Profil Sunan Gunung Jati dan Strategi Dakwah dalam Menyebarkan Islam

ADVERTISEMENT

Profil Sunan Gunung Jati dan Strategi Dakwah dalam Menyebarkan Islam

ilham fikriansyah - detikEdu
Rabu, 04 Des 2024 07:00 WIB
Wali Songo
Ilustrasi Sunan Gunung Jati. Foto: Kharisma
Jakarta -

Sunan Gunung Jati merupakan salah satu dari sembilan Wali Songo yang terkenal. Ia turut membantu menyebarkan agama Islam di Nusantara, khususnya di wilayah Jawa.

Dalam menyebarkan ajaran Islam, Sunan Gunung Jati mengutamakan pendekatan lewat politik dan budaya. Ada sejumlah strategi dakwah yang ia terapkan agar penduduk Nusantara mau memeluk agama Islam.

Ingin mengenal lebih jauh sosok Sunan Gunung Jati? Lalu seperti apa strategi dakwah yang digunakannya? Simak pembahasannya dalam artikel ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Profil Sunan Gunung Jati

Sunan Gunung Jati memiliki nama asli Syarif Hidayatullah. Beliau merupakan keturunan Sultan Syarif Abdullah atau Syekh Maulana Akbar, lalu menikah dengan putri Prabu Siliwangi, yakni Nyai Rara Santang.

Mengutip buku Metode Dakwah Masyarakat Multikultur oleh Rosidi, Sunan Gunung Jati juga memiliki nama lain yang terkenal, seperti Fatahillah, Syekh Nuruddin Ibrahim bin Maulana Ismail, Said Kamil, dan Maulana Syekh Makhdum Rahmatullah.

ADVERTISEMENT

Sunan Gunung Jati dikenal sebagai seorang ulama dan kesatria di Jawa Barat. Dirinya berhasil menaklukan Kerajaan Hindu Pajajaran dan mendirikan dua kerajaan Islam, yakni Banten dan Cirebon.

Sebelum menyampaikan dakwah di Tanah Air, Sunan Gunung Jati menimba ilmu Islam di Makkah selama tiga tahun dengan berguru kepada Syekh Najmudin Kubra. Lalu, ia juga berguru dengan Syekh Muhammad Athaillah, Syekh Sidiq, Syekh Benthong, Datuk Bahrul, dan Sunan Ampel.

Setelah menimba ilmu di Makkah, Sunan Gunung Jati kemudian merantau ke tanah Jawa, tepatnya di wilayah Cirebon. Saat itu, ia memiliki misi untuk menyebarkan ajaran Islam kepada penduduk setempat.

Strategi Dakwah Sunan Gunung Jati

Dalam misi menyebarkan Islam di Nusantara, Sunan Gunung Jati menggunakan sejumlah strategi dakwah yang efektif. Berikut sejumlah strateginya:

1. Pendekatan Budaya

Cara yang pertama adalah dengan pendekatan kultural dan menghormati budaya lokal. Cara ini juga dilakukan oleh Sunan Kudus dan murid-muridnya dalam berdakwah.

Selama berdakwah di Cirebon, Sunan Gunung Jati telah mendirikan masjid. Sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya lokal, maka menara masjid yang dibangun terdapat unsur seni arsitektur Islam yang bercampur dengan budaya Jawa.

Selain dari segi arsitektur, Sunan Gunung Jati juga menggunakan kesenian tradisional dalam metode dakwahnya, misalnya pentas wayang dan gamelan. Strategi ini diharapkan dapat menyentuh hati masyarakat sehingga memeluk agama Islam.

Beliau juga menciptakan tembang-tembang yang berisi nasihat agama yang dikutip dari hadits dan Al-Qur'an. Langkah itu dilakukan agar masyarakat lebih mudah memahami ajaran Islam serta tersentuh hatinya untuk menjadi seorang muslim yang taat.

2. Menjunjung Toleransi Tinggi

Sunan Gunung Jati juga menjunjung toleransi tinggi terhadap agama lain di lingkungan masyarakat. Sebab, kala itu mayoritas warga setempat masih memeluk agama Hindu atau Buddha.

Dengan menjunjung toleransi, Sunan Gunung Jati menghargai perbedaan ajaran dan hukum yang dianut oleh agama Hindu-Buddha. Salah satu toleransi yang dilakukan beliau adalah dengan tidak menyembelih dan memakan daging sapi. Sebab, sapi merupakan binatang yang dihormati bagi pemeluk Hindu.

3. Menyasar Ruang Lingkup Kecil

Strategi lainnya yang dilakukan Sunan Gunung Jati adalah dengan memulai dakwah di ruang lingkup yang kecil dahulu, kemudian perlahan meluas hingga ke berbagai daerah di Nusantara.

Mengutip buku Islam Abangan & Kehidupan Nyata oleh Rizem Aizid, butuh waktu yang cukup lama bagi Sunan Gunung Jati dalam berdakwah di Jawa Barat. Pada periode awal, ia memulai dakwahnya di wilayah tempat tinggalnya, yakni Cirebon.

Saat itu, Sunan Gunung Jati menggantikan posisi Syekh Datuk Kahfi sebagai guru agama dan mengambil tempat di Gunung Sembung, Pasambangan (dekat Giri Amparan Jati).

Setelah dakwahnya berhasil, beliau melanjutkan dakwahnya ke Dukuh Babadan, jaraknya sekitar tiga kilometer dari Gunung Sembung. Seiring waktu, dakwah Sunan Gunung Jati terus melebar hingga ke daerah Banten.

Sekitar abad ke-16, agama Islam telah menyebar hingga Priangan. Sunan Gunung Jati juga mendirikan sejumlah masjid dan pesantren sebagai basis dakwahnya di wilayah Cirebon dan sekitarnya.

Selama berdakwah, Sunan Gunung Jati tak hanya menyebarkan ajaran Islam saja, tapi juga turut menyampaikan ilmu di berbagai bidang, mulai dari ekonomi, kesehatan, sosial, keluarga, hingga pendidikan untuk masyarakat. Ia juga menerapkan asas Islam dalam transaksi jual beli, sewa menyewa, bagi hasil (mudharabah dan musharakah), dan kegiatan lainnya.

Demikian profil singkat Sunan Gunung Jati dan strategi dakwahnya dalam menyebarkan Islam. Semoga menambah ilmu pengetahuan detikers!




(ilf/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads