- Jadwal Puasa Tasua dan Asyura 2025
- Hukum Puasa Tasua dan Asyura
- Niat Puasa Tasua dan Asyura 1. Niat Puasa Tasua 2. Niat Puasa Asyura
- Tata Cara Puasa Tasua dan Asyura
- Keutamaan Puasa Tasua dan Asyura 1. Menghapus Dosa Setahun Lalu 2. Pembeda dengan Puasa Bangsa Yahudi 3. Puasa Terbaik setelah Ramadan 4. Mendapat Pahala 10 Ribu Orang Berhaji
Puasa Tasua dan Asyura 2025 hanya tinggal menghitung hari. Meski tergolong amalan sunnah, keutamaan yang diraih muslim apabila mengerjakan puasa tersebut sangat luar biasa sehingga sayang untuk dilewatkan.
Puasa Tasua dan Asyura dikerjakan pada Muharram yang termasuk sebagai salah satu bulan haram atau mulia. Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya,
"Zaman berputar seperti hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu terdiri dari 12 bulan, di antaranya 4 bulan Haram, tiga bulan berurutan, Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Muharram. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhr, berada di antara Jumadil Akhir dan Sya'ban." (HR Bukhari Muslim)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut buku Dahsyatnya Puasa Sunah oleh H Amirulloh Syarbini dkk, mengerjakan puasa pada bulan Muharram menjadi yang terbaik kedua setelah Ramadan. Ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah dan Ahmad. Beliau berkata,
"Sebaik-baik puasa setelah bulan Ramadan adalah puasa bulan Muharram dan sebaik-baik salat setelah salat wajib adalah salat malam."
Puasa Tasua dikerjakan pada 9 Muharram, sementara puasa Asyura pada 10 Muharram. Dalil terkait keduanya turut dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW. Berikut bunyi sabdanya,
"Sungguh, jika aku masih hidup sampai tahun depan niscaya aku akan berpuasa pada tanggal 9 dan 10." (HR Al Khallal dengan sanad yang bagus dan dipakai hujjah oleh Ahmad)
Jadwal Puasa Tasua dan Asyura 2025
Mengacu pada Kalender Hijriah 2025 Indonesia terbitan Kementerian Agama (Kemenag RI), jadwal puasa Tasua dan Asyura 2025 adalah sebagai berikut.
- Puasa Tasua 9 Muharram 1447 H: Sabtu, 5 Juli 2025
- Puasa Asyura 10 Muharram 1447 H: Minggu, 6 Juli 2025
Hukum Puasa Tasua dan Asyura
Hukum mengerjakan puasa Tasua adalah sunnah sebagaimana mengacu dalam hadits yang berasal dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda:
"Seandainya aku masih hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa pada tanggal 9 Muharram." (HR Muslim)
Menukil Syarah Riyadhus Shalihin Imam Nawawi yang disyarah Musthafa Dib al Bugha terjemahan Misbah, puasa Tasua yang dikerjakan pada 9 Muharram dimaksudkan sebagai pembeda dengan bangsa Yahudi. Mereka hanya mengerjakan puasa pada hari Asyura, yaitu 10 Muharram.
Sementara itu, puasa Asyura hukumnya sunnah muakkad atau sangat dianjurkan. Hal ini turut dijelaskan dalam hadits dari Ibnu Abbas RA,
"Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan menyuruh untuk berpuasa pada hari itu." (Muttafaq 'Alaih)
Niat Puasa Tasua dan Asyura
Sebelum mengerjakan puasa Tasua dan Asyura, ada niat yang harus diamalkan muslim. Berikut bacaannya yang dikutip dari buku Meraih Surga dengan Puasa susunan H Herdiansyah Achmad.
1. Niat Puasa Tasua
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ تَاسُعَةَ سُنَّةَ لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma yauma tasu'ata sunnata-lillâhi ta'ala.
Artinya: "Saya berniat puasa Tasu'a sunnah karena Allah Ta'ala."
2. Niat Puasa Asyura
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَأَ سُنَّةَ لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma yauma 'asyûra-a sunnata-lillâhi ta'âla.
Artinya: "Saya berniat puasa Asyura sunnah karena Allah Ta'ala."
Tata Cara Puasa Tasua dan Asyura
Tata cara puasa Tasua dan Asyura sama seperti puasa pada umumnya. Muslim bisa membaca niat puasa Tasua dan Asyura sejak malam setelah salat Isya sampai terbitnya fajar. Sebab, kedua puasa ini tergolong sunnah sehingga tidak masalah membaca niat puasa setelah matahari terbit .
Muslim harus menahan diri sehari penuh dari lapar, haus dan hawa nafsu. Setelah azan Maghrib berkumandang, muslim harus membatalkan puasanya dengan berbuka.
Keutamaan Puasa Tasua dan Asyura
Melansir dari buku Panduan Muslim Sehari-hari yang ditulis Hamdan Rasyid dan Saiful Hadi El Sutha, berikut beberapa keutamaan puasa Tasua dan Asyura bagi muslim.
1. Menghapus Dosa Setahun Lalu
Nabi Muhammad SAW bersabda dalam haditsnya,
"Puasa Arafah menghapus dosa dua tahun yang lalu dan yang akan datang, sementara puasa Asyura menghapus dosa setahun yang lalu." (HR Muslim)
2. Pembeda dengan Puasa Bangsa Yahudi
Puasa Tasua yang dikerjakan pada 9 Muharram menjadi pembeda dengan puasa yan dijalankan oleh bangsa Yahudi. Ini sesuai dengan hadits yang berasal dari Ibnu Abbas RA,
"Nabi SAW datang di Madinah, tiba-tiba beliau mendapati orang-orang Yahudi pada berpuasa Asyura (10 Muharram). Mereka berkata, 'Ini adalah hari kemenangan Musa terhadap Firaun.' Lalu Nabi SAW bersabda kepada sahabat-sahabatnya, "Kamu adalah lebih berhak atas Musa daripada mereka, oleh sebab itu berpuasalah'!" (HR Bukhari)
3. Puasa Terbaik setelah Ramadan
Puasa Tasua dan Asyura dikerjakan pada bulan Muharram. Artinya, kedua amalan ini menjadi puasa terbaik kedua setelah Ramadan sebagaimana sabda Nabi SAW berikut dari Abu Hurairah RA.
"Salat manakah yang lebih utama setelah salat fardhu?", kemudian Rasulullah menjawab, "Yaitu salat di tengah malam." Lalu ada lagi yang bertanya kepadanya, "Puasa manakah yang lebih utama setelah puasa Ramadhan?", dan Rasulullah bersabda, "Puasa pada bulan Allah yang kamu namakan bulan Muharram." (HR Ahmad, Muslim, dan Abu Daud)
4. Mendapat Pahala 10 Ribu Orang Berhaji
Diterangkan dalam Fadha 'Ilul Quqat (Edisi Indonesia) oleh Imam Baihaqi terjemahan Muflih Kamil, pahala puasa Asyura setara dengan pahala 10 ribu orang pergi haji. Dari Ibnu Abbas RA, Nabi SAW bersabda:
"Barangsiapa berpuasa pada hari Asyura, ditulis untuknya pahala ibadah enam puluh tahun termasuk di dalamnya ibadah puasa dan salatnya; barangsiapa berpuasa pada hari Asyura akan diberi pahala sepuluh ribu malaikat; barangsiapa berpuasa di hari Asyura akan diberi pahala yang setara dengan pahala seribu orang yang haji dan umrah; barangsiapa berpuasa di hari Asyura akan diberi pahala sepuluh ribu mati syahid; barangsiapa berpuasa Asyura sesungguhnya ia seperti orang yang memberi makan seluruh orang fakir dari umat Muhammad SAW dan membuat mereka semua kenyang; barangsiapa membelai anak yatim dengan tangannya pada hari Asyura, maka akan diberikan untuknya untuk setiap rambut satu derajat di surga."
(aeb/inf)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026