Air Terjun Tadah Hujan Sukolilo Pati, Potensi Wisata di Lereng Kendeng

Air Terjun Tadah Hujan Sukolilo Pati, Potensi Wisata di Lereng Kendeng

Dian Utoro Aji - detikJateng
Rabu, 01 Jan 2025 16:28 WIB
Kawasan air terjun tadah hujan di Sukolilo, Kabupaten Pati, Rabu (1/1/2025).
Kawasan air terjun tadah hujan di Sukolilo, Kabupaten Pati, Rabu (1/1/2025). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
Pati -

Air terjun tadah hujan di Sukolilo, Kabupaten Pati, ini bisa menjadi salah satu tujuan berlibur. Air terjun di lereng Pegunungan Kendeng ini menyimpan keindahan alam.

Untuk sampai di lokasi, dari pusat Kota Pati harus menempuh jarak sekitar 28 kilometer atau waktu tempuh 44 menit dengan mengendarai sepeda motor. Jalannya menanjak melewati jalan Sukolilo.

Sesampai di lokasi, pengunjung disambut dengan taman dengan pepohonan yang sejuk. Lalu pengunjung harus turun lewat ratusan anak tangga untuk sampai di air terjun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Air terjun tadah hujan ini memiliki ketinggian sekitar 30 meter. Airnya tidak pernah habis, apalagi saat hujan kondisinya deras mengalir.

Pengelola wisata air terjun tadah hujan, Muhammad Agus Sakurianto (48) menjelaskan wisata air terjun ini buka setiap hari kecuali Jumat.

ADVERTISEMENT

"Buka setiap hari jam 8 sampai setengah 5 sore. Hari Jumat libur. Kalau malam jam 19.00 WIB sampai 22.00 WIB," jelas Agus, warga Sukolilo, kepada detikJateng, Rabu (1/1/2025).

Kawasan air terjun tadah hujan di Sukolilo, Kabupaten Pati, Rabu (1/1/2025).Kawasan air terjun tadah hujan di Sukolilo, Kabupaten Pati, Rabu (1/1/2025). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng

Pengelola menyediakan spot untuk nongkrong dengan adanya kafe kopi di sekitar air terjun.

"Fasilitas ada view air terjun, tempat duduk, ada kolam kecil, ada warung kafe khusus kopi," jelasnya.

Bagi pengunjung, dipungut biaya masuk Rp 5 ribu per orang. "Untuk malam gratis karena malam ada kafe kopi," ujarnya.

Asal-usul Air Terjun

Lebih lanjut Agus mengatakan air terjun ini dikenal dengan tadah hujan atau tempat menampung air hujan. Agus tidak mengetahui secara pastinya, akan tetapi secara turun-temurun konon di sekitar air terjun terdapat bebatuan yang berbentuk wadah atau tempat penampungan air. Warga pun mengenalnya air terjun tadah hujan.

"Dulu itu masih asli ada wadah sehingga dikatakan air terjun tadah hujan. Kalau dulu waktu hujan ada wadah (bebatuan) di sungai itu," jelasnya.

"Air ada terus, tapi nggak besar. Kalau hujan nggak boleh ke sana kita batasi di pinggir air terjun," dia melanjutkan.

Dia menambahkan, air terjun tadah hujan sempat vakum beberapa tahun karena ada insiden orang tenggelam di lokasi. Namun tiga tahun belakangan ini mulai bangkit kembali.

"Sempat vakum karena pernah ada insiden orang tenggelam. Terus tiga tahunan belakang ini mulai bangkit dan dibangun seperti sekarang," tutur dia.

Salah satu pengunjung, Angga Saputra (32) mengaku penasaran dengan pemandangan di air terjun tadah hujan Sukolilo.

"Suasananya adem sejuk. Apalagi dari lereng sini bisa melihat kota Pati terus turun bisa lihat air terjun, pokoknya cocok untuk liburan," kata dia.




(rih/rih)


Hide Ads