Luncuran awan panas guguran Gunung Merapi pada kemarin malam mencapai 5 kilometer ke arah Kali Gendol. Kendati demikian Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut kondisi itu masih aman bagi warga.
"Sampai dengan saat ini potensi (bahaya) itu masih di alur-alur sungai sehingga kami masih mempertahankan status siaga dan masyarakat belum perlu untuk mengungsi," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam siaran informasi aktivitas Gunung Merapi secara daring, Kamis (10/3/2022).
Kebijakan itu diambil karena jarak luncuran awan panas masih berada dalam rekomendasi daerah bahaya yang disampaikan oleh BPPTKG.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanik menyampaikan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer. Kemudian Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer.
"Tapi aktivitas ini tentu kita pantau dan kalau ada perkembangan yang signifikan tentu akan kita evaluasi," tegasnya.
Kondisi terkini kubah lava pascaerupsi
Hanik melanjutkan, kondisi kubah lava bagian tengah masih cenderung stabil. Namun demikian, untuk kubah yang berada dekat dengan Kali Gendol atau sisi bukaan kawah cenderung tidak stabil.
"Masih relatif stabil, namun demikian untuk di sisi Kali Gendol yang dekat dengan bukaan Kali Gendol ini ada kecenderungan ketidakstabilan lebih tinggi karena berada di lereng menuju alur Gendol," ungkapnya.
Dari data kubah lava yang diambil BPPTKG pada 20 Februari 2022 lalu, volume kubah lava Merapi bagian tengah sebesar 3,2 juta meter kubik. BPPTKG memperkirakan pada kejadian awan panas semalam ada sekitar 1 juta meter kubik material yang terlontar.
"Untuk volumenya kalau berdasarkan jarak luncur 5 kilometer itu perkiraannya sekitar 1 juta meter kubik. Tapi nanti akan kita lihat kondisi di lapangan untuk kepastiannya," katanya.
Sejauh ini, Hanik menyebut baik kubah lava sisi barat daya maupun tengah semuanya masih tetap tumbuh. Walaupun pertumbuhan kubah lava itu disebut masih relatif rendah.
Namun, Hanik tetap meminta masyarakat waspada dengan potensi guguran lava maupun awan panas guguran yang bisa terjadi kapan saja. Selain itu, di musim penghujan ini, ia meminta masyarakat agar tidak beraktivitas di hulu sungai.
"Kalau ada material di puncak dengan adanya abu dan material lain dan curah hujan tinggi maka potensi lahar juga ada. Sekarang yang harus diwaspadai adalah tidak melakukan aktivitas di hulu sungai untuk mengantisipasi lahar selain juga adanya awan panas," pungkasnya.
(ahr/sip)