Kota Pekalongan, Jawa Tengah, diprediksi bakal tenggelam pada tahun 2035. Hasil penelitian saat ini, penurunan permukaan tanah tercatat pada alat yang dipasang di sekitar Stadion Hoegeng 11,9 cm dalam 2 tahun terakhir.
"Fenomena rob di Kota Pekalongan ini semakin tinggi dan penurunan muka tanah juga tertinggi turunnya, di mana dalam 2 tahun terakhir 11,9 cm di alat yang dipasang di Stadion Hoegeng. Mudah-mudahan satu persatu masalah di Kota Pekalongan bisa terselesaikan dengan baik," kata Wali Kota Pekalongan HA Afzan Arslan Djunaid dalam seminar daring yang digelar Kamis (3/11/2022).
Menghadapi kemungkinan terburuk, saat ini Pemkot Pekalongan telah melakukan beberapa upaya. Salah satunya melalui Program Blue Deal untuk menangani banjir rob yang terjadi sejak 12 tahun terakhir ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Program Blue Deal ini bakal dikerjakan dengan menggandeng komunitas dan lembaga peduli lingkungan.
"Kita kerja sama dengan komunitas dan lembaga penggiat peduli lingkungan dari Program Adaptation Fund Kemitraan, Mercy Corps Indonesia (MCI) dan Earthworm Foundation Indonesia (EFI). Kita juga libatkan tim teknis dari Dutch Water Authority (DWA) atau Dewan Air Belanda untuk membantu percepatan penanganan banjir dan rob dalam bentuk kerja sama Blue Deal," jelas Afzan.
"Orang Belandanya saya datangkan sekalian ke Pekalongan untuk langsung meninjau dan mudah-mudahan bisa tercapai kerja sama," sambungnya.
Dia menyebut ketika negosiasi kerja sama Blue Deal itu, Dewan Air Belanda banyak memberi masukan dan rekomendasi untuk wilayahnya. Kota Pekalongan disebut memiliki tipikal yang sama dengan Belanda yakni permukaan air laut dan air sungai lebih tinggi dari daratan. Bedanya, Belanda sukses mengatasi banjir rob di wilayahnya.
"Mudah-mudahan satu per satu masalah di Kota Pekalongan bisa terselesaikan dengan baik," ujar Afzan.
Dalam kesempatan yang sama, Perencana Ahli Madya Bappeda Kota Pekalongan Slamet Miftakhudin mengatakan Pemkot telah memasang sejumlah patok atau alat untuk mengukur turunnya permukaan tanah.
"Patok dipasang di sejumlah titik untuk mengetahui penurunan muka tanah, sejak tahun 2020 lalu. Penurunan yang tinggi di Stadion Hoegeng dan TPA Degayu," kata Slamet dalam seminar tersebut.
Ia juga mengungkap perkiraan di tahun 2035 Kota Pekalongan yang akan tenggelam berada di bawah air.
"Dari hasil permodelan genangan spasial pada tahun 2035, 90 persen, wilayah Kota. Pekalongan akan di bawah air, ya akan tenggelam," terangnya.
Di tahun itu, menurutnya, persentase area perumahan yang terkena dampak banjir (rob) akan meningkat 100 kali lipat.
Baca juga: Kota Pekalongan Diprediksi Tenggelam di 2035 |