Video seorang guru menggunting seragam milik siswa di SMP PGRI Sukodono, Sragen, menjadi viral di media sosial. Menurut orang tua siswa tersebut, guru bernama Anggrek itu sebelumnya sudah menelepon untuk memberi kabar.
Ayah siswa tersebut, Dwi (47) mengatakan permintaan untuk menggunting seragam itu justru datang dari istrinya. Dwi bilang, bu guru itu sempat menelepon istrinya.
"Cuma diam tapi nggak mau denger gitu. Waktu Bu Anggrek telepon istri saya suruh ngasih tahu, 'ya udah bu sebenarnya udah dibeliin baju baru tapi kalau dikasih tahu nggak mau denger ya dipotong saja'," kata Dwi menirukan ucapan istrinya, Selasa (22/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dwi mengatakan anaknya sudah dibelikan seragam sekolah SMP PGRI, tapi tetap menolak memakainya. Setelah berulang kali ditegur, pihak sekolah akhirnya menghubungi orang tuanya.
"Kalau beliin kapan kami lupa, tapi komunikasi dengan sekolah. Jadi dari pihak sekolah WA ke istri saya," ucapnya.
Dwi menyebut anaknya memang mempunyai catatan buruk di sekolah.
"Anak kedua dari tiga bersaudara. (Bandel?) Iya, dari sekolahan SMP Islam Mondokan 2 itu kan dikeluarkan. Terus masuk di PGRI," bebernya.
"Masuk PGRI nggak berubah, kalau dikasih tahu diem nggak ngelawan. Istilahnya kalau orang Jawa ndablek," sambung dia.
Setelah seragamnya digunting bu guru, siswa itu akhirnya mengenakan seragam baru.
"(Setelah seragam digunting masih dipakai?) Nggak, dia pakai seragam baru. Harusnya kalau di PGRI itu kan sini atas putih bawah biru, tapi itu enggak putih putih karena itu seragam dari SMP Islam bukan seragam PGRI," jelas Dwi.
Dwi menegaskan dirinya tidak mempersoalkan tindakan bu guru yang menggunting seragam anaknya.
"(Kami) Menerima, justru diminta, karena kita udah kasih tahu baik-baik tetap nggak nurut orang tua. Istri saya kan minta motong," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, video tersebut sempat diunggah oleh akun Instagram @pembasmi.kehalusan.reall. Nampak dalam video seorang guru tengah menggunting beberapa bagian seragam siswa laki-laki. Terlihat juga kemeja putih yang digunakan siswa itu terdapat coretan di bagian belakang.
Mengenai video tersebut, Kepala Sekolah SMP PGRI Sukodono, Sragen, Sutardi membenarkan kejadian tersebut terjadi di sekolahnya. Sutardi menyebut kejadian itu terjadi pada 17 Februari lalu. Dia meminta maaf atas viralnya video tersebut.
"Sekali lagi mohon maaf, yang pertama membenarkan bahwa video yang telah diunggah itu di sekolah kami. Namun ada beberapa hal yang harus panjenengan ketahui bersama bahwa kejadian itu sudah meminta izin dan diizinkan malah itu dari orang tua," kata Sutardi ditemui awak media di SMP PGRI, Sragen, Selasa (22/4/2024).
(dil/ahr)