Bandara Taif sudah sejak lama diusulkan menjadi bandara alternatif yang bisa digunakan untuk jemaah haji Indonesia. Hal ini kemudian disebut lagi oleh Penasihat Khusus Presiden Bidang Haji, Muhadjir Effendy.
Ia mengatakan bahwa Bandara Taif dapat digunakan sebagai bandara alternatif untuk jemaah calon haji Indonesia yang akan berdampak pada durasi masa tinggal jemaah. Dimana pada penyelenggaraan sebelumnya, masa tinggal jemaah Indonesia reguler di Tanah Suci itu sekitar 40-42 hari termasuk keberangkatan hingga kepulangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hitungan kami itu minimum bisa ditekan jadi 35 hari, bahkan bisa 30 hari. Kalau itu bisa ditekan, itu efeknya multi playernya pasti sangat besar. Dan untuk Taif tidak usah diragukan, iklimnya bagus. Lebih sejuk dibanding Jakarta," ujar Muhadjir dalam acara Milad ke-8 Badan Keuangan Haji (BPKH) pada Jumat (12/12/25) di Jakarta.
Marwan Dasopang, Ketua Komisi VIII juga setuju bahwa dengan mengurangi lama durasi hari haji maka akan menghemat sekian pembiayaan haji.
Bahkan Kepala Bandara Taif sudah memberikan lampu hijau jika Indonesia ingin menggunakannya. Namun, pihak bandara memberikan catatan.
Kata Muhadjir, Kepala Bandara Taif terbuka bagi Indonesia. Namun hanya bisa memberikan jaminan slot 10 penerbangan per hari.
"Tetapi dia nyampaikan langsung kepada kami waktu kami berkunjung, itu akan diberikan slot minimum 10 persen 10 kali per hari. Kalau 10 kali per hari, sementara kita ini kan hanya dapat 11 slot penerbangan per hari, kalau ditambah 10 berarti bisa 20 kali per hari," bebernya.
Secara jarak jika diukur, Bandara Taif ke Makkah hanya berjarak 70 kilometer. Lama tempuh dengan kendaraan hanya memerlukan waktu 47 menit.
"Tempatnya sangat tidak crowded. Ada tempat miqat juga. Selama ini kita di atas pesawat dimintai niat umrah untuk ancang-ancang. Kalau menggunakan Taif itu miqat yang bagus dan cocok untuk Indonesia," ujar dia.
Saat ini, Bandara Taif telah melayani penerbangan dari 11 maskapai internasional dan domestik, termasuk dari Iran, Mesir, dan Qatar. Namun, membutuhkan sejumlah penyesuaian, terutama terkait kapasitas terminal internasional yang saat ini hanya mampu menampung sekitar 500 penumpang.
(aeb/erd)












































Komentar Terbanyak
Benarkah Malaikat Tidak Masuk Rumah yang Ada Anjingnya? Ini Penjelasan Ulama
7 Adab terhadap Guru Menurut Ajaran Rasulullah dan Cara Menghormatinya
Apa Bedanya Habib, Syekh, Kyai, Ustaz, dan Gus? Ini Penjelasannya