Berdasarkan penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kota Pekalongan diprediksi bakal tenggelam pada tahun 2035. Hasil penelitian menunjukkan, permukaan tanah di sekitar Stadion Hoegeng Pekalongan turun 11,9 cm dalam 2 tahun terakhir.
Dalam seminar daring yang diselenggarakan pada Kamis (3/11/2022) pekan lalu, Wali Kota Pekalongan HA Afzan Arslan Djunaid mengatakan fenomena rob dan penurunan muka tanah di Kota Pekalongan semakin tinggi.
"Penurunan muka tanah juga tertinggi turunnya, di mana dalam dua tahun terakhir 11,9 cm, dari alat yang dipasang di Stadion Hoegeng. Mudah-mudahan satu per satu masalah di Kota Pekalongan bisa terselesaikan dengan baik," kata HA Afzan Arslan Djunaid saat itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penurunan muka tanah dalam ukuran centimeter yang berlangsung dalam kurun waktu tahunan tentu tak terlihat secara kasat mata.
Terlepas dari berbagai faktor penyebab penurunan tanah, dari pantauan detikJateng, pertumbuhan bangunan di sekitar Stadion Hoegeng sejak tahun 2014 hingga 2022 juga tidak tampak signifikan.
Dalam citra satelit yang ditampilkan situs Living Atlas, kawasan sebelah timur dan utara Stadion Hoegeng Pekalongan terbilang padat bangunan sejak 20 Februari 2014. Kondisi tersebut tidak jauh beda dengan citra satelit pada tanggal 12 Oktober 2022.
Berikut penampakan Stadion Hoegeng dari satelit pada 20 Februari 2014.
![]() |
Berikut penampakan Stadion Hoegeng dari satelit pada 12 Oktober 2022.
![]() |
Di bawah ini, kamu juga bisa membandingkan perbedaan citra satelit Stadion Hoegeng Pekalongan dan sekitarnya. Caranya mudah, kamu tinggal swap di layar ponsel. Kalau di laptop, kamu tinggal menggeser tanda bulatan putihnya ke kanan dan ke kiri.
Selain itu, detikJateng juga menyuguhkan timelapse atau video singkat dari sekumpulan citra satelit pada objek yang sama dalam interval waktu yang konstan di kawasan Stadion Hoegeng dari 20 Februari 2014 sampai 12 Oktober 2022:
![]() |
Meski tak tampak drastis, terlihat ada sedikit perubahan seperti penambahan beberapa bangunan di kawasan sekitar Stadion Hoegeng dari masa ke masa dalam kurun waktu delapan tahun.
(dil/ahr)