Sumber mata air di Sendang Watu Jago yang berada di Desa Wukirsari, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati, tidak pernah kering saat musim kemarau. Warga memanfaatkannya demi memenuhi kebutuhan dengan memasang puluhan mesin pompa air di sendang tersebut.
Pantauan detikJateng di lokasi ada puluhan pipa mesin pompa air yang terpasang di sendang, Rabu (24/7). Suara mesin pompa terdengar silih berganti di lokasi, air pun mengalir lewat instalasi pipa di sendang.
Suasana sendang masih asri berada di Pegunungan Kendeng. Beberapa pohon besar berusia ratusan tahun juga berdiri di tengah sendang. Tampak juga ada bangunan tua yang digunakan untuk mandi di sendang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu warga, Samingun (64), mengatakan Sendang Watu Jago tidak pernah kering saat musim kemarau. Warga memanfaatkan air untuk kebutuhan sehari-hari. Baik berupa keperluan minum, mandi, hingga pertanian warga.
"Airnya untuk warga, untuk musim kemarau digunakan untuk kebutuhan sehari hari dan kebutuhan di sawah pertanian warga," kata Samingun di lokasi, Rabu (24/7/2024).
Dia menceritakan dulunya warga mengambil air dengan cara menimba di sumur Sendang Watu Jago. Namun sejak tahun 2000 silam, warga mulai memasang mesin pompa. Total ada puluhan warga Dukuh Garis Desa Wukirsari yang menyedot air sendang ini.
"Kurang lebih tahun 2000. Dulu pakai jeriken digendong pakai ke sini. Sekarang disedot pakai mesin pompa oleh warga," jelasnya.
Warga lainnya Suyino yang sedang mengambil air menggunakan jeriken juga mengungkapkan hal yang sama. Sebab, lokasi dukuhnya cukup jauh dari Sendang Watu Jago.
Dia biasanya mengambil empat jeriken saat pagi hari. Sedangkan sorenya biasanya mencapai enam jeriken. Menurutnya, sendang tersebut tidak pernah kering meskipun musim kemarau.
"Makanya ambil air di sini. Setiap kekurangan air ambil air di sini, soalnya airnya meluap tidak pernah kekeringan saat musim kemarau," terang dia.
Disedot 70 Mesin Pompa
Kesempatan yang sama, Kepala Desa Wukirsari Sulistiono, menjelaskan Sendang Watu Jago telah turun temurun digunakan warganya untuk kebutuhan sehari-hari. Mulai dari memasak, minum, dan lahan pertanian. Tidak heran pertanian warganya melimpah.
Dia mengatakan ada 400 jiwa memanfaatkan air sendang. Mereka juga langsung memasang mesin pompa ke sumur sendang. Total ada 70 mesin pompa yang terpasang di Sendang Watu Jago.
"Alhamdulillah adanya sumber air ini tidak kekurangan air," kata Sulis ditemui di lokasi.
Menurutnya, sumber mata air yang tidak pernah kering karena banyaknya pohon di lokasi. Ada beberapa pohon besar yang mampu menyerap air. Maka tidak heran jika sumur di sendang cukup melimpah.
"Kemungkinan selama ini hutan masih banyak pohonnya masih ada di sini. Pohon ringin, pohon rawo, pohon jowo. Usianya ratusan tahun ada," terang dia.
Terkait dengan kepercayaan yang ada di sendang itu adalah cikal bakal dari Desa Wukirsari. Konon menurutnya sendang tersebut sering digunakan untuk meminta hujan saat musim kemarau. Karena terdapat watu atau batu yang bentuknya mirip ayam jago.
"Dulunya kalau kemarau itu minta hujan, ya terus hujan. Dulu ada batu seperti mirip ayam jago makanya dikenal dengan Sendang Watu Jago," jelasnya.
Biasanya warga menggelar tradisi sedekah bumi di Sendang Jago. Selain itu adanya kegiatan hajatan saat tanggal 1 sura atau Muharram dengan harapan kebaikan kepada Tuhan yang Maha Esa.
"Di sini biasanya ada tradisi sedekah bumi di sendang, lalu ada hajatan saat bulan Suro," pungkas Sulistiono.
(cln/ams)