Tanah Gerak Ancam Desa Kalongan Semarang, Warga Diminta Mengungsi

Tanah Gerak Ancam Desa Kalongan Semarang, Warga Diminta Mengungsi

Ria Aldila Putri - detikJateng
Senin, 24 Okt 2022 18:15 WIB
Kondisi terbaru jalur penghubung antara Mranggen dan Ungaran yang longsor sejak bulan Februari 2022 kali
Kondisi terbaru jalur penghubung antara Mranggen dan Ungaran yang longsor sejak bulan Februari 2022 kali. Foto: Ria Aldila Putri/detikJateng.
Kabupaten Semarang -

Bencana tanah gerak terjadi di Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Pergerakan tanah itu mengakibatkan jalan utama desa longsor dan pekarangan rumah milik seorang warga amblas.

Kepala Desa Kalongan, Yarmuji, mengatakan ancaman tanah gerak sudah terjadi sejak bertahun-tahun lalu. Tanah gerak menyebabkan retakan dan longsor di beberapa titik.

"Dari dulu tempat itu sangat rawan, yang sudah longsor itu jalan dan tanah desa. Perkebunan juga pekarangan warga masih dalam zona yang retak-retak saja, belum sampai longsor," ujarnya saat ditemui wartawan, Senin (24/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yarmuji menjelaskan, lokasi longsor yang paling parah memang di jalan penghubung Kabupaten Semarang dengan Kabupaten Demak itu. Pihaknya telah menutup total jalan tersebut, juga mengimbau warga yang rumahnya berdekatan untuk mengungsi.

"Kami melakukan sosialisasi kepada warga di zona rawan antara 100-130 meter di lokasi longsor. Salah satu rumah yang paling dekat milik Mbak Eni, kami menyarankan untuk mengungsi. Dia juga sudah siap-siap, barang-barangnya dipindahkan ke rumah saudaranya," jelasnya.

ADVERTISEMENT
Kondisi terbaru jalur penghubung antara Mranggen dan Ungaran yang longsor sejak bulan Februari 2022 kaliKondisi terbaru jalur penghubung antara Mranggen dan Ungaran yang longsor sejak bulan Februari 2022 kali Foto: Ria Aldila Putri/detikJateng

Yarmuji mengimbau masyarakat mewaspadai potensi bencana tanah gerak, terutama bagi warga tinggal di dekat jalan raya yang longsor.

"Pak Gubernur menyarankan sementara jalan dialihkan melalui jalan alternatif dulu. Kajian geologisnya sudah dari Undip, yang menyebutkan itu dalam kategori very deep atau sangat dalam dan luas dengan cakupannya sudah 16 hektare dan panjangnya sudah 200 meter dengan kedalaman di atas 50 meter. Jadi itu longsoran yang sangat dalam dan tanahnya sendiri dari batuan yang sangat rapuh," tuturnya .

Salah satu warga desa, Jarwanto, mengaku khawatir jika terjadi longsor susulan.

"Khawatir ada longsor susulan, semoga ada tindak lanjut segera. Belum ada longsor susulan, paling setelah hujan jalannya ambles lagi. Dulu waktu longsor yang pertama sempat ngungsi ke desa sebelah," ungkapnya.

Kondisi terbaru jalur penghubung antara Mranggen dan Ungaran yang longsor sejak bulan Februari 2022 kaliKondisi terbaru jalur penghubung antara Mranggen dan Ungaran yang longsor sejak bulan Februari 2022 kali Foto: Ria Aldila Putri/detikJateng

Baca warga bersiap mengungsi di halaman berikutnya...

Jarwanto pun telah bersiap mengungsi jika terjadi pergerakan tanah yang parah. Ia bersama tiga orang keluarga lainnya pun berniat pindah rumah jika bencana ini semakin meluas.

"Mungkin besok kalo ada pergerakan lagi saya ngungsi lagi. Saya sudah 15 tahun tinggal di sini, pergerakan paling parah ya tahun ini. Ada empat kepala keluarga (kk) yang paling dekat dengan lokasi longsor. Kepikiran untuk pindah rumah kalau ada longsor lagi," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, jalur penghubung antara Mranggen dan Ungaran itu longsor sejak Februari 2022. Kondisinya makin parah karena jalan yang terdampak longsor makin lebar.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang Totit Oktoriyanto mengatakan pemerintah akan menutup Jalan Arjuna yang terdampak longsor itu. Selanjutnya arus lalu lintas akan dialihkan ke Jalan Bima.

"Betul (Jalan Arjuna ditutup), tahun 2023 diusulkan pengalihan jalur ke Jalan Bima dan Jalan Bima akan dilebarkan lagi," kata Totit saat dihubungi, Rabu (10/8).

Halaman 2 dari 2
(apl/dil)


Hide Ads