Ciri Muslim Rajin Ibadah tapi Tak Menghapus Dosa, Ini Penjelasan Buya Yahya

Ciri Muslim Rajin Ibadah tapi Tak Menghapus Dosa, Ini Penjelasan Buya Yahya

Devi Setya - detikHikmah
Rabu, 11 Des 2024 07:15 WIB
pria muslim berdoa
Foto: Getty Images/iStockphoto/FOTOKITA
Jakarta -

Islam mewajibkan setiap umatnya untuk beribadah sesuai syariat. Namun, ada golongan muslim yang rajin ibadah tapi tak menghapus dosanya.

Ibadah seperti salat, puasa di bulan Ramadan, membayar zakat dan pergi haji adalah ibadah wajib. Setiap ibadah ini memiliki keutamaan dan balasan kebaikan dari Allah SWT.

Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur'an surat An-Nahl ayat 97,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

ADVERTISEMENT

Melalui ayat ini, Allah SWT menjanjikan keutamaan yang bisa diraih oleh muslim yang rajin beribadah. Namun dalam kenyataannya, ada seorang yang rajin beribadah namun tidak bisa menghapus dosa-dosanya.

Prof. KH.Yahya Zainul Ma'arif, Lc., M.A., Ph.D. atau yang akrab disapa Buya Yahya menjelaskan perkara ini melalui tayangan video lewat YouTube channel Al-Bahjah TV, Jumat (6/12/2024).

Sosok yang merupakan pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah, Cirebon ini mengatakan bahwa akan ada ahli ibadah yang masuk neraka karena tidak menghadirkan tafakur dalam beribadah.

Tafakur artinya adalah merenung dan memastikan bahwa ibadah yang sedang dikerjakan adalah semata-mata karena dan untuk Allah SWT semata. Buya Yahya mengatakan banyak orang yang melakukan ibadah sekaligus maksiat.

"Dosa iya, ibadah iya. Ibadahnya tidak bisa menghapus dosanya. Sepertinya dia beribadah, ternyata hasilnya ada dosa karena dia tidak merenungi ibadahnya," kata Buya Yahya.

Lebih lanjut Buya Yahya juga memberi contoh ibadah yang dapat mengganjal.

"Mungkin ada orang haji dan umrah bolak-balik tapi lupa waris belum dibagi, sehingga umrahnya dengan bagian dari rebutan waris. Mau dapat pahala dari mana? Surga mana yang didapat orang itu," tegas Buya Yahya.

Buya Yahya juga mengatakan ada orang yang ahli ibadah namun amalannya tidak diterima oleh Allah SWT. "Bisa saja salatnya bukan karena Allah SWT, bajunya haram dan sebagainya," lanjut Buya Yahya.

"Atau mungkin ada seorang yang tampak beribadah khusyuk (sampai) menangis di masjid, ternyata di rumahnya ada ibunya yang menangis oleh dia. Maka dia sebetulnya anak durhaka yang lagi sholat di masjid. Berarti dia ahli neraka yang lagi nongkrong di masjid, karena dia tidak merenungi (tafakur)," lanjut Buya Yahya.

Buya Yahya menjelaskan ada orang yang tampak ibadah, ahli puasa, ahli sholat, di saat dia berlenggang menuju surga ternyata di akhirat dituntut oleh orang-orang yang menginginkan dia agar tidak masuk surga.

"Lalu ditanya, siapa kalian? Rupanya orang-orang itu berkata, aku anaknya si Fulan itu. Dia rajin ibadah, rajin tahajud, rajin puasa, rajin haji, rajin umrah, tapi aku tidak dididik dengan benar, sehingga aku tidak mengenal engkau ya Allah, sehingga aku bermaksiat gara-gara ibuku terlalu sibuk ibadah, tidak sempat ngurusi aku," kata Buya Yahya.

Jarang Ibadah tapi Meninggal Khusnul Khatimah

Dalam kesempatan lain, Buya Yahya juga menjelaskan golongan orang yang tampak jarang melakukan ibadah tapi meninggal dalam keadaan husnul khatimah yakni mati dalam keadaan baik.

"Tidak ada yang tahu kapan kita mati. Ada orang jarang salat tapi matinya mulia, itu sebenarnya nasib seorang manusia tidak ada yang tahu," kata Buya Yahya.

Buya Yahya menjelaskan dengan mencontohkan sebuah perkara. "Bisa saja dalam kesehariannya dia mabuk tapi begitu langkahnya masuk ke masjid dia taubat, meninggal, dicabut nyawanya maka husnul khatimah, beruntung dia. Karena orang yang bertaubat seperti tidak punya dosa," beber Buya Yahya.

"Banyak contohnya pemabuk, penjudi pertama kali ke masjid lalu dia meninggal, maka husnul khatimah. Tapi tidak boleh kita contoh dari segi tidak baiknya, nanti jangan-jangan kita mati duluan ketika dalam keadaan mabuk. Jadilah orang yang hablum minannas baik dan hablum minallahnya juga harus baik," jelasnya.

Buya Yahya juga menegaskan bahwa kematian yang husnul khatimah atau suul khatimah sebenarnya adalah urusan Allah SWT. Manusia tidak berhak ikut campur dan menilai kematian seseorang

"Urusan mati baik atau tidak baik itu urusan Allah. Tugas kita makanya harus selalu husnuzan (berprasangka baik)."

Buya Yahya menegaskan untuk tidak berprasangka buruk pada setiap kematian seseorang. Sebaiknya, jika ada orang yang meninggal dunia maka tugas muslim yang masih hidup adalah mendoakan kebaikan untuknya.

"Jangan suudzon pada orang yang sudah meninggal, itu urusan Allah. Makanya kalau ada orang meninggal dunia, mari kita doakan semoga Allah mengampuni dosanya," pungkas Buya Yahya.




(dvs/lus)

Hide Ads