Sarat Makna, Grebeg Syawal di Makam Sunan Gunung Jati Disambut Ribuan Warga

Sarat Makna, Grebeg Syawal di Makam Sunan Gunung Jati Disambut Ribuan Warga

Devteo Mahardika - detikJabar
Senin, 07 Apr 2025 17:03 WIB
Proses Grebeg Syawal di kompleks makam Sunan Gunung Jati
Proses Grebeg Syawal dikompleks makam Sunan Gunung Jati (Foto: Devteo Mahardika/detikJabar)
Cirebon -

Tradisi Grebeg Syawal kembali digelar dengan khidmat oleh Kasultanan Kanoman Cirebon pada tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung di Kompleks Pemakaman Sunan Gunung Jati, tepatnya di Desa Astana, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Senin (7/4/2025).

Prosesi sakral yang telah berlangsung sejak berabad-abad ini bukan sekadar ritual tahunan, tetapi merupakan bentuk penghormatan terhadap leluhur, penguatan silaturahmi, serta ungkapan rasa syukur yang dibalut nilai budaya dan spiritualitas yang mendalam.

Grebeg Syawal tahun ini dipimpin oleh Gusti Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran, selaku Patih Kasultanan Kanoman. Prosesi dimulai dari Pendopo Jinem Keraton Kanoman, tempat berkumpulnya keluarga Sultan sejak pukul 06.30 WIB, kemudian dilanjutkan menuju kompleks Astana Gunung Sembung, lokasi makam para raja dan leluhur Kasultanan Kanoman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ratu Arimbi, juru bicara Kasultanan Kanoman, menjelaskan bahwa Grebeg Syawal merupakan rangkaian ritual yang esensinya adalah ziarah (nyekar) ke makam para raja terdahulu, khususnya Sultan Kanoman yang telah wafat.

"Ini juga menjadi momen silaturahmi antara Sultan, keluarga besar keraton, dan masyarakat dalam merayakan Hari Raya Kupat, setelah enam hari menjalankan puasa sunnah Syawal," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Setibanya di kompleks makam Sunan Gunung Jati sekitar pukul 07.00 WIB, Gusti Patih dan rombongan melintasi sembilan pintu keramat yang sarat makna spiritual. Mulai dari Kori Gapura, Kori Krapyak, hingga Pintu Teratai yang menjadi gerbang terakhir menuju pesarean utama Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.

Di dalam ruangan pesarean, dilangsungkan prosesi Ngarwah secara khusyuk, di mana Gusti Patih beserta keluarga memanjatkan doa, dzikir, dan tahlil untuk para leluhur Cirebon, termasuk Panembahan Ratu I dan para Sultan terdahulu.

Proses Grebeg Syawal di kompleks makam Sunan Gunung JatiProses Grebeg Syawal di kompleks makam Sunan Gunung Jati Foto: Devteo Mahardika

Di sela-sela prosesi, keluarga besar Kasultanan Kanoman juga menyampaikan ucapan Hari Raya kepada masyarakat.

"Kami mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H. Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Mohon maaf lahir dan batin kepada seluruh masyarakat Cirebon dan Indonesia. Semoga amal ibadah kita diterima Allah dan membawa kita menjadi insan bertakwa," ucapnya.

Yang paling dinanti masyarakat adalah prosesi curak, yakni saat keluarga Sultan menyawerkan uang koin kepada warga yang telah menunggu sejak pagi. Suasana penuh sorak sorai dan tawa riang mewarnai momen tersebut, yang dipercaya sebagai simbol keberkahan dan rezeki.

Tafsir (56), salah satu warga yang beruntung mendapatkan koin, tak bisa menyembunyikan rasa gembiranya.

"Setiap tahun saya ikut Grebeg Syawal, tapi baru kali ini dapat koin. Alhamdulillah, ini rezeki dari Allah," ujarnya penuh syukur.

Ia berencana menjadikan koin tersebut sebagai modal usaha dan berharap bisa membawa berkah.

"Sehari-hari saya berdagang. Mudah-mudahan koin ini membawa berkah," tambahnya.

Tradisi Grebeg Syawal bukan sekadar perayaan budaya, tetapi juga menjadi momen spiritual, sosial, dan ekonomi yang mengikat erat hubungan antara keraton dan rakyat. Tradisi ini sekaligus memperkuat identitas budaya Cirebon yang kaya nilai dan sejarah.




(tya/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads