Sukatani Manggung di Peringatan Hari Bumi Warga Kendeng Pati

Sukatani Manggung di Peringatan Hari Bumi Warga Kendeng Pati

Dian Utoro Aji - detikJateng
Senin, 21 Apr 2025 20:48 WIB
Warga Kendeng memperingati Hari Kartini dan Bumi di Omah Sonokeling, Sukolilo, Pati, Senin (21/5/2024).
Band Sukatani tampil di acara peringatan Hari Kartini dan Hari Bumi di Omah Sonokeling, Sukolilo, Pati, Senin (21/5/2024).Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
Pati -

Warga yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) menggelar peringatan Hari Kartini dan Hari Bumi di Omah Sonokeling, Desa Gadudero, Kecamatan Sukolilo, Pati. Band Sukatani turut tampil di acara tersebut.

Pantauan detikJateng di lokasi acara, Senin (21/4) sore, tampak spanduk bertulisan 'Sukatani tidak suka tambang'. Ada berbagai acara yang ditampilkan, mulai dari pembacaan puisi serta penampilan band Usman and The Blackstones serta Sukatani.

Ketua Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng, Gunretno menjelaskan kegiatan peringatan Hari Kartini dan Bumi rutin digelar setiap tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebelum itu 12 April lahirnya kajian hidup strategis yang diperintahkan Presiden Joko Widodo yang kami minta KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis) di wilayah Pegunungan Kendeng utara," kata Gunretno kepada wartawan di lokasi, Senin (21/4/2025).

Warga Kendeng memperingati Hari Kartini dan Bumi di Omah Sonokeling, Sukolilo, Pati, Senin (21/5/2024).Warga Kendeng memperingati Hari Kartini dan Bumi di Omah Sonokeling, Sukolilo, Pati, Senin (21/5/2024). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng

Gunretno menjelaskan, rangkaian acara dimulai dengan membawakan puisi di alam oleh Wiji Kendeng. Mereka membawa puisi ke tengah tambang Lereng Pegunungan Kendeng.

ADVERTISEMENT

"Tanggal 14 April kami datang di DPR, ke polisi, tentang tambang di Pegunungan Kendeng marak. Biarkan begitu saja ketika kami lapor tidak ada kegiatan, maka kami datang ke lokasi tambang," jelasnya.

"Karena yang dirugikan ini masyarakat dan petani secara luas," ujarnya.

Setelah panggung musik ada pengajian berbicara dengan lingkungan dan lamporan. Ada beberapa penampilan seperti Sukatani ada dan Usman and The Blackstones. Mereka menyuarakan tentang kepedulian lingkungan.

"Karena ini hari bumi di mana ibu bumi yang melahirkan semua ciptaan. Di mana dibesarkan dari hasil butiran padi bukan bongkahan batu terus ditambang untuk memupuk keuntungan pribadi tanpa memikirkan bagaimana ke depan memikirkan kerusakan lingkungan," ungkapnya.

Pada momen Hari Kartini, sedulur Kendeng juga mengenang sosok Nyu Patmi warga Kendeng yang sempat menggelar aksi mengecor kaki di Jakarta. Nyu Patmi akhirnya meninggal dunia saat aksi tersebut.

"Di kami ada Kartini Kendeng yang pernah juga mengecor kaki berani mati karena memikirkan ke depan Indonesia dibelenggu semen daripada over produksi tahun 2014, pemerintah mengeluarkan izin seenaknya untuk tambang semen. Maka jangan belenggu anak cucu kami dan belenggu kaki itulah Kartini Kendeng," jelasnya.

Sementara itu Gitaris Sukatani, Muhammad Syifa Al Lufti, mengatakan dari kegiatan di Kendeng dirinya bisa memetik pelajaran penting soal perjuangan warga terkait penolakan penambangan di Pegunungan Kendeng.

"Satu hal yang begitu penting bagi saya adalah pelajaran yang kami dapat perjuangan dari kawan-kawan dan bapak-bapak ibu-ibu di Kendeng ini menjadikan sebuah cerminan bagi kami untuk bisa berjuang menjalani kehidupan yang menindas," kata dia saat di atas panggung.

"Teman di sini juga belajar banyak yang berjuang selama puluhan tahun melawan tambang," tambah dia.




(dil/ahr)


Hide Ads