Pangeran Losari, Cucu Sunan Gunung Jati Arsitek Gua Sunyaragi

Pangeran Losari, Cucu Sunan Gunung Jati Arsitek Gua Sunyaragi

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Minggu, 10 Mar 2024 08:00 WIB
Kereta Singa Baron
Kereta Singa Barong (Foto: Fahmi Labibinajib)
Cirebon -

Pangeran Losari merupakan tokoh penting di Cirebon. Selain sebagai cucu Sunan Gunung Jati, Pangeran Losari juga dikenal karena kecerdasannya dalam membuat berbagai macam bangunan, karya seni dan benda bersejarah. Beberapa hasil karyanya bahkan masih bisa dinikmati hingga hari ini.

Salah satu dari karya Pangeran Losari adalah Gua Sunyaragi, yang merupakan gua atau istana musim panas bagi para keluarga kerajaan. Menurut pegiat sejarah dan pengkaji naskah kuno dari komunitas Latar Wingking, Farihin, daerah sekitar Gua Sunyaragi dulunya merupakan perairan.

Ini dibuktikan dengan adanya nama daerah dekat Gua Sunyaragi yang sekarang dikenal dengan Kandang Perahu atau tempat menambatkan perahu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kalau ada keluarga keraton mau ke Gua Sunyaragi harus naik perahu. Dahulu di situ ada sistem kanal dan irigasi yang luar biasa. Sampai sekarang masih ada sungai-sungai kecil," kata Farihin.

Taman Goa Sunyaragi Cirebon.Taman gua Sunyaragi Cirebon Foto: Ony Syahroni

Alasan Pangeran Losari membuat gua Sunyaragi adalah sebagai pengganti dari Astana Gunung Sembung, yang sebelumnya pesantren dan tempat tinggal, berubah menjadi kawasan permakaman.

ADVERTISEMENT

"Bahkan sebelum Sunan Gunung Jati meninggal sudah menjadi komplek pemakaman. Maka dibuatlah gua Sunyaragi," tutur Farihin beberapa waktu lalu.

Menurut Farihin, dibuatnya Gua Sunyaragi, digunakan untuk menyepi menyucikan raga di dalam gua seperti di Astana Gunung Sembung. "Karena di Gunung Sembung juga ada gua, namanya gua teratai dan gua sekendi yang dahulu pernah jadi tempat kholwat Syekh Nurjati," tutur Farihin.

Pada masa Sultan Matangaji, dalam gua Sunyaragi terdapat sebuah benteng bawah tanah yang menjadi tempat pembuatan pusaka. Namun tempat pembuatan pusaka, diketahui oleh kolonial lewat seseorang bernama Ki Muda, maka dihancurkan lah gua Sunyaragi.

"Akhirnya, jejak benteng bawah tanahnya tidak ada yang tahu, belum ada yang menggali lagi. Makannya ada mitos yang masuk ke situ, bisa tembus ke Mekkah, Cina kemana-mana. Sebenarnya cuma ada ruang bawah tanah, karena pasti keraton atau tempat seperti itu pasti punya ruang bawah tanah, cuma tempatnya disembunyikan," tutur Farihin.

Kereta Singa Barong

Selain Gua Sunyaragi, karya penting lain Pangeran Losari yang masih ada adalah Kereta Singa Barong, dalam keterangan tertulis di situs Pangeran Losari menyebutkan, kereta Singa Barong merupakan kendaraan yang digunakan oleh para sultan. Bentuknya sangat unik. Yakni, memiliki empat roda dengan bentuk roda depan lebih kecil dari bagian belakang.

Konon, sebelum membuatnya, Pangeran Losari mendapatkan inspirasi lewat mimpi melihat makhluk sedang terbang di angkasa, yang mempunyai badan seekor Singa, berkepala burung Garuda, bersayap dan memiliki belalai Gajah yang memegang sebuah Trisula. Melihat mimpinya, Pangeran Losari langsung menceritakan kepada kakaknya Penambahan Ratu.

Dari mimpi tersebut, Pangeran Losari bersama Ki Gede Kali Wulu untuk membuat sebuah kereta yang persis seperti mimpinya tersebut. Pembuatan kereta Singa Barong selesai pada tahun 1649. Meski sudah berusia 500 tahun, kereta Singa Barong masih tersimpan di Museum Keraton Kasepuhan. Namun sudah tidak digunakan sejak tahun 1942.

Lawang gledegan terlihat kekar. Kendaraan pun bisa melintas di lawang gledegan. Menurut pemerhati sejarah sekaligus budayawan Cirebon Jajat Sudrajat, lawang gledegan sejatinya digunakan sebagai akses kereta pusaka Singa Barong.Kereta Singa Barong Foto: Sudirman Wamad

Trisula yang ada di belalai kereta Singa Barong, memiliki arti sebagai tiga pucuk ketajaman pemikiran manusia dalam membangun peradaban yaitu Cipta, Rasa dan Karsa. Pada saat masih beroperasi kereta Singa Barong ditarik menggunakan sapi atau kerbau dan sering digunakan untuk acara tradisi di keraton.

Selain gua Sunyaragi dan kereta Singa Barong, Pangeran Losari juga yang menciptakan motif batik mega mendung dan tari topeng Cirebon.

Biografi Singkat Pangeran Losari

Pangeran Losari atau Penambahan Losari. Memiliki nama lain Pangeran Angkawijaya lahir 1518 dan wafat pada tahun 1580 di usia 72 tahun. Tertulis dalam papan informasi, lahir dari orang tua bernama Pangeran Pasarean dan Ratu Mas Nyawa dari Demak.

Menurut Farihin, Losari diambil dari nama sebuah pohon atau orang yang ahli dalam pengobatan. Sebelum Pangeran Losari datang, seorang tokoh yang mendiami wilayah Losari bernama Kiai Ageng Losari yang merupakan anak dari Kiai Ageng Sanggarung. Namanya diabadikan menjadi nama sungai yang menjadi batas alami antara Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat, yakni sungai Cisanggarung.

"Setelah Kiai Ageng Losari tidak ada. Posisi tempat diambil alih oleh Pangeran Angkawijaya atau Penambahan Losari untuk diaktifkan kembali," kata Farihin.

Sebutan Penambahan, disematkan sebagai tanda bahwa wilayah yang ditinggali merupakan wilayah yang bebas pajak atau perdikan yang diatur oleh penguasa setempat. "Seperti dalam komunitas, meskipun tidak ada struktur hirarki secara formal tapi semua tahu siapa yang jadi pemimpin," tutur Farihin.

Makam Pangeran Angkawijaya di pinggir timur Sungai Cisanggarung, Desa Losari Lor, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, Kamis (25/8/2022).Makam Pangeran Angkawijaya di pinggir timur Sungai Cisanggarung, Desa Losari Lor, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, Kamis (25/8/2022). Foto: Imam Suripto/detikJateng

Menurut Farihin, pasca meninggalnya Pangeran Angkawijaya, dalam babad Gebang wilayah Losari tidak ada yang melanjutkan posisi Pangeran Angkawijaya. Hal ini membuat Losari masuk dalam wilayah Gebang, yang pada saat itu dipimpin oleh Panembahan Wirasuta.

"Pangeran Wirasuta, ini merupakan anak dari Pangeran Sedang Kemuning yang merupakan cicit dari Sunan Gunung Jati. Nah Pangeran Sedang Kemuning ini kakak adik dengan Pangeran Losari," tutur Farihin.

Sedangkan Pangeran Losari sendiri memiliki beberapa keturunan seperti Pangeran Arya Losari dan Pangeran Dipati Losari yang punya anak Ratu Sultan Panengah yang menikah dengan Pangeran Raja Adipati Kaprabon.

Untuk makam Pangeran Losari sendiri dekat dengan perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat, tepatnya di Sidamulya, Kecamatan Losari Kabupaten Brebes. Menurut Farihin, kenapa wilayah Losari sekarang terbagi di dua provinsi yakni, Losari Cirebon di Jawa Barat dan Losari Brebes di Jawa Tengah. Tidak lepas dari kebijakan kerajaan Mataram sebagai kompensasi terhadap VOC.

"Jadi VOC, membantu Mataram, kemudian menyerahkan sebagian wilayahnya ke Mataram. Sehingga masuk ke dalam kerajaan Mataram," pungkas Farihin

Di dalam kompleks makam Pangeran Losari, ada langgar dan air sumur keramat Kusuma yang dipercaya memiliki khasiat. Di bagian depan, terdapat alun-alun dengan pepohonan rimbun di tengah dan sekitarnya.

(yum/yum)


Hide Ads