Ada banyak dalil yang termaktub dalam Al-Qur'an dan dijelaskan dalam hadits tentang Lailatul Qadar. Dalil ini menjelaskan tentang keutamaan serta tanda-tanda datangnya Lailatul Qadar.
Lailatul Qadar disebutkan sebagai malam istimewa yang terjadi di bulan Ramadan, tepatnya pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadan. Setiap muslim bisa meraih keutamaan dan keberkahan di malam Lailatul Qadar.
Merangkum buku Kedahsyatan Puasa karya M. Syukron Maksum, secara bahasa, Lailatul Qadar berasal dari bahasa Arab "lail" atau "laila" yang berarti malam, dan "qadar" yang berarti ketetapan, kemuliaan, atau kehormatan. Lailatul Qadar dapat diartikan sebagai malam penuh kemuliaan atau malam di mana Allah menetapkan takdir manusia untuk satu tahun ke depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalil Al-Qur'an tentang Lailatul Qadar
1. Surat Al-Qadr
Salah satu dalil utama mengenai Lailatul Qadar terdapat dalam Surah Al-Qadr ayat 1-5,
إِنَّا أَنْزَلْنَهُ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ * وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ * لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مّنْ أَلْفِ شَهْرٍ * تَنَزَّلُ الْمَلَئِكَةُ وَالْرُّوحُ فِيْهَا بِإِذْنِ رَبِهِّمْ مِّنْ كُلِّ أَمْرٍ * سَلَامٌ هِىَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ.
Artinya, "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada Lailatul Qadar. Tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar." (QS Al-Qadar [97]: 1-5)
Dalam ayat ini, Allah SWT menjelaskan bahwa malam Lailatul Qadar merupakan malam yang lebih baik dari seribu bulan, yang berarti ibadah yang dilakukan pada malam ini memiliki pahala yang lebih besar dibanding ibadah selama seribu bulan.
2. Surat Ad-Dukhan Ayat 1-6
حم, وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ، إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ. فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ، أَمْرًا مِنْ عِنْدِنَا ۚ إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ, رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Artinya: "Haa mim. Demi Kitab (Al-Quran) yang menjelaskan, sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul-rasul, sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui," (Q.S. al-Dukhan [44]: 1-6)
Ayat ini menegaskan bahwa Al-Qur'an diturunkan pada malam yang penuh berkah, yaitu Lailatul Qadar, yang juga menjadi momen penting dalam sejarah Islam.
Hadits Rasulullah SAW Tentang Lailatul Qadar
Selain dalam Al-Qur'an, berbagai hadits Rasulullah SAW juga menyebutkan tentang keutamaan dan tanda-tanda Lailatul Qadar:
1. Waktu Terjadinya Lailatul Qadar
Rasulullah SAW bersabda:
"Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits lain yang diriwayatkan Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda,
"Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh hari yang terakhir dari bulan Ramadhan. Bila salah seorang di antara kamu merasakan lemah atau lelah, maka jangan kamu kalah dalam mencarinya pada tujuh malam terakhir (bulan Ramadhan)". (Hadits Shahih, riwayat Muslim: 1989)
2. Lailatul Qadar di Tanggal Ganjil
Rasulullah SAW mengabarkan kepada kami tentang Lailatul Qadar, beliau bersabda: dia (Lailatul Qadar) di bulan Ramadhan di puluhan yang akhir yaitu malam 21, 23, 25, 27 atau malam 29, atau di akhir malam Ramadhan. Barang siapa mengerjakan bangun untuk beribadah pada malam itu karena iman dan mengharap ridho Allah, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang. (HR. Ahmad)
3. Lailatul Qadar di Tanggal 27 Ramadan
Rasulullah SAW menganjurkan untuk mengintai Lailatul Qadar di malam ke-27 Ramadan,
عَنِ ابْنِ عُمَرَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص م. مَنْ كَانَ مُتَحَرِّيْهَا فَلْيَتَحَرَّهَا لَيْلَةَ سَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ (رواه احمد باسناد صحيح)
Artinya: Dari Ibnu 'Umar: Rasulullah SAW bersabda barang siapa yang ingin mengintai malam Lailatul Qadar hendaklah ia mengintai pada malam dua puluh tujuh (HR. Ahmad dengan sanad yang Shahih)
4. Keutamaan Ibadah pada Malam Lailatul Qadar
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang mendirikan sholat pada malam Lailatul Qadar dengan iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Tanda-tanda Lailatul Qadar
Diriwayatkan oleh Ubay bin Ka'ab, Rasulullah SAW bersabda tentang malam Lailatul Qadar,
هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا.
Artinya: "Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam kedua puluh tujuh (dari bulan Ramadhan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru" (HR. Muslim)
6. Berdoa di Malam Lailatul Qadar
اللهم إنك عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُ الْعَفْوَ فاعْفُ عَنِّي» أخرجه الترمذي
Artinya: Dari sayyidah Aisyah RA, ia bercerita, ia pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, jika aku kedapatan menjumpai Lailatul Qadar, bagaimana doa yang harus kubaca?" Rasulullah SAW menjawab, "Bacalah, 'Allāhumma innaka afuwwun karīmun tuhibbul 'afwa fa'fu 'annī'" (HR At-Tirmidzi).
7. Iktikaf di Malam Terakhir Ramadan
Rasulullah SAW menghidupkan sepuluh malam terakhir Ramadan. Aisyah berkata, "Jika masuk sepuluh malam terakhir Ramadan, Rasulullah menghidupkan malam-malamnya, membangunkan keluarganya, dan mengencangkan sabuknya." (HR. Ahmad).
Aisyah RA juga menyatakan, "Rasulullah selalu iktikaf di sepuluh akhir malam Ramadan sampai beliau wafat." (HR. Bukhari).
8. Perbanyak Sedekah
Dari Ibnu Abbas, ia mengatakan, "Rasulullah orang yang paling dermawan dan Rasulullah semakin dermawan saat di bulan Ramadan." (HR. Bukhari).
(dvs/inf)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana