Seorang kepala desa di Karangkajen, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, semringah usai 24 bidang tanahnya terkena proyek Tol Jogja-Bawen. Kades bernama As'ari itu pun sudah menerima ganti rugi dari 22 bidang tanahnya yang kena tol.
Sebagai informasi, proses pencairan UGR di Kecamatan Secang pada Kamis (13/3/2025) dilakukan untuk tujuh desa. Total ada 54 bidang dengan total luas lahan 3,2 hektare senilai Rp 44,7 miliar.
"Saya lihat yang nominal terbesar bidang, terbesar di jumlah Pak Kades Karangkajen, Pak Ari. Karena banyak kena berupa tanah, rumah usaha. Yang tadi Rp 7 miliar. Alhamdulillah, semua lancar hari ini," Kepala ATR/BPN Kabupaten Magelang A Yani saat ditemui di lokasi, Kamis (13/3) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat dimintai konfirmasi, Pak Kades As'ri pun tersenyum. Dia mengaku total tanahnya yang terkena proyek tol mencapai 24 bidang.
"(Total berapa bidang) Kemarin total bidangnya 24, ini tiga bidang. (Masih berapa) Mungkin 2 atau 3 yang masih (menunggu)," kata As'ari sambil tersenyum saat ditemui di sela proses serah terima UGR di Balai Desa Donorejo, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.
Pada proses pembayaran UGR kali ini ada tiga bidang tanahnya yang mendapat ganti rugi Rp 7,6 miliar. Dengan rincian tanah pertama seluas 25 m2 senilai Rp 20,2 juta, tanah kedua seluas 81 meter2 dengan nilai UGR Rp 76 juta, dan tanah ketiga seluas 1.750 meter2 senilai Rp 7,5 miliar.
Dia pun mengaku uang ganti rugi proyek tol ini bakal digunakan untuk investasi lagi. Rencananya As'ari akan membeli tanah lagi.
"Kalau kita ngelepas tanah, ya harus jangan sampai kurang. Kita beli lagi yang sepadan minimal, syukur lebih luas lagi," tuturnya.
"Insyaallah (sudah beli tanah), ada yang di sekitar, ada yang di luar kota (luar Magelang)," sambung dia.
Hibahkan Tanah 4 Ha
Di sisi lain, As'ari mengaku akan menghibahkan tanah seluas empat hektare untuk warganya yang terdampak tol Jogja-Bawen. Tanah itu bakal dimanfaatkan sebagai rumah bagi warga yang masih ingin bertahan.
"Insyaaallah masih tetap 4 hektare (hibahkan). Nanti kita bagi-bagi, jadi seperti apa nanti ada yang mau tetap tinggal di sana (lahan relokasi)," jelas As'ari.
"Karena mungkin sekarang orang berpikir beda. Karena mungkin akan mendekati pekerjaan atau dapat uang banyak lebih bertempat tinggal di kota atau apa nanti belum tahu," sambung dia.
As'ari mengungkap di desanya ada satu dusun yang terdampak tol. Tepatnya di Diwak, Dusun Karangtengah, Desa Karangkajen. Menurutnya, masih ada puluhan KK yang tinggal bersama dengan warga lainnya.
"Kalau kemarin sudah ada yang berkomitmen di situ. Masih kepengin bareng-bareng itu ada 51 KK dari 60-an rumah termasuk keluarga saya, jadi masih ada 8 KK yang belum menentukan pilihan karena merasa mampu monggo, kita tidak memaksa," kata As'ari.
(ams/ams)