Perawat AS Masuk Islam usai Lihat Keimanan Warga Gaza

Perawat AS Masuk Islam usai Lihat Keimanan Warga Gaza

Kristina - detikHikmah
Selasa, 18 Mar 2025 12:45 WIB
Perawat AS, Wilhelmi Massay, masuk Islam usai melihat keimanan warga Gaza
Perawat AS, Wilhelmi Massay, masuk Islam usai melihat keimanan warga Gaza. Foto: X/@WearThePeaceCo via Middle East Monitor
Jakarta -

Seorang perawat Amerika bernama Wilhelmi Massay tersentuh hatinya menyaksikan keimanan warga Gaza. Ia pun memutuskan masuk Islam, tak lama setelah kunjungannya ke daerah kantong Palestina itu.

Cerita bermula saat pria yang dikenal dengan Willy Masai itu menjadi relawan rumah sakit Gaza selama agresi Israel. Ia bersama empat relawan medis Amerika lainnya bertugas di Rumah Sakit Nasser di Gaza selatan dan di Rumah Sakit Indonesia di utara.

Setiap kali kunjungannya ke Gaza, Masai melihat besarnya keteguhan iman warga setempat meski kehidupannya dihancurkan oleh serangan bom yang tiada henti. Ia menyaksikan orang tua menggendong anaknya yang dibom Israel tetapi masih bisa bersyukur di tengah kondisi itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bayangkan seorang ayah atau ibu menggendong kedua anaknya di dalam kantong plastik setelah Israel mengebom anak tersebut, dan mereka masih berkata, 'Alhamdulillah!' Itulah iman," kata Masai dalam sebuah podcast dikutip dari Middle East Monitor, Selasa (18/3/2025).

Masai menggambarkan hal tersebut sebagai sebuah keyakinan yang "tidak dapat dibom oleh Israel."

ADVERTISEMENT

Sebelum masuk Islam, Masai adalah umat Katolik yang saat itu belajar di sebuah lembaga keagamaan dan ingin menjadi seorang pendeta. Namun, setiap pergi ke Gaza dan menyaksikan keimanan warga Palestina, ia bertanya-tanya kepada dirinya sendiri tentang kehidupan dan Tuhan orang Palestina.

Mayoritas penduduk Palestina beragama Islam. Di Gaza, menurut data Departemen Luar Negeri AS, ada sekitar 2 juta populasi (pada pertengahan 2022) dan sebagian besar dari mereka adalah Muslim Sunni, dan sedikit Syiah dan Ahmadi.

Kondisi yang Terjadi di Gaza

Gaza adalah daerah kantong di Palestina yang menjadi sasaran utama Israel. Konflik di daerah tersebut yang melibatkan Israel dan kelompok pejuang kemerdekaan Palestina berlangsung sejak lama. Perang yang berubah menjadi genosida pecah setelah Israel melancarkan serangan balasan terhadap Hamas pada 7 Oktober 2023.

Perang tersebut telah merenggut kehidupan warga Gaza. Puluhan ribu nyawa hilang, tempat tinggal, fasilitas umum, termasuk bangunan ibadah hancur.

Sejumlah upaya telah dilakukan untuk mencapai perdamaian, tetapi serangan terus berlangsung. Berbagai upaya kesepakatan gencatan senjata gagal dan berhasil dicapai pada pertengahan Januari 2025. Namun, serangan masih berlanjut.

Kantor berita WAFA melaporkan, Selasa (18/3/2025), pasukan pendudukan Israel melanjutkan genosida di Gaza setelah jeda dua bulan. Serangan udara baru di Jalur Gaza setelah tengah malam menewaskan 131 warga sipil Palestina, termasuk anak-anak dan wanita.

"Pengebomam yang terus berlangsung telah mengakibatkan sedikitnya 131 korban tewas, dan banyak lainnya terluka, termasuk wanita dan anak-anak. Selain itu, banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan yang menjadi sasaran," lapor WAFA.




(kri/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads