Nabi Adam AS bertobat usai melanggar perintah Allah SWT saat di surga. Pertobatan ini berlangsung sangat lama, mencapai 300 tahun, menurut suatu pendapat.
Kisah tobatnya Nabi Adam AS diabadikan dalam Al-Qur'an surah Al A'raf ayat 22-23. Allah SWT berfirman,
فَدَلّٰىهُمَا بِغُرُوْرٍۚ فَلَمَّا ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْءٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفٰنِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَّرَقِ الْجَنَّةِۗ وَنَادٰىهُمَا رَبُّهُمَآ اَلَمْ اَنْهَكُمَا عَنْ تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَاَقُلْ لَّكُمَآ اِنَّ الشَّيْطٰنَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ ٢٢ قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ ٢٣
Artinya: "Ia (setan) menjerumuskan keduanya dengan tipu daya. Maka, ketika keduanya telah mencicipi (buah) pohon itu, tampaklah pada keduanya auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (di) surga. Tuhan mereka menyeru mereka, "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon itu dan Aku telah mengatakan bahwa sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?" Keduanya berkata, "Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi."
Menurut Ibnu Katsir dalam Qashashul Anbiya yang diterjemahkan Umar Mujtahid, kata-kata yang diucapkan Nabi Adam AS tersebut adalah pengakuan tobat, merendahkan diri, tunduk, dan sebagai permohonan kepada Allah SWT yang sangat diperlukan.
Al-Auza'i meriwayatkan dari Hassan bin Athiyah bahwa Nabi Adam AS menangisi kesalahannya selama 70 tahun, "Adam berada di surga selama seratus tahun--riwayat lain menyebut 60 tahun--menangisi surga selama 70 tahun, menangisi kesalahannya selama 70 tahun, dan menangisi anaknya kala dibunuh selama 40 tahun." (HR Ibnu Asakir)
Ada sejumlah pendapat terkait lamanya tobat yang dijalani Nabi Adam AS hingga akhirnya mendapat ampunan Allah SWT. Salah satu pendapat, seperti dikatakan Ibnu al-Jauzi dalam Shaid al-Khatir yang diterjemahkan Samson Rahman, Nabi Adam AS bertobat selama 300 tahun. Pendapat ini turut dipaparkan dalam buku 25 Nabi Banyak Bermukjizat Sejak Adam AS hingga Muhammad SAW susunan Utsman bin Affan.
Tobat Nabi Adam Diterima pada Hari Asyura
Tobat Nabi Adam AS akhirnya diterima Allah SWT setelah ratusan tahun memohon. Menurut atsar yang dipaparkan Imam al-Ghazali dalam Mukasyafatul Qulub terjemahan Jamaluddin, Nabi Adam AS diterima tobatnya pada hari Asyura (10 Muharram). Ini juga menjadi penciptaan Nabi Adam AS.
Dalam Kitab Fadha 'Ilul Quqat karya Imam Al-Baihaqi yang diterjemahkan Muflih Kamil juga terdapat riwayat tentang diterimanya tobat Nabi Adam AS pada hari Asyura. Imam Al-Baihaqi memaparkan riwayat ini saat membahas keutamaan hari Asyura.
Riwayat berasal dari Umar RA dengan redaksi cukup panjang. Umar RA berkata, "Wahai Rasulullah, benarkah Allah telah memberi keutamaan pada hari Asyura ini?"
Nabi SAW menjawab, "Benar, Allah menciptakan langit-langit pada hari Asyura. Demikian pula dengan daratan-daratan. Allah menciptakan Arsy pada hari Asyura. Demikian pula dengan Kursi-Nya. Allah menciptakan gunung-gunung pada hari Asyura. Demikian juga dengan bintang-bintang. Allah menciptakan pena di hari Asyura. Demikian juga dengan lauhul mahfuzh. Allah menciptakan Jibril pada hari Asyura, dan juga para malaikat-Nya yang lain. Allah menciptakan Adam pada hari Asyura. Demikian halnya dengan Hawa. Allah menciptakan Ibrahim di hari Asyura dan pada hari itu pula Allah menyelamatkannya dari api dan mengganti (sembelihannya). Allah menenggelamkan Fir'aun pada hari Asyura, Allah mengangkat Idris AS pada hari Asyura, Allah menyembuhkan Ayyub pada hari Asyura, Allah mengangkat Isa ibn Maryam juga pada hari Asyura, demikian juga ia dilahirkan pada hari Asyura. Allah menerima tobat Adam pada hari Asyura. Demikian juga ketika Allah mengampuni dosa Daud dan memberi Sulaiman kerajaan, yaitu pada hari Asyura. Nabi SAW juga dilahirkan pada hari Asyura, dan Allah bersemayam di Arsy-Nya pada hari Asyura dan hari Kiamat juga akan terjadi pada hari Asyura."
Imam Al-Baihaqi menyatakan derajat hadits di atas munkar dan sanadnya sangat lemah. Ia juga menilai penyebutan penciptaan langit dan bumi pada hari Asyura ini ganjil karena bertentangan dengan firman Allah SWT dalam surah Al A'raf ayat 54, "Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu dia bersemayam di atas Arsy."
Wallahu a'lam.
(kri/inf)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana