Tanah Gerak Masih Ancam Ratamba Banjarnegara, Warga Bakal Direlokasi

Tanah Gerak Masih Ancam Ratamba Banjarnegara, Warga Bakal Direlokasi

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Minggu, 02 Feb 2025 21:33 WIB
Kondisi jalan rusak imbas tanah gerak di Desa Ratamba, Banjarnegara, Rabu (22/1/2025).
Kondisi jalan rusak imbas tanah gerak di Desa Ratamba, Banjarnegara, Rabu (22/1/2025). Foto: Uje Hartono/detikJateng
Semarang -

Fenomena pergerakan tanah di Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara mengakibatkan beberapa rumah rusak. Puluhan warga yang terdampak akan direlokasi karena ada potensi pergerakan tanah susulan.

Hal ini diungkapkan Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari. Dari hasil kajian, ada lima titik rekahan, dan 16 rumah yang terdampak pergerakan tanah di Banjarnegara.

"Terdapat lima titik rekahan dengan kedalaman amblesan sebesar 70 hingga 200 sentimeter. Perkembangan rekahan itu berangsur dari area ketinggian bagian timur menuju lereng ke arah barat," kata Muhari dalam keterangan tertulisnya, Minggu (2/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Per Jumat (31/1), peristiwa gerakan tanah itu telah mengakibatkan kerusakan jalan kabupaten, 16 rumah warga rusak berat, 39 rumah terancam dan menyebabkan kerusakan jaringan listrik," sambungnya.

Ia mengatakan pergeseran lapisan tanah terus terjadi. Pergerakan tanah semakin menggerus dengan kedalaman rata-rata kurang lebih 3 meter, sedangkan panjang pergerakan tanah dari 2 meter menjadi 5 meter.

ADVERTISEMENT

"Analisis sementara, beberapa faktor pemicu terjadinya pergerakan tanah tersebut meliputi curah hujan tinggi yang telah menyebabkan tanah menjadi jenuh air dan mudah bergerak ke tempat yang lebih rendah," jelasnya.

Brdasarkan catatan BMKG Jateng, curah hujan di Banjarnegara dan beberapa wilayah lain tergolong tinggi, yakni di atas 300 milimeter. Hal ini menandakan curah hujan tinggi terkonsentrasi di wilayah tersebut.

Tak hanya itu, saluran drainase dan sungai yang dibangun belum sepenuhnya menggunakan material kedap air sehingga terjadi peresapan air.

"Fenomena pergerakan tanah susulan masih sangat berpotensi terjadi jika curah hujan di wilayah itu masih tinggi dalam durasi yang cukup lama," terangnya.

Oleh karenanya, 62 warga diungsikan ke Desa Kalireng dan 7 warga ke Desa Biting. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjarnegara juga disebut akan menyiapkan hunian sementara (huntara) bagi warga yang kehilangan tempat tinggal akibat pergerakan tanah.

"Pemkab menargetkan huntara tersebut selesai dibangun dan dapat ditempati sebelum hari Raya Idul Fitri tahun 2025 pada awal bulan April mendatang," jelasnya.

Terpisah, Kepala BPBD Jateng, Bergas Catursasi Penanggungan, mengatakan pihaknya telah melakukan koordinasi lintas sektoral guna mengkaji penyebab tanah gerak bersama ESDM Provinsi, BNPB, serta Pemkab Banjarnegara.

"Hasil kajiannya memang wilayah itu tanah gerak disebabkan oleh hujan deras dan tanah labil. Masih berpotensi adanya gerakan tanah lanjutan," kata Bergas saat dihubungi awak media.

"Akhirnya diputuskan untuk dilakukan relokasi. Relokasinya 16 rumah yang dipastikan rusak berat dan 7 rumah yang terancam," lanjutnya.

Relokasi ke hunian sementara itu dilakukan di lahan milik warga yang tak terdampak bencana. Huntara ini digadang-gadang menjadi hunian tetap.

"Nanti skema pembiayaannya dari DSP BNPB untuk uang tunggu istilahnya, ada Perka terkait uang tunggu selama mereka relokasi. Uang tunggu itu dari BNPB. Bangunannya dari bantuan Korpri Jateng, dan BTT Pemprov Jateng," paparnya.

Bergas mengaku belum bisa memastikan apakah akan ada relokasi jalan antarkecamatan yang aksesnya terputus akibat pergerakan tanah. Saat ini, pihaknya fokus melakukan perbaikan.

"Salah satunya, kalau ada retakan segera ditutup. Terus membuat saluran air yang baik, supaya air tidak meresap ke bawah. Karena air meresap ke bawah menyebabkan ambles, ada yang nongol, jadi pecah-pecah," tuturnya.




(ams/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads