Citra Satelit 2014-2022 Ungkap Parahnya Abrasi Pesisir Wonokerto Pekalongan

Citra Satelit 2014-2022 Ungkap Parahnya Abrasi Pesisir Wonokerto Pekalongan

Tim detikJateng - detikJateng
Senin, 07 Nov 2022 14:44 WIB
Perbandingan pesisir wilayah Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan sejak 20 Februari 2014 hingga 16 Maret 2022, dilihat dari situs Living Atlas.
Perbandingan pesisir wilayah Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan sejak 20 Februari 2014 hingga 16 Maret 2022, dilihat dari situs Living Atlas. Foto: dok. Living Atlas
Solo -

Abrasi di pesisir utara Pulau Jawa akibat perubahan iklim kian drastis. Di Desa Semut, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, satu dusun bernama Kampit atau dikenal dengan Dusun Simonet disebut nyaris 'tenggelam'. Berikut perbandingan penampakan pesisir utara wilayah Wonokerto Pekalongan antara tahun 2014 dengan tahun 2022.

Penampakan pesisir wilayah Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, pada 20 Februari 2014, dilihat dari situs Living Atlas.Penampakan pesisir wilayah Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, pada 20 Februari 2014, dilihat dari situs Living Atlas. Foto: dok. Living Atlas

Naiknya air laut ke daratan dirasakan warga Dusun Simonet sejak 2005 silam. Sebelumnya, dusun ini tak terpisahkan dengan dusun lain di Desa Semut. Ada akses jalan aspal. Sekarang, untuk ke Dusun Simone harus menggunakan perahu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari catatan detikJateng, saat dilakukan distribusi logistik Pemilukada pada 8 Desember 2020 di TPS V Dusun Simonet, dusun seluas 12 hektare itu 30 persennya daratan untuk tempat tinggal dan menanam melati.

Saat itu tercatat ada 180 pemilih dengan 265 jiwa yang tinggal di Dusun Simonet. Di tahun ini, menurut Ketua RT 14 RW 06, Joyo Kusumo, hanya tersisa 9 KK atau 25 jiwa.

ADVERTISEMENT

"Sekarang masih ada 9 KK, jiwanya sekitar 25. Kondisi ya parah. Apalagi kalau air laut naik. Kalau sempat mengungsi ya mengungsi, kalau tidak ya kita dikepung air laut," kata Joyo kepada detikJateng, Sabtu (5/11/2022).

Penampakan pesisir wilayah Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, pada 16 Maret 2022, dilihat dari situs Living Atlas.Penampakan pesisir wilayah Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, pada 16 Maret 2022, dilihat dari situs Living Atlas. Foto: dok. Living Atlas

"Saat ini penghuninya masih ada. Kalau banjir masih bertahan, jika tidak sempat mengungsi atau dijemput warga lain," imbuh dia.

Namun, diakui Joyo bahwa sebagian besar warga kini memilih mengontrak ataupun kos ke lokasi yang lebih aman.

Pada tahun 2021, rumah Joyo masih tampak lantai dan tanahnya. Kini, saat terjadi air pasang pada Jumat (4/11) pagi, separuh rumah Joyo terendam air.

"Ini kondisi rumah saya pada Jumat pagi kemarin saat air laut naik. Dan foto tahun 2021 nampak rumah saya dan aktivitas warga kerja bakti," kata Joyo menunjukkan foto rumahnya pada tahun 2021.

Silakan swap atau geser tanda bulat putihnya untuk melihat perbandingan penampakan pesisir Wonokerto Pekalongan dari tahun 2014 dan 2022.

Joyo menambahkan, Pemkab Pekalongan sudah merencanakan relokasi ke Pekuncen, Wiradesa sejak tahun 2020. Lokasi tersebut aman dari rob. "Tetapi sampai saat ini tidak tahu kenapa belum dilakukan. Warga masih menunggu upaya relokasi," ungkap Joyo.

detikJateng menangkap fenomena abrasi di wilayah pesisir Wonokerto Pekalongan dengan melihat perubahan morfologi di bibir pantainya melalui citra satelit yang ditampilkan Living Atlas. Berikut timelapse penampakan pesisir Wonokerto pada 2014 dan 2022, silakan lihat perbedaannya:

Timelapse pesisir Wonokerto Pekalongan tahun 2014-2022, dilihat dan diunduh dari situs Living Atlas pada Senin (7/11/2022).Timelapse pesisir Wonokerto Pekalongan tahun 2014-2022, dilihat dan diunduh dari situs Living Atlas pada Senin (7/11/2022). Foto: dok. Living Atlas



(dil/aku)


Hide Ads