Polusi udara di Kota Semarang rata-rata berada dalam kategori kuning hingga oranye berapa hari terakhir. Masyarakat yang masuk kelompok sensitif diminta untuk mewaspadai penyakit serta memakai masker.
Dinas Kesehatan Semarang mengacu pada data iqair.com yang menunjukkan tingkat polusi pada hari Jumat (25/8) yaitu oranye dengan nilai 142 AQI (indeks kualitas udara), kemudian Sabtu (26/8) oranye dengan nilai 120 AQI, Minggu (27/8) warna kuning dengan nilai 100 AQI, dan hari ini, Senin (28/8) dengan nilai 80 AQI.
"Di bawah 50 itu yang diinginkan. Biasanya Mijen, Gunungpati yang tanaman cukup banyak sehingga oksigen yang dihasilkan oke. Untuk 50-100, ini sedang. Di atas 100 sensitif terhadap yang punya kerentanan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam di kantornya, Senin (28/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari pantauan detikJateng di laman iqair.com ada juga prakiraan polusi udara di Kota Semarang sampai hari Minggu (3/9) mendatang yang semua warnanya oranye.
Masih di laman yang sama, dari pantauan stasiun di Karangturi ada warna merah yang merujuk pada hari Minggu (27/8) pukul 08.00 dengan angka 155 AQI dan pukul 09.00 WIB dengan angka 153 AQI. Warna merah merupakan indikasi udara tidak sehat.
Hakam menjelaskan untuk langkah yang bisa diambil masing-masing individu termasuk kelompok rentan yaitu hidup bersih seperti ketika COVID-19. Sebisa mungkin memakai masker dan tidak terlalu dekat dengan orang yang sedang sakit.
"Orang yang saya sebut sensitif bisa anak kecil, orangtua. Orang yang punya riwayat asma, sakit paru, kalau berpergian di luar harus pakai masker. Sebisa mungkin tidak bersebelahan dengan orang flu dan batuk, harus cegah. Kalau sudah maskeran oke, setelah dari luar, pulang, masker dibuang, cuci tangan," jelasnya.
Hakam juga menjelaskan, selain polusi, kondisi cuaca yang panas juga menyebabkan bakteri atau virus mudah berterbangan karena kelembapan udara yang rendah. Jika virus terbang dan mengenai saluran pernapasan bisa menyebabkan flu dan lainnya, sedangkan jika kena mata bisa menyebabkan jenis penyakit pada mata tergantung virusnya.
"Suasana panas seperti ini, partikel dari udara, karena kelembapan rendah maka akan terbang di udara lebih lama. Akan menempel bakteri atau virus. Misal menempel di saluran nafas bisa berisiko ISPA. Contoh jenis penyakit Varicella Zooster, pada keadaan lingkungan yang kering akan menyebabkan kulit menjadi kering juga. Penderita Varicella akan merasakan kulit yang lebih gatal dan menyebabkan penderita akan menggaruk kulit. Hal tersebut memfasilitasi penyebaran virus," ujar Hakam.
(ahr/apl)