Sejarah Pusat Peradaban Islam ketika Mencapai Masa Keemasan

Sejarah Pusat Peradaban Islam ketika Mencapai Masa Keemasan

Yusuf Alfiansyah Kasdini - detikHikmah
Senin, 18 Nov 2024 08:00 WIB
Three camels in the desert during sunset
Foto: Getty Images/jacquesvandinteren
Jakarta -

Periode tahun 750 M hingga 1258 M dikenal sebagai salah satu era paling gemilang dalam sejarah Islam, yaitu masa Dinasti Abbasiyah. Dalam kurun waktu yang sangat panjang ini, Dinasti Abbasiyah tidak hanya berhasil membangun sebuah kekhalifahan yang kuat secara politik, tetapi juga membawa peradaban Islam menuju puncak kejayaan yang belum pernah dicapai oleh dinasti-dinasti sebelumnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip dari buku Selayang Pandang Dinasti Abbasiyah tulisan Rizem Aizid, pusat peradaban islam ketika mencapai masa keemasan terdapat di Dinasti Abbasiyah , dimana pada saat itu para sejarawan kerap menyebut era Dinasti Abbasiyah sebagai "The Golden Age of Islam."

Keberhasilan ini menjadikan masa kekhalifahan Abbasiyah sebagai era yang benar-benar spesial, di mana Islam mengalami kemajuan yang luar biasa, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan. Sebuah masa di mana pusat peradaban Islam tidak hanya mengungguli masa kejayaan Dinasti Umayyah sebelumnya, tetapi juga menjadi pusat ilmu pengetahuan dunia.

ADVERTISEMENT

Berbeda dengan banyak peradaban lain yang mendefinisikan kejayaannya dari luasnya wilayah kekuasaan, Dinasti Abbasiyah membuktikan bahwa kekuatan sebuah peradaban sesungguhnya terletak pada kemajuan ilmu pengetahuan yang dikelola oleh masyarakatnya.

Kemajuan yang dicapai di masa keemasan Islam ini tidak lepas dari perhatian besar Dinasti Abbasiyah terhadap ilmu pengetahuan. Kejayaan yang ditorehkan pada masa ini mencakup berbagai capaian luar biasa, terutama dalam bidang keilmuan, yang menjadi pilar utama sebuah peradaban besar.

Seputar Dinasti Abbasiyah

Menurut Suyuthi Pulungan dalam bukunya Sejarah Peradaban Islam, Dinasti Abbasiyah adalah salah satu dinasti besar dalam sejarah peradaban Islam. Nama Abbasiyah sendiri berasal dari nama Al-Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim, paman Nabi Muhammad SAW. Keturunan Abbasiyah merasa lebih berhak atas kekhalifahan peradaban islam dibandingkan dengan Bani Umayyah karena mereka berasal dari cabang Bani Hasyim yang memiliki hubungan darah lebih dekat dengan Nabi Muhammad SAW.

Pendiri Dinasti Abbasiyah adalah Abdullah Al-Saffah bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas, yang lebih dikenal sebagai Abu Al-Abbas Al-Saffah. Kekhalifahan ini berdiri pada tahun 132 H atau 750 M dan berlangsung selama lebih dari lima abad hingga tahun 1258 M. Selama masa pemerintahannya, Dinasti Abbasiyah berpusat di kota Baghdad dan dikenal sebagai salah satu peradaban Islam terbesar dan terpanjang dalam sejarah Islam kuno.

Secara politik, Dinasti Abbasiyah dianggap sebagai kelanjutan dari kekhalifahan Bani Umayyah, meskipun bukan sebagai perpanjangan langsung karena mereka berbeda. Dinasti ini mendapatkan dukungan kuat dari rakyat karena berhasil mengangkat isu-isu kebobrokan yang terjadi pada pemerintahan Bani Umayyah.

Selain itu, klaim bahwa keturunan Bani Hasyim lebih layak untuk memegang kekuasaan turut memperkuat posisi Dinasti Abbasiyah. Dukungan juga diperoleh dari kalangan Alawiyin dan Syiah yang menjadi sekutu politik dalam memuluskan transisi kekuasaan.

Masa Pemerintahan Dinasti Abbasiyah

Selama Dinasti Abbasiyah memegang kekuasaan bukan berarti pemerintahannya selalu sama tetapi selalu berbeda menurut khalifah yang berkuasa pada saati itu. Pergantian waktu, kondisi politik, sosial, dan budaya menjadi faktor utama yang memengaruhi perubahan dalam pemerintahan ini.

Dalam buku Sejarah Terlengkap Peradaban Islam karangan Abdul Syukur al-Azizi, para sejarawan kemudian membagi masa kekuasaan Dinasti Abbasiyah menjadi lima periode besar yang menunjukkan berbagai pengaruh dari kekuatan lain.

1. Periode pertama (132 H/750 M–232 H/847 M)

Masa ini dikenal sebagai periode pengaruh Persia pertama.

2. Periode kedua (232 H/847 M–334 H/945 M)

Periode ini dikenal dengan masa pengaruh Turki pertama.

3. Periode ketiga (334 H/945 M–447 H/1055 M)

Pada masa ini, kekuasaan Dinasti Abbasiyah berada di bawah dominasi dinasti Buwaih. Karena itu, masa ini juga disebut sebagai pengaruh Persia kedua.

