Makam tersebut dari pantauan detikJateng letaknya tidak lumrah. Berada di tengah sawah di tepi jalan utama desa di bawah pohon Gempol tua.
Makam tunggal tersebut dilindungi rumah makam (cungkup) kecil berukuran sekitar 2x2,5 meter yang merupakan bangunan baru. Kuburan tersebut memiliki nisan balok- balok kayu yang saling terkait.
Selain kayu, terdapat nisan lempeng-lempeng batu andesit. Kaki dan kepala nisan berbentuk lempengan batu menyerupai Kayon pada wayang kulit atau candi dengan segitiga lancip menyerupai bilah keris di tengahnya.
![]() |
Uniknya lagi nisan kayu dan batu tersebut tidak menempel di tanah yang datar. Tetapi tanah pusara makam itu membentuk gundukan tak teratur menyerupai rumah rayap setinggi sekitar 1 meter.
Di kompleks makam yang dipagari tembok tersebut tidak ada makam lainnya. Hanya ada dua batu besar yang sebagian besar sudah dicor semen dan tersisa tampak ujungnya.
Tidak ditemukan satu huruf maupun angka pada nisan. Di atap kayu cungkup hanya terpasang papan nama bertuliskan Makam Ki Ageng Santri dari plat logam yang tampak masih baru bercat hijau.
Kasi Pemerintahan Desa Kahuman, Kecamatan Polanharjo, Muklas menuturkan makam tunggal itu menurut cerita turun-temurun merupakan makam Ki Santri.
"Saat saya kecil sering diajak ziarah. Saya tanya ayah saya ini makam Mbah Santri, Ki Santri," ungkap Muklas kepada detikJateng di lokasi, Kamis (23/3/2023) siang.
![]() |
Makam semacam, kata Muklas, hanya ada satu. Di makam dusun SE desa tidak ada yang menggunakan nisan kayu dan batu.
"Yang macam ini hanya disini. Saya kecil juga sudah begitu makamnya, saya sering main kesini saat kecil," imbuh Muklas.
Kades Kahuman, Kecamatan Polanharjo, Ida Andung Prihatin menyatakan hal serupa. Makam tersebut dikenal sebagai makam Ki Ageng Santri.
"Dikenal sebagai makam Ki Ageng Santri. Bahkan namanya digunakan untuk nama jalan desa sebagai jalan Si Santri," ungkap Ida kepada detikJateng.
(apl/apl)