Ortu Siswi SMA Sragen Maafkan Guru yang Marahi Anak gegara Jilbab, tapi...

Ortu Siswi SMA Sragen Maafkan Guru yang Marahi Anak gegara Jilbab, tapi...

Tara Wahyu NV - detikJateng
Jumat, 11 Nov 2022 15:04 WIB
SMA N 1 Sumberlawang Sragen, Kamis (10/11/2022).
SMA N 1 Sumberlawang Sragen, Kamis (10/11/2022). Foto: dok. istimewa.
Sragen -

Agung Purwanto orangtua S (15) siswi SMA Negeri 1 Sumberlawang yang Dirundung oleh guru matematika karena tak mengenakan jilbab mengaku sudah memaafkan sang guru. Maaf tersebut diberikan oleh Agung baik secara pribadi maupun yang telah diperbuat.

Hanya saja, Agung menegaskan bahwa persoalan tersebut tidak selesai hanya dengan kata maaf saja. Menurutnya, persoalan perundangan karena tidak memakai jilbab itu haru ada solusinya.

"Sudah saya maafkan, secara pribadi atau secara apapun. Cuma masalahnya ini PR (Pekerjaan Rumah) kita bareng," kata Agung saat ditemui di kediamannya, Jumat (11/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agung menginginkan agar kasus perundungan tidak kembali terulang terutama di dunia pendidikan. Terlebih, ia menginginkan adanya pertemuan antara sekolah dan dirinya secara langsung.

"Biar ini tidak terjadi lagi dan membahas jangan sampai melebar ke mana-mana, tapi nyatanya melebar kan. Dan jadi berhari-hari," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Dirinya mengungkapkan, untuk langkah ke depan mengembalikan ke pihak kepolisian untuk menjembatani antara dirinya dan sekolah. Pihaknya mengaku, masih mengedepankan kekeluargaan dan dasar hukum yang berlaku.

"Saya balikkan ke kepolisian, kalau pihak kepolisian kan lebih tahu secara persuasif seperti apa batasan-batasan yang diperbolehkan seperti apa. Kalau mungkin kemarin kita ngomong di ruang tertutup masih mengedepankan kekeluargaan. Kalau dengan Polisi kan di samping kekeluargaan dengan dasar hukum yang jelas," bebernya.

Sebelumnya, permintaan maaf disampaikan guru matematika SMAN 1 Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Suwarno (54). Sebelumnya dia diadukan salah satu orangtua muridnya ke Polres Sragen karena diduga melakukan perundungan.

Masalah ini muncul ketika Suwarno disebut meminta salah satu siswinya yang masih duduk di kelas X untuk memakai jilbab. Dia menyampaikan itu saat jam pelajarannya di depan kelas pada Kamis (3/11).

"Saya sampaikan secara umum di kelas supaya anak yang lain tahu. Memakai jilbab bukan karena pakaian budaya atau patut-patutan. Tapi memakai jilbab itu karena perintah Allah. Jadi memakai jilbab itu perintah Allah, bukan karena perintah gurunya, saya ingin anak-anak memakai jilbab dengan kesadaran diri, dengan ikhlas, tidak dipaksa dan tidak ditekan. Saya menyampaikannya seperti itu," kata dia saat ditemui di SMAN 1 Sumeberlawang, Kamis (10/11).

Selengkapnya baca di halaman berikutnya...

Dia mengatakan maksud penyampaiannya itu hanya sebatas memberi nasihat antara guru kepada muridnya. Dia tidak ada niatan untuk memaksa apalagi melakukan perundungan.

"Karena ada satu anak yang belum memakai jilbab itu tadi. Tapi sebelumnya saya tidak pernah menyampaikan itu. Tapi karena ada anak yang malu ke masjid tidak jilbaban itu, saya menyampaikan secara spontanitas," ujarnya.

"Saya menyampaikan dengan kata-kata yang biasa, tidak ada niat memojokkan, atau dengan kata-kata yang keras, bentak-bentak gitu, tidak," ucapnya.

Halaman 2 dari 2
(apl/sip)


Hide Ads