Festival Gejog Lesung di Cawas, Bupati Klaten: Tumbuhkan Kecintaan Budaya

Festival Gejog Lesung di Cawas, Bupati Klaten: Tumbuhkan Kecintaan Budaya

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Sabtu, 24 Agu 2024 16:43 WIB
Festival Gejog Lesung diikuti generasi muda dari berbagai kecamatan, di Lapangan Desa Barepan, Kecamatan Cawas
Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Klaten -

Bupati Klaten Sri Mulyani menghadiri Festival Gejog Lesung yang telah menjadi agenda tahunan Kecamatan Cawas. Festival ini menjadi upaya pelestarian warisan budaya leluhur di Kabupaten Klaten.

Tampak puluhan kontingen yang terdiri dari maksimal 11 anggota tampak menampilkan pentas musik gejog lesung di Lapangan Desa Barepan, Kecamatan Cawas. Beberapa orang melantunkan lagu Lesung Jumengglung sementara yang lain memukul lesung dengan alu sehingga menghasilkan bunyi bersahut-sahutan yang berirama indah.

Para penampil itu mengenakan pakaian lurik khas Klaten ditambah hiasan-hiasanya lainnya. Suasana di Lapangan Desa Barepan tampak ramai dengan adanya Gejog Lesung yang juga dihadiri Bupati Klaten Sri Mulyani serta jajaran Forkopimda dan kepala OPD.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, festival ini menjadi penting untuk merawat seni gejog lesung yang dinilai sudah mulai hilang ditelan zaman. Ia menceritakan, dulunya lesung hanya dipakai untuk memisahkan padi dari tangkai dan kulitnya. Namun, tumbukan alu ke lesung menimbulkan irama yang indah hingga muncullah kesenian tradisional gejog lesung.

"Gejog lesung dikenal hadir membawa keceriaan sejak dulu. Permainan musik akustik petani ini dulu dimainkan saat bulan purnama atau malam terang bulan," kata Sri Mulyani di Lapangan Desa Barepan, Sabtu (24/8/2024).

ADVERTISEMENT

"(Gejog Lesung) hendaknya menjadi perhatian bersama untuk kemudian digali, dikelola, dan dikembangkan sesuai tuntutan zaman tanpa menghilangkan hakikat pembentukan nilai-nilai budi luhur," imbuh dia.

Ia pun menyayangkan jika kesenian tradisional warisan leluhur ini sampai hilang. Oleh karenanya, ia mengajak seluruh generasi muda untuk turut nguri-uri budaya dan melestarikan kesenian tradisional tersebut lewat Festival Gejog Lesung.

Ia berharap, Festival Gejog Lesung ini dapat meningkatkan pamor lesung dan mampu menanamkan kecintaan seni musik tradisional bagi generasi muda. Lewat lomba musik gejog lesung dan lomba mewarnai gambar gejog lesung hari itu, anak-anak dipertontonkan indahnya musik Gejog Lesung sehingga bisa semakin cinta dan bangga akan seni tersebut.

"Melalui Festival Gejog Lesung, secara tidak langsung akan menumbuhkan kecintaan pada budaya sendiri. Bila generasi muda sudah cinta budaya sendiri, dengan sendirinya ia akan melestarikan dalam kehidupan sehari-hari," tuturnya.

Sementara itu Camat Cawas Moh. Prihadi menyampaikan, upaya kaderisasi sudah aktif dilaksanakan di Kecamatan Cawas. Para muda-mudi sudah didorong untuk ikut berkontribusi dalam pelestarian gejog lesung sejak kecil.

"Kami dari Kecamatan Cawas juga mengirimkan tim yang terdiri dari anak-anak SMP-SMA. Harapan kami biar ada regenerasi," jelasnya.

Adapun, terdapat 25 kontingen yang ikut serta dalam perlombaan musik gejog lesung yang sudah digelar sejak 2014 itu. Masing-masing kontingen akan menyanyikan lagu wajib Lesung Jumlenggung dan lagu pilihan seperti Gugur Gunung dan Ronda Kampung.

Selain diikuti peserta yang sudah mahir dan dewasa, ajang kompetisi siang itu juga diikuti puluhan anak muda yang sudah terlatih memainkan seni gejog lesung. Hal ini menjadi bukti adanya regenerasi seniman musik Gejog Lesung di Kecamatan Cawas.

"Harapannya bisa menjadi bagian dari edukasi dan promosi, sosialisasi kepada generasi muda biar dia juga ikut tahu apa itu Gejog Lesung. Dengan tahu, dia akan suka dan berusaha mengembangkan," jelasnya.

(anl/ega)


Hide Ads