4. Periode keempat (447 H/1055 M–590 H/1194 M)

Masa ini adalah era dominasi Dinasti Bani Seljuk dalam pemerintahan Abbasiyah. Turki kembali menjadi kekuatan yang sangat berpengaruh dalam sistem politik kekhalifahan di periode ini.

5. Periode kelima (590 H/1194 M–656 H/1258 M)

Periode terakhir ini ditandai dengan lemahnya kekuasaan pusat dan hanya efektif di sekitar wilayah Baghdad. Masa ini menunjukkan fase akhir kekhalifahan Abbasiyah hingga keruntuhannya.

Masa Keemasan Islam Saat Dipimpin Dinasti Abbasiyah

Dinasti Abbasiyah dikenal sebagai salah satu periode paling gemilang dalam pusat peradaban islam. Mengutip dari sumber sebelumnya, Masa keemasan islam saat dipimpin oleh Dinasti Abbasiyah terjadi pada era pemerintahan Harun Ar-Rasyid, dan Al-Ma'mun, di mana peradaban Islam berkembang sangat pesat. Berikut ulasannya.

Khalifah Harun Ar-Rasyid

Pada masa kepemimpinan Khalifah Harun Ar-Rasyid, Dinasti Abbasiyah mencapai masa keemasan Islam yang dikenal sebagai "The Golden Age of Islam". Berikut adalah beberapa pencapaian gemilang yang terjadi di bawah pemerintahannya mengutip buku Pesona Baghdad & Andalusia karangan Rizem Aizid:

1. Kejayaan politik yang luar biasa

Harun Ar-Rasyid berhasil memperluas wilayah kekuasaan Dinasti Abbasiyah. Ia mampu menaklukkan berbagai kerajaan yang sebelumnya tidak berhasil ditundukkan oleh para khalifah sebelumnya, termasuk Imperium Romawi.

2. Keberhasilan ekonomi yang luar biasa

Di bidang ekonomi, era Harun Ar-Rasyid dikenal sebagai masa paling makmur dalam sejarah Abbasiyah. Perekonomian Islam mencapai puncak kejayaan, sehingga kejayaan ekonomi pada masanya sering dibandingkan dengan keangguhan Kekaisaran Bizantium.

3. Hubungan diplomatik yang kuat

Dalam hal hubungan internasional, Harun Ar-Rasyid menunjukkan kebijakan yang cerdas. Ia menjalin hubungan diplomatik dengan dinasti-dinasti besar di Timur dan Barat, termasuk menerima utusan dari Kaisar Tiongkok dan Penguasa Prancis Karel Agung.

4. Revolusi kesehatan dan pendidikan dokter

Harun Ar-Rasyid mendirikan rumah sakit, sekolah kedokteran, dan lembaga farmasi. Pada masa itu, terdapat sekitar 800 dokter yang bertugas untuk merawat kesehatan masyarakat saat itu.

5. Puncak kemajuan ilmu pengetahuan, seni, dan kebudayaan

Masa Harun Ar-Rasyid sering disebut sebagai masa keemasan Islam dalam bidang ilmu pengetahuan dan seni. Berbagai cabang ilmu berkembang pesat, termasuk astronomi, matematika, dan filsafat.

Khalifah al-Ma'mun

Pada masa pemerintahan Khalifah Al-Ma'mun, Dinasti Abbasiyah mencapai puncak kejayaannya di berbagai bidang. Berikut adalah beberapa prestasi yang diraih selama masa pemerintahannya seperti yang dikutip dari sumber sebelumnya:

1. Stabilitas di bidang politik

Al-Ma'mun berhasil menciptakan stabilitas politik setelah mengatasi pemberontakan yang muncul akibat konflik dengan saudaranya, Al-Amin. Melalui upayanya, keamanan dan ketertiban dalam pemerintahan berhasil dipulihkan, meski sebelumnya sempat terjadi gejolak akibat pergantian kekuasaan akibat peristiwa kudeta saudaranya.

2. Kebebasan di bidang agama

Pada masanya, Al-Ma'mun menjunjung tinggi kebebasan beragama. Ia tidak memaksakan rakyat untuk memeluk agama Islam dan justru sangat toleran terhadap agama lain. Bahkan, masyarakat non-Muslim yang berada di bawah kekuasaannya dilindungi serta diberikan hak-hak sebagai warga.

3. Kemajuan di bidang pertanian

Dengan terciptanya suasana aman dan nyaman, Al-Ma'mun mendorong perkembangan sektor pertanian yang signifikan. Dukungan terhadap para petani menghasilkan lonjakan hasil pertanian yang memengaruhi kemakmuran wilayah kekuasaan Dinasti Abbasiyah.

4. Perdagangan yang meluas

Perdagangan menjadi salah satu pilar ekonomi Dinasti Abbasiyah. Al-Ma'mun berhasil meningkatkan jaringan perdagangan hingga ke berbagai wilayah.

5. Kejayaan ilmu pengetahuan

Masa pemerintahan Al-Ma'mun sering disebut sebagai "The Golden Age of Islam" karena perhatian besar sang khalifah terhadap ilmu pengetahuan. Baghdad disulap menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan dunia, berkat berbagai lembaga pendidikan dan penelitian yang didirikan pada masa itu.

6. Kemajuan di bidang kesehatan

Di bidang kesehatan, Al-Ma'mun mendirikan rumah sakit dan laboratorium kedokteran. Para dokter juga diwajibkan menjalani pelatihan dan ujian sebelum diizinkan berpraktik.




(lus/lus)

Hide Ads