Sawah 30 Cm Kena Tol Jogja-Bawen, Kakek di Magelang Dapat UGR Rp 254 Ribu

Regional

Sawah 30 Cm Kena Tol Jogja-Bawen, Kakek di Magelang Dapat UGR Rp 254 Ribu

Eko Susanto - detikJogja
Kamis, 26 Des 2024 09:00 WIB
Mulyanto (68) warga Secang, Kabupaten Magelang menerima UGR Rp 254.476, Selasa (24/12/2024).
Mulyanto (68) warga Secang, Kabupaten Magelang menerima UGR Rp 254.476, Selasa (24/12/2024). Foto: Eko Susanto/detikJateng.
Jogja -

Uang ganti rugi (UGR) tol tidak selamanya bernilai fantastis. Seperti halnya yang dialami oleh seorang kakek di Magelang bernama Mulyanto. Kakek 68 tahun itu hanya menerima UGR Rp 254.476 saja.

Dilansir detikJateng, Kamis (26/12/2024) sawah milik Mulyanto yang terkena proyek tol Jogja-Bawen hanya 0,3 meter atau 30 sentimeter saja. Otomatis nominal UGR yang didapatkannya juga sangat kecil. Bahkan nilai ini bisa dibilang menjadi yang terkecil yang pernah ada selama ini.

Sebagai informasi, kakek tiga cucu ini memiliki tanah seluas 1.100 meter persegi yang ada di Dusun Karangtalun, Desa Karangkajen, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Kemudian yang terkena proyek Tol Jogja-Bawen dari 1.100 meter persegi hanya seluas 0,3 meter persegi atau 30 sentimeter saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang terkena 30 cm dari luas 1.100 meter persegi. Itu sawah ditanami padi, jagung," terang Mulyanto kepada awak media di sela-sela penerimaan UGR di Balai Desa Karangkajen, Selasa (24/12).

Bapak tiga putra ini mengatakan, lahan yang terkena ini keserempet.

ADVERTISEMENT

"Jangan sampai kena semua. Ini satu nggon (lokasi) keserempet," ucap kakek tiga cucu.

Ketika ditanya soal UGR diterimanya akan digunakan untuk apa, Mulyanto menjawab, uang itu bakal diberikan kepada ketiga cucunya.

"(Dari uang ganti Rp 254 ribu digunakan untuk apa?) Untuk jajan cucu. Iya jajan cucu, cuma sedikit (dapat UGR)," tuturnya seraya tersenyum.

Mulyanto menyampaikan, saat awal sosialisasi berpikirnya lahannya tidak terkena.

"Kok ternyata terkena 30 cm. Niku namung tampingan (itu hanya bagian pinggir), " ujar dia.

Selain Mulyanto, warga yang juga lahannya terserempet Tol Jogja-Bawen yakni Muh Kusen (64). Tetapi, lahan milik Kusen sedikit lebih besar dibandingkan dengan Mulyano yakni seluas 2 meter persegi. Dengan luasan tersebut Ia pun menerima UGR sebesar Rp 2.459.033.

"Yang terkena pinggiran. Ini (uang Rp 2,4 juta) buat cucu untuk tambah biaya sunat," kata dia.

Kusen menyampaikan, salah satu cucunya yang berada di Gombong, Kebumen mau sunat.

"Buat tambah-tambah untuk cucu sunat," tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Desa Karangkajen, As'ari, mengatakan proyek jalan tol mengenai dua dusun. Sedangkan satu dusun, yakni Karangtengah, terkena rumah beserta tanahnya nantinya bakal pindah bersamaan.

"(Satu dusun terkena) Nanti kita relokasi 300 meter dari sini (balai desa) ke selatan. Itu ada satu tanah yang agak luas cukup untuk 70 KK," kata As'ari.

"Jadi akan kita bawa sana semua karena permintaan dari masyarakat kepengin jadi satu kampung. Jadi kita menyediakan seluas 40 ribu meter nanti mungkin 20 ribu meter cukup untuk 70 atau 60 KK. Karangtengah ada 70 KK, termasuk keluarga saya, masyarakat umum itu 63-an KK," imbuh dia.

Lokasi yang bakal ditempati tersebut, kata dia, pada awal bulan Januari akan diratakan dan pengkaplingan.

"Jadi tiap KK dapat berapa ratus meter. Nanti, kita bagi dan titik jalannya juga seperti apa sehingga kampung tertata seperti perumahan rapi menghadap jalan semua. Itu biar enak mobilisasi masyarakat," tegasnya.

Sementara, Kepala BPN Kabupaten Magelang, A Yani, mengatakan pihaknya melakukan pembayaran UGR untuk 78 bidang di Desa Karangkajen pada akhir tahun 2024 ini.

"Karangkajen ada 300 bidang lebih, tapi yang sudah memenuhi syarat dan diajukan 78 dan hari ini dilakukan pembayaran," kata Yani.

"Jumlah bidangnya 78. Luasnya lebih kurang 4,4 hektare dengan jumlah ganti rugi lebih kurang Rp 76 miliar," sambung Yani.

Para penerima UGR, kata dia, ada satu orang yang terkena 7 bidang, 4 bidang dan 4 bidang. Sedangkan yang terkecil hari ini ada 0,3 meter persegi.

"Nilai terkecil 0,3 meter. Bayangkan 0,3 meter saja, tetap terdeteksi oleh tim saya. Jadi kalau ada misalnya bermeter-meter hilang itu nggak mungkin," kata dia.

"Itu bukan pertama, yang terkecil 0,3, ada 0,6, ada 0,8. Di desa ini paling kecil 0,3," pungkasnya.




(apl/apl)

Hide Ads