Pertemuan Haru Ibu-Anak Pekalongan Usai 42 Tahun Terpisah Dua Benua

Terpopuler Sepekan

Pertemuan Haru Ibu-Anak Pekalongan Usai 42 Tahun Terpisah Dua Benua

Tim detikJateng - detikJateng
Sabtu, 14 Jun 2025 12:05 WIB
Moment pertama kali Desiree dan suaminya berkunjung ke rumah Casriyah di Desa Logandeng, Kecamatan Karangdadap, Kabupaten Pekalongan, Rabu Sore (11/6/2025)
Moment pertama kali Desiree dan suaminya berkunjung ke rumah Casriyah di Desa Logandeng, Kecamatan Karangdadap, Kabupaten Pekalongan, Rabu Sore (11/6). Foto: dok detikJateng.
Solo -

Seorang ibu di Pekalongan, Casriyah (65) kembali bertemu dengan putri kandungnya, Desiree (43) yang sudah berpisah selama 42 tahun. Pertemuan keduanya pun berlangsung penuh haru dan menyedot perhatian warga di Desa Logandeng, Kecamatan Karangdadap, Kabupaten Pekalongan.

Momen penuh emosional itu terjadi pada Rabu (11/6/2026). Kepala Desa Logandeng, Kusnoto, menerangkan awalnya dirinya mendapatkan kabar dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Pekalongan, Selasa (10/6) sore.

Dukapi menyampaikan jika ada orang Belanda yang mencari keberadaan salah satu warganya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami datang ke Kantor Dukcapil, Ternyata warga Belanda seorang wanita dan suaminya tengah mencari ibunya, berbekal fotokopi KTP jaman dulu. Saat itu memang desa kami masih ikut Kecamatan Kedungwuni, belum Karangdadap," terang Kusnoto, Rabu (12/6).

Warga Belanda itu mencari sang ibu yang bernama Casriyah. Mendapati informasi tersebut, Kusnoto pun mengecek warga yang punya nama tersebut. Dan setelah dicek, ternyata di desanya ada tiga orang yang punya nama Casriyah.

ADVERTISEMENT

Setelah dilakukan penelusuran dan dipastikan Casriyah ibu kandung Desiree. Lantas Kusnoto pun menyampaikan kabar tersebut kepada Casriyah yang dimaksud. Jika ada dua warga asing yang tengah mencarinya.

"Saat saya datangi awalnya Casriyah memang sedikit ketakutan, terus kami beri pemahaman anak kandungnya mencari ibunya bukan karena apa-apa, tapi karena ingin bertemu, tidak ada apa-apanya atau kaitannya dengan hukum atau apa-apa," jelasnya.

"Pertama bertemu memang, canggung, tapi hubungan anak dan ibu tidak bisa ditutupi, berpelukan," katanya.

Keduanya pun dipertemukan di rumah Kusnoto. Sehari kemudian, Desiree dan suaminya Reda mengunjungi rumah Casriyah yang ada di Logandeng.

Kedatangan Desiree dan Reda pun menyita perhatian warga sekitar. Bahkan warga sudah berkumpul sejak sore demi menunggu kedatangan rombongan Desiree dan sang suami, Reda ke rumah Casriyah.

Para warga sudah menantikan pasangan dari Belanda itu sejak sore. Mereka menunggu di jalan masuk rumah Casriyah di Desa Logandeng, Kecamatan Karangdadap, sejak sore.

Warga terlihat begitu antusias menantikan momen pertemuan yang penuh emosional itu. Merekan pun berjejer di sekitar rumah Casriyah.

Sekitar pukul 17.00 WIB, dengan diantar pihak desa dan seorang penerjemah, rombongan itu pun datang. Warga langsung berebut maju ke depan ingin melihat langsung sosok Desiree, anak Casriyah yang sudah terpisah puluhan tahun itu.

Tidak hanya itu, suami Reda dengan wajah bulenya juga menjadi pusat perhatian warga. Reda dengan sosok bak pemain bola Eropa itu, juga menjadi incaran warga, terutama emak-emak untuk berebut bersalaman.

"Mirip sama Mak Casriyah, mirip banget," kata Nur (49), warga setempat saat melihat Desiree keluar dari mobil.

Desiree dan suaminya Reda, keluar dari mobil langsung mengucapkan salam pada warga yang memang sudah lama menantikan kedatangan keduanya.

"Assalamualaikum," sapa Reda suami Desiree pada warga yang tengah berkerumun dan langsung warga langsung menjawab salamnya.

Keduanya lalu menjabat tangan satu persatu warga. Mendapati keduanya bersedia bersalaman, warga langsung berebut bersalaman, terutama emak-emak.

Barisan emak-emak dan warga bak pagar betis mengantarkan keduanya dari tempat parkir sampai ke rumah Casriyah, yang berjarak sekitar hampir 200 meter.
Sikap Reda yang sopan terlihat beberapa kali tertangkap kamera cium tangan ibu-ibu yang lebih tua dilakukannya.

"Kayak pemain bola luar negeri," kata emak-emak yang mengaku sempat mencubitnya.

Warga kian banyak berdatangan hingga jalan menuju ke rumah Casriyah penuh. Beruntung, Serda Pamang, seorang Babinsa Koramil Karangdadap langsung mengamankan agar perjalanan ke rumah lancar.

Beruntung salah satu perangkat desanya mempunyai ide untuk menggunakan google translate sebagai komunikasi awalnya.

"Ada ide kita gunakan (Google) translate pakai yang di HP itu," katanya.

"Karena tidak bisa berbahasa Inggris maupun Belanda, perangkat desa kami pakai aplikasi di HP translate. Yang penting tahu maksudnya," imbuhnya.

Terpisah Sejak Usia 1 Tahun

Kusnoto menceritakan, keduanya terpisah saat anaknya masih berusia 1 tahun. Karena sesuatu alasan yang belum diketahui, anak kedua dari suami pertamanya, diberikan ke salah satu temanya untuk diasuh.

Namun, orang yang dipercaya Casriyah itu justru membawa Desiree ke Belanda. Casriyah sendiri mengaku tak tahu bila anaknya selama ini berada di Belanda.

"Kemudian lari nya sampai ke Belanda pun, Ibu Casriyah tidak tahu," katanya.




(apl/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads