Sejak awal penciptaannya, manusia telah dianugerahi keyakinan akan adanya kekuatan yang Maha Kuasa. Dalam ajaran Islam, keyakinan tersebut disebut iman.
Menurut buku Pendidikan Agama Islam: Buku Mahasiswa Perguruan Tinggi Umum susunan Dr. Shabri Saleh Anwar, M.Pd.I, iman adalah pondasi utama dalam kehidupan seorang muslim. Rukun iman sendiri mencakup enam hal, yaitu beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta takdir baik dan buruk. Keenam hal tersebut bukan hanya pengetahuan yang dipahami secara teoritis, melainkan harus diwujudkan dalam sikap dan perbuatan nyata sehari-hari.
Imam al-Tahawi dalam al-'Aqidah al-Tahawiyyah menegaskan bahwa rukun iman adalah landasan yang tidak boleh digoyahkan bagi siapa pun yang ingin memperoleh keselamatan di sisi Allah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, iman tidak berhenti pada enam pilar itu saja. Iman memiliki cabang-cabang yang dikenal dengan sebutan Syu'abul Iman.
Pengertian Syu'abul Iman
Menurut buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas X terbitan Kemdikbud oleh Ahmad Taufik dan Nurwastuti Setyowati, Syu'abul Iman berarti cabang iman, yaitu suatu amalan dan perbuatan yang menunjukkan bahwa seseorang benar-benar beriman.
Jumlah keseluruhan syu'abul iman adalah 77 cabang. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ، أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيمَانِ
Artinya: "Iman itu 77 (tujuh puluh tujuh) lebih cabangnya, yang paling utama adalah mengucapkan laa ilaha illallah, dan yang paling kurang adalah menyingkirkan apa yang akan menghalangi orang di jalan, dan malu itu salah satu dari cabang iman." (HR Muslim)
Macam-macam Syu'abul Iman
Masih dari sumber sebelumnya, dijelaskan bahwa para ulama hadits membagi 77 cabang iman ke dalam tiga golongan, yaitu cabang iman yang berkaitan dengan hati, cabang iman yang berkaitan dengan ucapan, dan cabang iman yang berkaitan dengan perbuatan.
1. Syu'abul Iman Berdasarkan Hati (30 cabang)
Hati adalah pusat keyakinan seorang muslim. Orang yang beriman memiliki keselarasan antara hati, ucapan, dan tindakannya. Iman yang sejati adalah keyakinan yang terpatri kuat dalam hati tanpa keraguan sedikit pun.
Tiga puluh cabang iman yang termasuk dalam golongan hati adalah:
- Iman kepada Allah SWT.
- Iman kepada malaikat Allah SWT.
- Iman kepada kitab-kitab Allah SWT.
- Iman kepada rasul-rasul Allah SWT.
- Iman kepada takdir baik dan buruk.
- Iman kepada hari akhir.
- Iman kepada kebangkitan setelah mati.
- Iman bahwa manusia akan dikumpulkan di Yaumul Mahsyar.
- Iman bahwa orang mukmin akan tinggal di surga dan orang kafir di neraka.
- Mencintai Allah SWT.
- Mencintai dan membenci karena Allah.
- Mencintai Rasulullah SAW dan memuliakannya.
- Ikhlas, menjauhi riya dan sifat munafik.
- Bertobat dengan penyesalan dan tekad tidak mengulang dosa.
- Takut kepada Allah SWT.
- Selalu mengharapkan rahmat Allah SWT.
- Tidak berputus asa dari rahmat Allah SWT.
- Bersyukur atas nikmat Allah.
- Menunaikan amanah.
- Sabar.
- Tawadhu dan menghormati yang lebih tua.
- Kasih sayang, termasuk mencintai anak kecil.
- Rida terhadap takdir Allah SWT.
- Tawakal.
- Meninggalkan sifat sombong.
- Tidak dengki dan iri hati.
- Rasa malu.
- Tidak mudah marah.
- Tidak menipu, tidak berburuk sangka, dan tidak merencanakan keburukan.
- Meninggalkan kecintaan berlebihan pada dunia, termasuk harta dan jabatan.
2. Syu'abul Iman Berdasarkan Ucapan (7 cabang)
Lisan seorang muslim harus dijaga agar selalu membawa kebaikan. Cabang iman dalam perkataan meliputi:
- Mengucapkan kalimat thayyibah.
- Membaca Al-Qur'an.
- Menuntut ilmu.
- Mengajarkan ilmu.
- Berdoa.
- Berzikir termasuk istigfar.
- Menjauhi perkataan yang sia-sia.
3. Syu'abul Iman Berdasarkan Perbuatan (40 cabang)
Iman tidak hanya dapat dilihat dari keyakinan, tetapi juga dapat diwujudkan dalam tindakan nyata. Empat puluh cabang iman dalam perbuatan di antaranya:
- Bersuci, termasuk menjaga kebersihan badan, pakaian, dan tempat.
- Menegakkan salat wajib dan sunnah.
- Bersedekah, membayar zakat, memuliakan tamu, membebaskan budak.
- Menunaikan puasa wajib dan sunnah.
- Melaksanakan haji bagi yang mampu.
- Beriktikaf di masjid, mencari lailatul qadar.
- Menjaga agama dan berhijrah.
- Menunaikan nazar.
- Menunaikan sumpah.
- Menyelesaikan kafarat.
- Menutup aurat dalam dan luar salat.
- Menyembelih kurban.
- Mengurus jenazah.
- Membayar utang.
- Menghindari riba dalam muamalah.
- Menjadi saksi yang adil.
- Menikah untuk menjaga kehormatan.
- Menunaikan hak keluarga dan kerabat.
- Berbakti kepada orang tua.
- Mendidik anak dengan baik.
- Menjalin silaturahmi.
- Taat kepada orang tua dan ulama.
- Menegakkan pemerintahan yang adil.
- Mendukung kebenaran.
- Menaati hakim selama tidak bertentangan dengan syariat.
- Memperbaiki hubungan dengan sesama.
- Menolong orang lain dalam kebaikan.
- Amar ma'ruf nahi munkar.
- Menegakkan hukum Islam.
- Berjihad mempertahankan wilayah.
- Menunaikan amanah termasuk harta rampasan perang.
- Membayar utang dan menepati janji.
- Menjaga hak-hak tetangga.
- Mencari rezeki halal.
- Bersedekah, menghindari boros dan kikir.
- Memberi dan menjawab salam.
- Mendoakan orang yang bersin.
- Tidak merugikan orang lain.
- Menghindari senda gurau berlebihan.
- Menyingkirkan gangguan dari jalan.
(inf/lus)
Komentar Terbanyak
Eks Menag Yaqut Tegaskan 2 Rumah Rp 6,5 M yang Disita KPK Bukan Miliknya
KPK Sebut Pejabat Kemenag Tiap Tingkat Dapat Jatah di Kasus Korupsi Kuota Haji
Modus Korupsi Kuota Haji, Calhaj Cepat Berangkat asal Bayar Rp 300 - Rp 400 Juta