Ibu-Anak Bertemu Usai Pisah Beda Benua 42 Tahun, Ngobrol Pakai Google Translate

Ibu-Anak Bertemu Usai Pisah Beda Benua 42 Tahun, Ngobrol Pakai Google Translate

Robby Bernardi - detikJateng
Rabu, 11 Jun 2025 21:06 WIB
Pertemuan wanita Belanda dan Ibu di Pekalongan.
Desiree ditemani suaminya saat berkunjung ke rumah ibunya di Pekalongan, Rabu (11/6/2025). Foto: Robby Bernardi/detikJateng
Pekalongan -

Perjalanan jauh seorang anak perempuan dari Leiden Belanda, mencari ibu kandungnya hingga ke Pekalongan, tidak sia-sia. Desiree (43) bertemu ibunya Casriyah (65) warga Desa Logandeng, Kecamatan Karangdadap, Pekalongan.

Meskipun awalnya terbentur bahasa, pihak desa pun tidak hilang akal. Mereka menggunakan aplikasi translate hingga akhirnya ada warga setempat yang fasih berbahasa Inggris bersedia menjadi penerjemah.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kusnoto, Kepala Desa Logandeng. Dia yang ikut menjemput Desiree di Kantor Dukcapil Pekalongan pada Selasa (10/6).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengaku sempat bingung perkara bahasa. Sebab, pihaknya tidak tahu jika akan menerima WNA, karena panggilan ke Kantor Dukcapil mendadak dan sore hari.

Kades Logandeng Pekalongan Kusnoto.Kades Logandeng Pekalongan Kusnoto. Foto: Robby Bernardi/detikJateng

"Ya kita awalnya, sempat bingung untuk komunikasi. Ya terkendala karena keterbatasan kita," kata Kusnoto di rumahnya, Rabu (11/6/2025).

ADVERTISEMENT

Beruntung salah satu perangkat desanya mempunyai ide untuk menggunakan google translate sebagai komunikasi awalnya.

"Ada ide kita gunakan (Google) translate pakai yang di HP itu," katanya.

Kusnoto baru ingat bahwa adik iparnya, Rina, bisa fasih berbahasa inggris, yang kemudian dijadikan translator komunikasi lebih lanjut. Lina akhirnya datang dan membantu Desiree dan Casriyah berkomunikasi.

"La kebetulan pas itu, ingat ada adik ipar saya bisa. Akhirnya, nyambung. Lancar sampai sekarang tidak ada kendala. Alhamdulillah, keduanya bisa bertemu," ungkap Kusnoto.

Sebelumnya diberitakan, setelah terpisah 42 Tahun, seorang warga Negara Belanda bertemu ibu kandungnya di Desa Logandeng Kecamatan Karangdadap, Pekalongan.

Peristiwa ini, bermula saat Desiree (43), seorang perempuan warga Leiden, Belanda mendatangi Kantor Disdukcapil Kabupaten Pekalongan, untuk meminta data terkait keberadaan Casriyah, ibu kandungnya yang beralamat di Pekalongan.

Ia yang tidak bisa Bahasa Indonesia ini menceritakan secara singkatnya saat dirinya belum genap berusia 1 tahun, diadopsi oleh keluarga Belanda dari sebuah panti sosial di Jakarta pada tahun 1983.

Kedua orangtua angkatnya sebelumnya menceritakan soal dirinya. Sepeninggal kedua orang tua angkatnya, ia pun mencari keberadaan Casriyah, sesuai dokumen yang ia bawa.




(afn/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads