeli)," tambah Budi.

Selain kampung Diwak, Budi menambahkan, Kantor Desa Karangkajen, bangunan masjid dan TPA juga terkena proyek tol.

detikJateng pernah mewawancarai As'ari pada Maret 2022 lalu. Saat itu, dia berstatus mantan kepala desa Karangkajen.

Saat itu, dia juga mengatakan siap menghibahkan tanahnya kepada warga karena warga di sana ingin tetap berkumpul meski tanahnya terkena proyek tol. Meski awalnya tanah itu akan dihibahkan, namun karena warga menolak akhirnya tanah itu dijual tanpa dipatok harga. Warga bisa membayar tanah itu semampunya.

"(Satu dusun terkena) Nanti kita relokasi 300 meter dari sini (balai desa) ke selatan. Itu ada satu tanah yang agak luas cukup untuk 70 KK," kata As'ari saat ditemui di rumahnya pada 18 Maret 2022 lalu.

"Jadi akan kita bawa sana semua karena permintaan dari masyarakat kepengen jadi satu kampung. Jadi kita menyediakan seluas 40 ribu meter nanti mungkin 20 ribu meter cukup untuk 70 atau 60 KK. Karangtengah ada 70 KK, termasuk keluarga saya, masyarakat umum itu 63-an KK," kata dia.

Lokasi yang bakal ditempati tersebut, kata dia, pada awal bulan Januari akan diratakan dan pengkaplingan.

"Jadi tiap KK dapat berapa ratus meter. Nanti, kita bagi dan titik jalannya juga seperti apa sehingga kampung tertata seperti perumahan rapi menghadap jalan semua. Itu biar enak mobilisasi masyarakat," tegasnya.




(afn/apu)


Hide Ads